4.4.3. Analisis Ketahanan Pangan Sumber Protein Hewani Daging
Ternak Unggas
Hasil analisis ketahanan pangan menunjukkan bahwa untuk ayam broiler seluruh wilayah relatif tahan pangan, namun untuk ayam
kampung dan itik tidak ada satupun wilayah yang tahan pangan. Hasil selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 8. Perkembangan ternak ayam
ras di Kabupaten Bayumas relatif pesat hampir di seluruh wilayah. Berkembangnya penyakit virus flu burung telah menyebabkan pola
pemeliharaan ayam beralih dari ayam kampung yang dipelihara di pekarangan backyard farm beralih menjadi pemelliharaan ternak yang
terpisah dengan hunian manusia.
4.4.4. Analisis Ketahanan Pangan Sumber Protein Hewani Telur
Hasil analisis ketahanan pangan menunjukkan bahwa untuk telur ayam ras terdapat tiga wilayah yang tahan pangan. Untuk telur ayam
kampung dan itik tidak ada satupun wilayah yang relatif tahan pangan. Hasil selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 9.
Perkembangan usaha peternakan ayam petelur tidak sepesat perkembangan peternakan ayam
potong. Lamanya masa pemeliharaan pra-bertelur menjadi salah satu sebab rendahnya minat pada usaha peternakan ayam petelur dibanding ayam
potong. Usaha ayam kampung dan itik petelur juga dihadapkan pada resiko munculnya wabah virus flu burung.
4.4.5. Analisis Ketahanan Pangan Sumber Protein Hewani Daging
Ternak Ruminansia
Hasil analisis ketahanan pangan menunjukkan untuk daging sapi terdapat lima wilayah yang tahan pangan, untuk daging kambing,
domba dan kerbau tidak ada satupun wilayah yang tahan pangan. Hasil
selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 10. Beberapa wilayah di kabupaten Banyumas seperti Baturraden, Ajibarang, Sumbang,
Purwokerto Utara, Sokaraja memiliki sumber pakan hijauan yang mencukupi untuk pakan ternak sapi. Tingginya harga daging sapi
menyebabkan usaha pencarian pakan oleh para peternak dipandang masih lebih menguntungkan dibanding dengan usaha peternakan kambing dan
domba.
4.5. Analisis Potensi Wilayah Kabupaten Banyumas