Permasalahan Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian
Dalam pemanfaatannya, sirup glukosa tersebut digunakan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok masyarakat
dan industri dalam mengolah makanan dan minuman. Total kebutuhan gula nasional tahun 2014 diperkirakan sebesar 5,7 juta ton, terdiri dari 2,96 juta ton untuk konsumsi
langsung masyarakat dan 2,74 juta ton untuk keperluan industri. Sementara itu produksi gula tahun 2010 diketahui hanya 2,29 juta ton http:ditjenbun.deptan.go.id,
Dengan kondisi yang demikian, membuat pemerintah berusaha mengimpor gula untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, banyak dilakukan
pencarian alternatif pengganti gula selain gula pasir sukrosa, antara lain pemanis alami seperti anggur, jagung, dan bit, serta pemanis sintetis seperti siklamat, aspartam,
dan gula hasil hidrolisis polisakarida. Industri makanan dan minuman saat ini memiliki kecenderungan untuk
menggunakan sirup glukosa. Hal ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup glukosa dibandingkan sukrosa diantaranya tidak mengkristal seperti halnya sukrosa jika
dilakukan pemasakan pada suhu tinggi, dimana inti kristal tidak terbentuk sampai larutan sirup glukosa mencapai kejenuhan 75 http:andyafood.wordpress.com.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pemanfaatan sirup glukosa dari hasil hidrolisis selulosa yang diisolasi dari berbagai
bagian tanaman, seperti kulit buah atau ampas daging buah, maka peneliti juga ingin memanfaatkan limbah produksi buah, dalam hal ini kulit buah kuini. Selain produksi
buah pertahun yang tinggi dengan berbagai pemanfaatan daging buahnya, pengupasan kulit buah yang tebal dengan persentase kulit buah sebesar 16,76-32,75 Antarlina,
2003 menyebabkan jumlah limbah kulit dari buah ini sangat besar dengan tidak adanya pemanfaatan. Maka dari itu peneliti ingin memanfaatkan kulit buah kuini
untuk dijadikan sirup glukosa sebagai pengganti gula pasir yang diaplikasikan pada pembuatan manisan buah mangga.