BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional khususnya padi memegang peranan penting karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,
juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk yang
masih bergantung pada sektor ini masih perlu ditumbuh kembangkan.
Penduduk Indonesia khususnya Sumatera Utara sangat bergantung pada nasi sebagai makanan pokok. Ketergantungan yang sangat besar ini menjadi tantangan bagi
negara yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok untuk selalu dapat mencukupi kebutuhan beras tanpa melakukan impor dari negara lain.
Situasi ketersediaan pangan perlu diketahui secara periodik. Untuk itu diperlukan pemantauan ketersediaan, kebutuhan dan cadangan bahan pangan. Tujuan
dari pemantauan ketersediaan, kebutuhan dan cadangan bahan pangan adalah untuk memantau tingkat ketersediaan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan pangan
masyarakat, sehingga informasi ini menjadi acuan bagi institusi yang bersangkutan dalam usaha perumusan kebijakan dan memecahkan masalah ketersediaan pangan.
Universitas Sumatera Utara
Stabilitas ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga diukur berdasarkan kecukupan ketersediaan pangan dan frekuensi makan anggota rumah tangga dalam
sehari. Satu rumah tangga dikatakan memiliki stabilitas ketersediaan pangan jika mempunyai persediaan pangan diatas
cutting point 360 hari untuk Kabupaten
Tapanuli Utara dan anggota rumah tangga dapat makan 3 tiga kali sehari sesuai dengan kebiasaan makan penduduk di daerah tersebut.
Dengan asumsi bahwa di daerah tertentu masyarakat mempunyai kebiasaan makan 3 tiga kali sehari, frekuensi makan sebenarnya dapat menggambarkan
keberlanjutan ketersediaan pangan dalam rumah tangga.
Penggunaan frekuensi makan sebanyak 3 kali atau lebih sebagai indikator kecukupan makan didasarkan pada kondisi nyata di kabupaten tapanuli utara
berdasarkan pusat penelitian penduduk, dimana rumah tangga yang memiliki persediaan makanan pokok cukup pada umumnya makan sebanyak 3 kali per hari.
Jika mayoritas rumah tangga di satu kabupaten tapanuli utara. Misalnya, hanya makan dua kali per hari, kondisi ini semata-mata merupakan suatu strategi rumah tangga agar
persediaan makanan pokok mereka tidak segera habis, karena dengan frekuensi makan tiga kali sehari, kebanyakan rumah tangga tidak bisa bertahan untuk tetap memiliki
persediaan makanan pokok hingga panen berikutnya .
Oleh karena hal di atas, maka penulis meras tertarik dan terdorong untuk
mengadakan penelitian tentang ketersediaan beras dengan judul “ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETERSEDIAAN BERAS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Identifikasi Masalah