Penanganan polip nasi adalah obat-obatan, pembedahan atau kombinasi antara keduanya. Pembedahan merupakan pengangkatan polip dari rongga hidung
atau pembedahan yang lebih ekstensif melibatkan sinus-sinus paranasal Bateman 2003.
Tujuan dari penanganan polip nasi adalah untuk mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi ukuran polip nasi sehingga meredakan gejala hidung
tersumbat, beringus, perbaikan dalam drainase sinus, restorasi penciuman dan pengecapan Newton 2008.
2.8 Kerangka Teori dan Konsep
FAKTOR PENYEBAB
Non-alergi Intoleransi Aspirin
Polip nasi Alergi
FAKTOR GENETIK
Bedah Cilliary dyskinesia
syndrome
Medikamentosa Cystic fibrosis
Young syndrome Sinusitis alergi jamur
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan design Case series dari data sekunder di RSUP H. Adam Malik Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan mulai Januari 2010 sampai dengan Desember 2010. Alasan
dilakukannya penelitian karena RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit sentra pendidikan program Magister dan Spesialis Ilmu Kesehatan THT-KL dan
tersedia data rekam medis yang dapat diakses.
3.3 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel, Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Seluruh data penderita dengan diagnosa polip nasi yang datang berobat ke poliklinik THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan sejak Januari 2010
sampai dengan Desember 2010.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh populasi.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Besar sampel
Penentuan besar sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan lamanya waktu, yaitu jumlah penderita dengan diagnosa polip nasi di RSUP H. Adam
Malik Medan sejak Januari 2010 sampai Desember 2010.
3.3.4 Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel penelitian adalah secara retrospektif dengan melihat rekam medik yaitu seluruh penderita polip nasi yang datang ke bagian THT-KL
FK USU RSUP H. Adam Malik Medan sejak bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Polip nasi adalah suatu proses inflamasi kronis pada mukosa hidung dan
sinus paranasi yang ditandai dengan adanya massa yang edamatous pada rongga hidung Erbek et al 2007. Massa polipoid, licin, berwarna pucat
keabu-abuan yang kebanyakan berasal dari meatus media dan prolaps ke kavum nasi Newton et al 2008. Diagnosa polip nasi ditegakkan
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan THT, pemeriksaan nasoendoskopi.
Umur adalah usia penderita polip nasi sesuai yang tercatat pada kartu status dan dihitung dalam tahun menurut ulang tahun terakhir.
Perhitungannya berdasarkan kalender Masehi
Jenis kelamin sesuai dengan yang tercatat pada rekam medis yaitu laki-laki atau perempuan
Universitas Sumatera Utara
Keluhan Utama dan keluhan tambahan adalah keadaan atau kondisi yang
menyebabkan penderita datang berobat sesuai dengan yang tercatat pada rekam medis:
1. Sumbatan hidung
2. Ingus encer
3. Post nasi drip
4. Anosmia dan hiposmi
Stadium adalah perkembangan suatu proses penyakit berdasarkan menurut
Mackay dan Lund. Terdiri dari 4 stadium. 1.
Stadium 0, bila tidak ada polip di kavum nasi 2.
Stadium 1, bila polip terbatas di meatus media 3.
Stadium 2, bila polip sampai dibawah meatus media 4.
Stadium 3, polip masif
Histopatologi adalah hasil pemeriksaan dari suatu tumor jinak atau ganas yang sediaannya diambil dari jaringan biopsi atau hasil operasi dan dilihat
dibawah mikroskop oleh seorang ahli patologi.
Penatalaksanaan adalah pengobatan atau tindakan yang diberikan terhadap penderita sesuai penyakitnya, dibedakan atas:
1. Medikamentosa
2. Bedah
Universitas Sumatera Utara
3.5 Kerangka Kerja