Analisis Ketahanan Pangan Location Quotient LQ Koefisien Lokalita

5. Kelompok komoditas sumber protein hewani yang bersumber dari ternak ruminansia sapi, kerbau, kambing, domba .

3.7. Metode Analisis Data

Beberapa alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Ketahanan Pangan

Untuk mengukur tingkat ketahanan pangan digunakan rumus: SPSE = { 1-F x O - TxL } VxBxEx10.000 U x 365 ......... 9 Kantor Wilayah Deptan Jateng , 2000 . Keterangan : F = Faktor koreksi utk pakan, kehilangan, industri O = produksi ton ; T = Faktor koreksi utk bibit ; L = luas tanam Ha ; V = Nilai Konversi gabah ke beras = 0,68 ; B = bagian yg dpt dimakan ; E = kandungan energi ; U = Jumlah Penduduk ; 10.000 = ton dlm 100 grm dan 365 = jumlah hari dalam 1 tahun. Imbangan antara Suplai S dan Demand D = kebutuhan konsumsi masyarakat ada 3 tingkat : a. Surplus tahan pangan S lebih besar dari D, nilai SPSE 1 b. Seimbang S = D, nilai SPSE = 1 c. Defisit tidak tahan pangan S kurang dari D, nilai SPSE 1

3.7.2. Location Quotient LQ

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi komoditas basis dan bukan basis pangan pada suatu daerah. Teknik ini membandingkan antara kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan suatu komoditas dengan daerah lain yang merupakan penghasil komoditas yang sama. Konsep tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut Warpani, 1984 : …….. 1 Keterangan : LQ = Besarnya koefisien lokasi komoditas pangan. Si = Jumlah produksi komoditas i pada tiap kecamatan S = Jumlah total produksi pangan tingkat kecamatan Ni = Jumlah produksi komoditas i pada tingkat kabupaten. N = Jumlah total produksi komoditas pangan tingkat kabupaten. Angka LQ memberikan indikasi sebagai berikut : a. LQ1, menunjukan komoditas tersebut termasuk komoditas basis b. LQ1, menunjukan komoditas tersebut termasuk komoditas non basis c. LQ=1, menunjukan komoditas tersebut tersebut hanya dapat mencukupi wilayah itu sendiri

3.7.3. Koefisien Lokalita

ά Angka koefisien lokalita digunakan untuk mengetahui penyebaran budidaya komoditas pangan di suatu daerah, sehingga N Ni S Si N S Ni Si LQ = = diketahui tingkat aglomerasi Warpani, 1984. Rumus yang digunakan adalah: …….2 Caranya: menjumlahkan nilai α suatu wilayah yang bernilai positif. Keterangan: α = Koefisien Lokalita Si = Jumlah produksi komoditas i pada tiap kecamatan S = Jumlah total produksi komoditas pangan tingkat kecamatan Ni = Jumlah produksi, luas panen komoditas i pada tingkat kabupaten. N = Jumlah total produksi komoditas pangan kabupaten. Angka α memberikan indikasi sebagai berikut: a. α =1, Mengindikasikan lokasi kegiatan pangan memusat. b. α 1, Mengindikasikan lokasi kegiatan pangan menyebar.

3.7.4. Koefisien Spesialisasi