Destruksi Basah Destruksi Kering

penggunaan energinya tidak lepas dari pengaruh kalsium http:en.wikipedia.orgwikiSpinachCalcium, 2010.

2.7 Metode Destruksi

Dalam suatu analisa kuantitatif terkadang dilakukan destruksi terhadap zat bahan pemeriksaan terlebih dahulu. Destruksi merupakan suatu cara untuk merusak atau merombak suatu zat menjadi zat lain yang dapat menunjukkan identifikasi terhadap salah satu unsur yang terdapat dalam zat aslinya dan biasanya menggunakan bahan- bahan zat oksidator Sari, F. 1992.

2.7.1 Destruksi Basah

Metode destruksi basah dilakukan dengan memanaskan sampel sampel organik biologis dengan asam-asam pekat atau bahkan campuran dari asam-asam tersebut.Jika asam yang digunakan cukup untuk mengoksidasi, maka sampel yang dipanaskan dalam suhu yang cukup tinggi, dan jika pemanasan dilanjutkan dalam waktu yang lama, maka sebagian besar dari sample telah teroksidasi dengan sempurna Almatsier, 1987. Destruksi basah pada prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk mendestruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud menghindari kehilangan mineral akibat penguapan.Pada tahap selanjutnya, proses sering kali berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam perklorat atau hidrat peroksida.Destruksi basah pada umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, tembaga, timah hitam, timah putih dan seng. Ada tiga macam cara kerja destruksi basah yang dapat dilakukan, yaitu : 1. Destruksi basah menggunakan HNO 3 dan H 2 SO 4 2. Destruksi basah menggunakan HNO 3 , H 2 SO 4 dan HClO 4 3. Destruksi basah menggunakan HNO 3 , H 2 SO 4 dan H 2 O 2 Apriyanto, A. 1989 Universitas Sumatera Utara Keuntungan metode destruksi basah dengan menggunakan pelarut asam nitrat yaitu metodenya sederhana, oksidasinya kontiniu dan cepat, serta unsur-unsur yang diperoleh mudah larut sehingga dapat ditentukan dengan metode analisis tertentu. Kekurangan metode ini adalah reaksi yang terjadi berlangsung kuat dan dapat membuat residu keluar, maka dalam pelaksanaan pemanasan harus lebih berhati-hati Raimon, 1992.

2.7.2 Destruksi Kering

Destruksi kering merupakan penguraian perombakan senyawa organik dalam sampel menjadi anorganik dengan cara pengabuan dengan suhu pemanasan tertentu Raimon, 1992. Untuk menentukan suhu pengabuan dengan metode destruksi kering, terlebih dahulu ditinjau jenis bahan yang akan dianalisis. Bila logam yang terbentuk bersifat menguap, seperti halnya dalam analisis unsur kadmium dan kromium maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik, disebabkan pada suhu tinggi bahan-bahan organik ini sudah habis menguap. Semakin rendah suhu pengabuan, semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk proses pendestruksian, sedangkan bila suhu pengabuan makin tinggi maka semakin besar pula kemungkinan kehilangan unsur analit karena penguapan disamping karena terbentuknya senyawa hasil destruksi yang sukar larut. Kekurangan destruksi ini yaitu memerlukan waktu yang cukup lama, penggunaan tanur listrik yang membutuhkan biaya banyak karena harus dinyalakan lama sehingga menyebabkan tingginya biaya listrik http:www.pkm.dikti.net, 2010.

2.8 Spektroskopi Serapan Atom