Identifikasi Masalah dan Permasalahan

pergerakan atau perjalanan yang terjadi tergantung dari kegiatan manusia yang sangat rumit dan beraneka ragam. Oleh karena itu sangatlah sulit untuk menghitung jumlah pergerakan perjalanan secara langsung, maka digunakanlah cara penghitungan tidak langsung. Cara penghitungan ini menggunakan suatu model yang menggambarkan kenyataan sebaik mungkin mendekati kenyataan sebenarnya yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Semarang sebagai salah satu kota yang besar tidak terlepas dari urbanisasi. Dengan adanya urbanisasi, menyebabkan kebutuhan akan perumahan meningkat. Hal ini menjadi salah satu penyebab di bangunnya berbagai kawasan perumahan di Semarang oleh pihak pengembang perumahan. Tetapi untuk mendapatkan lahan yang luas guna membangun komplek perumahan di pusat kegiatan perkotaan tidaklah mudah, maka pembangunan kawasan perumahan ini bergeser ke daerah pinggiran kota, antara lain ke arah Kecamatan Gunungpati Gambar 1.2. Suatu kawasan perumahan dapat dikatakan baik apabila mempunyai aksesibilitas yang baik dan mudah serta aman untuk mencapai tempat tujuan. Hal ini berarti sistem transportasi di kawasan perumahan harus diatur dengan sebaik- baiknya. Kawasan Perumahan Bukit Banaran terletak 12 km dari pusat kota Semarang Simpang lima dan 8 km dari jalan raya Bandar Udara Ahmad Yani sampai Rumah Sakit Dr. Karyadi. Jarak antara Jalan Kelud Raya sampai Rumah Sakit Dr. Karyadi 2,5 km, pada jam 06.30 WIB waktu dibutuhkan untuk melintas adalah 8 menit atau kecepatan rata-rata 19 kmjam, sedangkan dari Rumah Sakit Dr. Kariadi ke Simpang lima yang berjarak 2 km, waktu tempuh yang dibutuhkan 7 menit atau kecepatan rata-rata 25 kmjam. Jalan raya Kelud sampai Sekaran memiliki lebar jalan 6 meter untuk dua jalur lalu lintas. Sedangkan di kawasan Perumahan Bukit Banaran, yang terdiri dari perumahan Taman Puri Sartika, Perumahan Trangkil Sejahtera, Perumahan Permata Safira, Perumahan Bukit Sukorejo, Perumahan Ayodya Sekaran, Perumahan Sekargading memiliki wilayah seluas ± 200 ha dan terus berkembang tentunya akan menimbulkan masalah pembebanan pada Jalan Raya Kelud sampai Sekaran. Hal ini terjadi karena timbul bangkitan perjalanan baru dari kawasan perumahan Bukit Banaran tersebut Gambar 1.3.

1.2 Identifikasi Masalah dan Permasalahan

Untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan perumahan yang semakin meningkat Kota Semarang banyak bermunculan kawasan perumahan baru. Perumahan tersebut disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada umumnya. Untuk mendapatkan tempat tinggal di pusat kota sangatlah sulit terutama faktor harga yang relatif mahal. Maka bagi penduduk golongan menengah ke bawah solusinya mencari tempat tiggal di daerah pinggiran kota dengan konsekuensinya jauh dari tempat kerja atau pendidikan. Hal ini menjadikan jaringan jalan yang dilalui penduduk tersebut menimbulkan penambahan pembebanan lalu lintas baru. Sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah dengan penduduk kurang lebih 1.511.236 jiwa, dengan luas 373,67 km 2 , kepadatan 5.044,31km 2 BPS Propinsi Jawa Tengah, setiap tahun bertambah, kota Semarang sangat menarik orang untuk bermukim di wilayah ini. Hal ini mengundang investordeveloper besar untuk membangun perumahan di kota Semarang dengan mengembangkan kawasan Perumahan Bukit Banaran. Berbagai tipe perumahan di bangun dengan segala fasilitasnya. Pembangunan kawasan Perumahan Bukit Banaran ini menimbulkan bangkitan perjalanan baru, sehingga akan membebani jalur-jalur jalan di sektiarnya, yang paling terbebani adalah jalur jalan Kelud Raya sampai Sekaran, Jalan Kelud Raya sampai Rumah Sakit Dr. Kariadi. Dengan adanya bangkitan perjalanan baru ini jalur jalan harus dikelola dengan baik agar pembebanan jalur jalan tak melampaui kapasitasnya. Dari uraian di atas maka timbul permasalahan antara lain: 1 Bagaimana karakteristik rumah tangga penduduk di kawasan Perumahan Bukit Banaran 2 Bagaimana karakteristik perjalanan penduduk kawasan Perumahan Bukit Banaran? 3 Bagaimana pengaruh karakteristik rumah tangga penduduk kawasan Perumahan Bukit Banaran terhadap total trips perjalanan per keluarga perhari yang mereka lakukan ? 4 Bagaimana model bangkitan perjalanan penduduk kawasan Perumahan Bukit Banaran ? 5 Bagimana pengaruh bangkitan perjalanan penduduk terhadap kinerja jalan utama kawasanPerumahan Bukit Banaran terhadap lalu lintas di jalan Kelud sampai Sekaran?

1.3. Tujuan Penelitian