Uji Organoleptik Pembahasan Pembuatan Manisan Mangga(Mangifera Indica L.) Dengan Memanfatkan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini (Mangifera Odorata G.) Menggunakan Hcl 30%

nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Perendamanan manisan akan membuat kadar gula dalam buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba perusak sehingga buah akan lebih tahan lama Muaris, 2003. Ada dua jenis manisan, antara lain manisan basah dan manisan kering. Manisan basah adalah manisan yang diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula. Manisan basah mempunyai kandungan air yang lebih banyak dan penampakan yang lebih menarik karena mirip dengan buah aslinya. Manisan ini biasanya dibuat dari buah yang keras. Sedangkan manisan kering adalah manisan yang diperoleh setelah buah ditiriskan kemudian dijemur hingga kering. Manisan kering memiliki daya simpan yang lebih lama, kadar air yang lebih rendah, dan kadar gula yang lebih tinggi. Manisan kering biasanya dibuat dari buah yang teksturnya lunak Fatah, 2004.

2.7 Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan hasil reaksi fisikologik berupa tanggapan atau kesan mutu oleh panelis. Panelis adalah sekelompok orang yang bertugas menilai sifat atau kualitas bahan berdasarkan kesan subyektif. Panelis dapat dibagi menjadi enam kelompok yaitu panelis pencicipan perorangan, panelis pencicipan terbatas, panelis terlatih, panelis agak terlatih, dan panelis konsumen. Pengujian bahan pangan dengan panelis agak terlatih sering dilakukan karena tidak memerlukan panelis yang memiliki kepekaan tinggi. Panelis agak terlatih biasanya merupakan sekelompok mahasiswa atau staf peneliti 15 sampai 25 orang yang mengetahui sifat-sifat sensorik dari contoh yang dinilai melalui penjelasan atau latihan sekedarnya Soekarto, 1985. Tes yang paling umum digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan sampel adalah skala hedonik. Istilah hedonik didefinisikan sebagai yang berkaitan dengan kesenangan. Skala mencakup serangkaian pernyataan atau titik dimana panelis menyatakan tingkat suka atau tidak suka untuk sampel. Skala yang paling umum adalah skala hedonik 9 poin, mulai dari amat sangat suka like extremely, “sangat suka like very much”, “suka like moderately”, “kurang suka like slightly”, “antara suka atau tidak suka neither like nor dislike”, “sedikit tidak suka dislike slightly”, “tidak suka dislike moderately”, “sangat tidak suka dislike very much”, dan “amat sangat tidak suka dislike extremely”. Sampel dikodekan dan disajikan dalam gaya presentasi identik. Urutan presentasi sampel secara acak untuk masing-masing panelis dan dapat disajikan secara bersamaan atau satu per satu Larmond, 1991 . BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-Alat

- Neraca Analitik Mettler Toledo - Oven Memmert - Blender - Gelas Ukur Pyrex - Gelas Beaker Pyrex - Corong - Kertas Saring - Labu Erlenmeyer Pyrex - Botol Akuades - Hot Plate - Indikator Universal Merck - Tanur Gallenkamp - Batang Pengaduk Pyrex - Penangas Air Fisons - Aluminium Foil - Pipet Volume Pyrex - Labu Takar Pyrex - Tabung Reaksi Pyrex - Spektrofotometer Genesys 20 - Termometer Fisher - Inkubator Fisher

3.1.2 Bahan-bahan

- Etanol 96 E. Merck - H 2 SO 4p - NaOH E. Merck E. Merck - HCl p - Na-sitrat E. Merck E. Merck - Na 2 CO 3 - CuSO E. Merck 4 .5H 2 - KNaC O E. Merck 4 H 4 O 6 .4H 2 - Na O E. Merck 2 SO 4 - NH E. Merck 4 6 Mo 7 O 24 .4H 2 - Na O E. Merck 2 HAsO 4 .7H 2 - NaHCO O E. Merck 3 - C E. Merck 6 H 12 O 6 - Akuades E. Merck - Kulit Buah Kuini - Buah Mangga Udang - Gula Pasir 3.2 Prosedur Penelitian 3.2.1 Pengambilan Sampel Sampel berupa kulit buah kuini diperoleh dari pedagang jus Setiabudi, yang dikumpulkan dan diambil secara acak sederhana. Sedangkan buah mangga udang diperoleh dari pasar Tavip Binjai. Tanaman kuini dengan spesies Mangifera odorata dan tanaman mangga dengan spesies Mangifera indica L.. 3.2.2 Pembuatan Larutan 3.2.2.1 Larutan H 2 SO 4 1,25 N Dimasukkan 8,5 mL H 2 SO 4P ke dalam labu takar 250 mL, kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda. 3.2.2.2 Larutan NaOH 1,25 N Dilarutkan 12,5 g NaOH dengan akuades, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan akuades sampai garis tanda. 3.2.2.3 Larutan NaOH 10 Dilarutkan 10 g NaOH dengan akuades, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan dengan akuades sampai garis tanda. 3.2.2.4 Larutan HCl 30 Dimasukkan 203 mL HCl 37 ke dalam labu takar 250 mL, kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda.

3.2.2.5 Pereaksi Benedict

Dengan bantuan pemanasan, dilarutkan 173 g Na-sitrat dan 100 g Na 2 CO 3 Dilarutkan 17,3 g CuSO dalam 800 mL air. Disaring, kemudian ditambahkan akuades sampai volume larutan menjadi 850 mL Larutan I. 4 .5H 2 O dalam 100 mL air dipanaskan bila perlu. Bila larutan di atas sudah dingin, maka secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam larutan I. Kemudian ditambahkan dengan akuades sampai 1 liter.

3.2.2.6 Pereaksi Nelson Nelson A :

Dilarutkan 12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle K-Na-Tartrat, 10 g Natrium Bikarbonat, dan 100 g Natrium Sulfat anhidrat dalam 300 mL akuades dan diencerkan sampai 500 mL. Nelson B : Dilarutkan 7,5 g CuSO 4. 5H 2 Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian larutan Nelson A dan 1 bagian Nelson B. Pencampuran dilakukan setiap kali akan digunakan. O dalam 50 mL akuades dan ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat.

3.2.2.7 Larutan Arsenomolibdat

Dilarutkan 25 g ammonium molibdat dalam 450 mL akuades dan ditambahkan 25 mL H 2 SO 4 p. Pada tempat yang lain, dilarutkan 3 g Na 2 HAsO 4. 7H 2 Disimpan dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 O dalam 25 mL akuades, kemudian dituangkan larutan ini ke dalam larutan pertama. o C selama 24 jam. Larutan pereaksi ini dapat digunakan setelah masa inkubasi dan berwarna kuning.

3.2.3 Cara Kerja

3.2.3.1 Isolasi dan Analisis Kadar Selulosa Kulit Buah Kuini Sebanyak 1000 g kulit buah kuini dihaluskan, dikeringkan, kemudian ditimbang. Ditambahkan 1500 mL etanol 96, direndam selama 1 jam, lalu disaring. Ditambahkan 1500 mL H 2 SO 4 1,25 N, dipanaskan selama 30 menit lalu disaring. Residu dicuci dengan akuades panas hingga pH netral. Kemudian ditambahkan 1500 mL NaOH 1,25 N, dipanaskan selama 30 menit lalu disaring. Residu dicuci dengan akuades panas hingga pH netral. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 110ºC dan ditimbang. Diambil 5 g, lalu diabukan dalam tanur pada suhu 600ºC selama 3 jam, dan ditimbang. 3.2.3.2 Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini dan Analisis Glukosa Hasil Hidrolisis Secara Kualitatif Dimasukkan 27,413 g selulosa yg telah diisolasi dari kulit buah kuini ke dalam labu Erlenmeyer. Ditambahkan 22 mL HCl 30, ditutup dengan aluminium foil dan didiamkan selama 30 menit. Kemudian ditambahkan 200 mL akuades dan direfluks selama 1 jam, didinginkan dan disaring. Dimasukkan filtrat ke dalam labu ukur 250 mL, ditambahkan NaOH 10 hingga pH netral, ditambahkan akuades sampai garis tanda. Dipipet 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5 mL pereaksi Benedict, dipanaskan hingga terbentuk endapan merah bata.

3.2.3.3 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Larutan Glukosa Standar

Ditimbang 1 g glukosa anhidrat dan dilarutkan dengan akuades hingga volume 1000 ml larutan glukosa 1000 ppm atau 1 mgmL. Dipipet 5 ml larutan glukosa 1 mgmL lalu diencerkan dengan akuades sampai volume 100 mL larutan glukosa 0,05 mgmL. Selanjutnya dipipet 1 mL larutan glukosa 0,05 mgml ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 mL pereaksi Nelson, ditutup dengan kapas dan dipanaskan pada waterbath selama 30 menit, kemudian didinginkan. Ditambahkan 1 mL larutan arsenomolibdat lalu digojog hingga semua endapan larut. Kemudian ditambahkan 7 mL akuades, digojog hingga homogen, diukur serapannya pada panjang gelombang 600 – 800 nm. Maka diperoleh panjang gelombang maksimum Lampiran 1.

3.2.3.4 Penyiapan Kurva Glukosa Standar

Disiapkan larutan glukosa standar dalam beberapa tabung reaksi dengan variasi konsentrasi dari 0,02 – 0,20 mgmL. Ditambahkan 1 mL larutan Nelson kemudian dipanaskan selama 30 menit dan didinginkan. Ditambahkan 1 mL larutan arsenomolibdat dan digojog hingga semua endapan larut. Ditambahkan 7 mL akuades lalu digojog hingga homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang 740 nm. Kemudian dibuat kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi gula standar dan absorbansi.

3.2.3.5 Analisis Kadar Glukosa Sampel

Dipipet 1 mL filtrat netral dan diencerkan dalam labu takar 10 mL sebanyak tiga kali. Dipipet 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 mL larutan Nelson kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit dan didinginkan. Ditambahkan 1 mL larutan arsenomolibdat dan digojog. Ditambahkan 7 mL akuades lalu digojog hingga homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang 740 nm.

3.2.3.6 Pembuatan Manisan Mangga

Buah mangga, yang telah disortasi, dikupas kulitnya dan dicuci bersih. Sebanyak 100 g daging buah mangga kemudian dipotong dengan ukuran 2 x 6 cm. Potongan buah mangga tersebut direndam dalam larutan kapur 10 selama 1 jam. Ditiriskan dan dicuci dengan air bersih. Direndam dalam campuran larutan gula pasir dan larutan glukosa yang telah dipanaskan dan konsentrasinya divariasikan dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2, 1:3, dan 0:1 dimana total konsentrasi campuran tersebut adalah 40.

3.2.3.7 Penentuan Nilai Organoleptik

Penentuan nilai organoleptik dilakukan dengan menggunakan uji hedonik uji kesukaan berdasarkan Elisabeth Larmond, dengan skala 5 poin untuk mengetahui mana yang lebih disukai panelis terhadap rasa, warna, dan aroma dari manisan mangga. Pengujian dilakukan oleh 15 orang panelis. Panelis diberi formulir penilaian organoleptik dengan skala 1-5 dengan kriteria: Tabel 3.1 Skala Uji Hedonik Skala Hedonik Skala Numerik Amat Sangat Suka 5 Sangat Suka 4 Suka 3 Kurang Suka 2 Tidak Suka 1 Dihaluskan Dikeringkan Ditambahkan 1500 mL etanol 96 Direndam selama 1 jam Disaring Dicuci dengan akuades panas hingga pH netral Ditambah 1500 mL NaOH 1,25 N Dipanaskan selama 30 menit Disaring Ditambah 1500 mL H 2 SO 4 1,25 N Dipanaskan selama 30 menit Disaring Dicuci dengan akuades panas hingga pH netral Dikeringkan pada suhu 110 o C Ditimbang Diambil 5 g Diabukan pada suhu 600ºC Ditimbang 3.3 Bagan Penelitian 3.3.1 Isolasi dan Analisis Kadar Selulosa dari Kulit Buah Kuini 1000 g Kulit Buah Kuini 302,86 g Kulit Buah Kuini Halus Residu I Filtrat II Residu II Filtrat I Residu III Hasil Filtrat III 42,413 g Selulosa 27,413 g Selulosa Ditambahkan 22 mL HCl 30 Ditutup dengan aluminium foil Didiamkan selama 30 menit Ditambahkan 200 mL akuades Direfluks selama 1 jam Sampel Terhidrolisis Disaring Residu Filtrat Dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL Ditambahkan NaOH 10 hingga pH netral Ditambahkan akuades hingga garis tanda Dipipet 1 mL ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 5 mL larutan Benedict Dipanaskan di penangas air Endapan Merah Bata Filtrat Netral 3.3.2 Hidrolisis Selulosa dari Kulit Buah Kuini dan Analisis Glukosa Hasil Hidrolisis Secara Kualitatif Dipipet 1 mL Diencerkan dalam labu takar 10 mL sebanyak tiga kali Dipipet 1 mL Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 mL pereaksi Nelson Ditutup dengan kapas Dipanaskan di penangas selama 30 menit Didinginkan di bawah air yang mengalir Digojog hingga homogen Ditambahkan 1 mL larutan arsenomolibdat Digojog hingga endapan larut Ditambahkan 7 mL akuades Digojog hingga homogen Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 740 nm

3.3.3 Analisis Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa dari Kulit Buah Kuini Secara Spektrofotometri

Filtrat netral hasil hidrolisis selulosa 1 mL larutan glukosa sampel Larutan dengan endapan merah bata Larutan berwarna biru Hasil Dilakukan sortasi Dikupas kulitnya Dicuci hingga bersih Dipotong dengan ukuran 2 x 6 cm Direndam dalam larutan kapur 10 selama 1 jam Ditiriskan dan dicuci dengan air bersih Direndam dalam campuran larutan gula pasir dan filtrat netral larutan glukosa yang telah dipanaskan dan konsentrasinya divariasikan dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2, 1:3, dan 0:1 dimana total konsentrasi campuran tersebut adalah 40 Disajikan kepada panelis Dilakukan uji kesukaan warna, rasa, dan aroma Ditentukan skor nilainya

3.3.4 Pembuatan Manisan Mangga

3.3.5 Penentuan Nilai Organoleptik

Buah Mangga Udang Hasil Manisan Hasil 100 g Daging Buah Mangga Sebelum Setelah I 35,704 g 5 g 0,070 g 4,930 g 13,808 II 35,704 g 5 g 0,104 g 4,896 g 13,713 III 35,704 g 5 g 0,027 g 4,973 g 13,928 13,816 Isolasi Kulit Buah Kuini Perulangan Berat Abu Berat yang Hilang Kadar Selulosa Rataan Kadar Selulosa BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam pembuatan sirup glukosa, terlebih dahulu dilakukan isolasi selulosa kulit buah kuini. Dari 1000 g kulit buah kuini basah diperoleh data berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Kulit Buah Kuini Kulit Buah Kuini Berat g Basah 1000 Kering 302,86 Hasil Isolasi Selulosa 42,413 a. Diabukan dengan 3 kali perlakuan 5 g 15 b. Dihidrolisis 27,413 Pada analisis kadar selulosa kulit buah kuini, 15 g selulosa hasil isolasi dibagi menjadi 3 lalu diabukan pada suhu 600ºC selama 3 jam. Berat yang hilang kemudian dihitung sebagai kadar selulosa. Tabel 4.2 Hasil Analisis Kadar Selulosa Kulit Buah Kuini Selulosa hasil isolasi kulit buah kuini kemudian dihidrolisis menggunakan HCl 30. Hasil hidrolisis dianalisis secara kuantitatif dengan metode Nelson-Somogyi menggunakan spektrofotometer visible. Tabel 4.3 Hasil Analisis Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Perulangan Absorbansi Konsentrasi Glukosa Kadar Glukosa Rataan Kadar Glukosa I 1,124 0,118 mgmL 15,07 15,96 II 1,243 0,134 mgmL 17,11 III 1,161 0,123 mgmL 15,71 Berdasarkan uji organoleptik manisan buah mangga untuk 15 orang panelis, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Nilai Organoleptik Manisan Buah Mangga Variabel Gula Pasir : Sirup Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini 1 : 0 1 : 1 1 : 2 1 : 3 0 : 1 Rasa 3,13 3,67 3,00 2,87 2,60 Warna 2,67 3,00 3,07 3,13 3,07 Aroma 2,53 3,13 3,00 2,93 2,80

4.1.1 Perhitungan Kadar Selulosa Kulit Buah Kuini

Selulosa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: B − S BS dimana: B = berat sampel setelah pengeringan 110ºC = 5 g S = berat sampel setelah pengeringan 600ºC BS = berat sampel mula-mula = 35,704 g maka kadar selulosanya adalah: B − S BS x100 = 5 − 0,07 35,704 x100 = 13,808 K = kadar selulosa K 1 K = 13,808 2 K = 13,713 3 = 13,928 K � = K 1 + K 2 + K 3 3 = 13,808 + 13,713 + 13,928 3 = 13,816

4.1.2 Pengolahan Data Pengukuran Absorbansi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini

Pengolahan data pengukuran absorbansi glukosa hasil hidrolisis selulosa kulit buah kuini dilakukan secara statistik dengan metode Chauvenet Criterion Test CCT yang diambil dari data absorbansi pada Lampiran 2. Untuk melakukan CCT perlu harga h t dan h h A = absorbansi yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus: S 2 = Ʃ|A i − A�| n − 1 A 1 A = 1,124 2 A = 1,243 3 A � = 1,176 = 1,161 maka: A 1 ’ = |A 1 A - A �| = |1,124 – 1,176| = 0,052 2 ’ = |A 2 A - A �| = |1,243 – 1,176| = 0,067 3 ’ = |A 3 - A �| = |1,161 – 1,176| = 0,015 S 2 = Ʃ|A i − A�| n − 1 = 0,052 2 + 0,067 2 + 0,015 2 3 − 1 = 0,007418 2 = 0,003709 S = 0,0609 Nilai: erf h t | A′| = 2n − 1 2n = 5 6 = 0,8333 h t | A′| = 0,98 untuk A 1 = 0,98 0,052 = 18,85 A 2 = 0,98 0,067 = 14.63 A 3 = 0,98 0,015 = 65,33 h h = 1 S √n − 1 = 1 0,06091,4142 = 11,6 Hasil analisis untuk ketiga data absorbansi diperoleh h tabel lebih besar dari pada h hitung , maka data tersebut signifikan dan dapat diterima.

4.1.3 Perhitungan Kadar Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini

Untuk menghitung kadar glukosa hasil hidrolisis selulosa kulit buah kuini, terlebih dahulu harus dicari persamaan garis regresi larutan glukosa standar dari berbagai konsentrasi. Tabel 4.5 Metode Least Square x y xy x² 1 0.02 0.449 0.00898 0.0004 2 0.04 0.454 0.01816 0.0016 3 0.06 0.669 0.04014 0.0036 4 0.08 0.847 0.06776 0.0064 5 0.1 0.988 0.0988 0.01 6 0.12 1.138 0.13656 0.0144 7 0.14 1.377 0.19278 0.0196 8 0.16 1.492 0.23872 0.0256 9 0.18 1.536 0.27648 0.0324 10 0.2 1.691 0.3382 0.04 Σ = 1.1 10.641 1.41658 0.154 a = n Ʃxy − ƩxƩy n Ʃx 2 − Ʃx 2 = 101,41658 − 1,110,641 100,154 − 1,1 2 = 2,4607 0,33 = 7,4567 b = Ʃx 2 Ʃy − ƩxƩxy n Ʃx 2 − Ʃx 2 = 0,15410,641 − 1,11,41658 100,154 − 1,1 2 = 0,2439 Persamaan garis regresi: y = ax + b dimana: a = slope b = intersept x = kadar glukosa standar mgmL y = absorbansi y = 7,4567x + 0,2439 Untuk pengukuran absorbansi sampel glukosa hasil hidrolisis selulosa kulit buah kuini, diperoleh: y 1 y = 1,124 2 y = 1,243 3 maka: x = y − b a x 1 = y 1 − b a = 1,124 − 0,2439 7,4567 = 0,118 mg mL � x 2 = y 2 − b a = 1,243 − 0,2439 7,4567 = 0,134 mg mL � x 3 = y 3 − b a = 1,161 − 0,2439 7,4567 = 0,123 mg mL � = 1,161 Karena sebelum diukur serapannya, setiap 1 mL dari 250 mL sampel glukosa mengalami 3 kali pengenceran dalam labu takar 10 mL, maka konsentrasi sampel glukosa: x 1 = 0,118 x 10 3 x = 118 mgmL = 0,118 gmL 2 = 0,134 x 10 3 x = 134 mgmL = 0,134 gmL 3 = 0,123 x 10 3 Setelah diperoleh harga x = 123 mgmL = 0,123 gmL x � = 0,118 + 0,134 + 0,123gmL 3 = 0,125 gmL sampel v = volume labu takar kemudian disubstitusikan ke dalam rumus: Kadar gula reduksi = V = xv S x 100 S = berat sampel kering V 1 = 0,118250 195,748 x100 = 15,07 V 2 = 0,134250 195,748 x100 = 17,11 V 3 = 0,123250 195,748 x100 = 15,71 V � = 15,07 + 17,11 + 15,71 3 = 15,96 Nilai kadar glukosa yang diperoleh kemudian diperiksa dengan menggunakan metode CCT. V 1 ’ = |V 1 V - V �| = 15,07 – 15,96 = 0,89 2 ’ = |V 2 V - V �| = 17,11 – 15,96 = 1,15 3 ’ = |V 3 h - V �| = 15,71 – 15,96 = 0,25 S 2 = Ʃ|V i ′ − V�| 2 n − 1 = 0,89 2 + 1,15 2 + 0,25 2 3 − 1 = 2,1771 2 = 1,08855 S = 1,0433 erf h t |V 1 ′ | = 2n − 1 2n = 5 6 = 0,8333 t |V 1 Hasil analisis untuk ketiga data diperoleh h ’| = 0,98 untuk V 1 = 0,98 0,89 = 1,1 V 2 = 0,98 1,15 = 0,85 V 3 = 0,98 0,25 = 3,92 h h = 1 S √n − 1 = 1 1,04331,4142 = 0,6778 tabel lebih besar dari pada h hitung, maka data tersebut signifikan dan dapat diterima.

4.2 Pembahasan

Selulosa hasil isolasi kulit buah kuini diuji kualitatif yaitu secara fisika dengan menambahkan air ke dalam serbuk selulosa kemudian digojog, dimana serbuk tersebut tidak larut dalam air yang menunjukkan sifat dari selulosa. Kemudian secara kimia dengan penambahan iodin, dimana tidak terbentuk warna jika direaksikan dengan selulosa. Selulosa hasil isolasi kulit buah kuini kemudian diuji kuantitatif dengan cara diabukan dan berdasarkan perhitungan didapat bahwa kadar selulosa yang diperoleh sebesar 13,816. Setelah selulosa dihidrolisis, didapat hasil berupa cairan yang sangat kental dengan kadar air yang rendah, sehingga disebut sirup glukosa. Sirup glukosa tersebut sangat asam karena adanya HCl dari proses hidrolisis sebelumnya. Untuk dapat diuji baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta digunakan pada pembuatan manisan buah mangga, maka sirup glukosa dinetralkan terlebih dahulu dengan NaOH 10. Dimana reaksi penetralan yang terbentuk menghasilkan NaCl yang tidak berbahaya untuk dikonsumsi. HCl + NaOH NaCl + H 2 Selanjutnya larutan glukosa tersebut diuji secara kualitatif dengan penambahan pereaksi Benedict lalu dipanaskan, terbentuk endapan merah bata yang membuktikan adanya glukosa. Lalu diuji secara kuantitatif menggunakan alat spektrofotometer visible. Berdasarkan pengolahan data CCT untuk absorbansi sampel glukosa, diperoleh harga tabel harga hitung yang menyatakan bahwa data tersebut adalah signifikan dan tidak berbeda jauh untuk tiga kali perulangan sampel. O Dari data absorbansi kemudian dihitung kadar glukosanya dengan analisis regresi, dan diperoleh sebesar 15,96. Data ini kemudian diperiksa kembali dengan metode CCT untuk kadar glukosa. Pengolahan data menunjukkan bahwa harga tabel harga hitung yang menyatakan bahwa data tersebut adalah signifikan. Jika dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti oleh Darmayanti berupa kulit buah sukun 10,66, Sri Ningsih berupa ampas kelapa 9,40, Nurmala berupa dami nangka 2,4667, dan Wijayanti berupa rumput gajah 12,53, diketahui bahwa untuk setiap sampel selulosa dari sumber yang berbeda, menghasilkan kadar glukosa yang berbeda pula. Tabel 4.6 Perbandingan Gula Pasir dan Sirup Glukosa dalam Pembuatan Manisan Mangga Perbandingan Gula Pasir dalam 100 mL Air Larutan Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini Berat Konsentrasi Volume Berat Konsentrasi 1 : 0 40 g 40 - - - 1 : 1 27,5 g 27,5 100 mL 12,5 g 12,5 1 : 2 15 g 15 200 mL 25 g 25 1 : 3 2,5 g 2,5 300 mL 37,5 g 37,5 0 : 1 - - 320 mL 40 g 40 Pada pembuatan manisan, digunakan buah mangga udang yang masih mentah, dengan pH 4. Larutan gula berupa campuran gula pasir dan larutan glukosa dengan berbagai perbandingan Tabel 4.6. Setelah dilakukan perendaman buah mangga dalam larutan gula tersebut, mengakibatkan pH larutan pada manisan menjadi 4-5. Berdasarkan uji organoleptik terhadap 15 orang panelis, diketahui bahwa rasa manisan buah mangga yang paling disukai adalah dengan perbandingan gula pasir dan sirup glukosa 1 : 1. NaCl yang terbentuk pada reaksi penetralan menyebabkan manisan untuk perbandingan 1 : 3 dan 0 : 1 terasa asin dan tidak disukai oleh panelis. Sedangkan untuk perbandingan 1 : 1, adanya gula pasir mengurangi rasa asin pada larutan gula dan disukai oleh panelis. Hal ini menjelaskan bahwa sirup glukosa yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pemanis alternatif pengganti atau substitusi pada gula pasir, sehingga dapat mengurangi pemakaian gula pasir. Untuk warna dan aroma pada manisan mangga diperoleh dari buah mangga itu sendiri. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelima perbandingan manisan buah mangga tersebut. Walaupun demikian, dari uji organoleptik untuk warna dan aroma, masing-masing diketahui bahwa perbandingan 1 : 3 dan 1 : 1 adalah manisan yang paling disukai oleh panelis. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Dose Response Biotip Rumput Belulang (Eleusine Indica (L.) Gaertn.) Resisten-Parakuat Terhadap Parakuat, Diuron, Dan Ametrin.

3 75 97

Pemanfaatan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisa Selulosa Dari Kulit Buah Kedondong (Spondias Dulcis Forst) Yang Dimanfaatkan Sebagai Pemanis Pada Pembuatan Manisan Dari Buah Lengkeng (Naphelium Longanum)

4 45 60

Pemanfaatan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisa Selulosa Dari Kulit Buah Sukun (Artocarpus altilis) Dengan HCl 30% Untuk Pembuatan Manisan Jambu Biji (Psidium guajava L.) Dengan Variasi Konsentrasi

3 79 61

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Batang Tumbuhan Mangga (Mangifera Indica L)

31 158 66

Kajian Beberapa Sifat Dasar Kayu Mangga (Mangifera indica Lamk)

1 29 85

Sifat-Sifat Pemesinan Kayu Mangga (Mangifera indica L)

2 46 56

Pemanfaatan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisa Amilum Dari Biji Mangga Arumanis (Mangifera indica Linn) Sebagai Pemanis Pada Pembuatan Manisan Dari Buah Kedondong (Spondias dulcis Forst )

10 155 67

Pemanfaatan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisa Amilum Dari Biji Kweni (Mangifera odorata Grift) Sebagai Pemanis Pada Pembuatan Manisan Dari Buah Salak (Salacca edulis reinw)

6 81 60

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Mangga (Mangifera indica L.) - Pembuatan Manisan Mangga(Mangifera Indica L.) Dengan Memanfatkan Sirup Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Kulit Buah Kuini (Mangifera Odorata G.) Menggunakan Hcl 30%

0 0 17

PEMBUATAN MANISAN MANGGA (Mangifera indica L.) DENGAN MEMANFAATKAN SIRUP GLUKOSA HASIL HIDROLISIS SELULOSA KULIT BUAH KUINI (Mangifera odorata G.) MENGGUNAKAN HCl 30 SKRIPSI FITRI MAYA SARI 070802035

0 1 13