2.1.2.2. Subsistem Distribusi
Distribusi pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran pangan kepada
masyarakat baik diperdagangkan atau tidak. Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka
penjualan dan atau pembelian pangan, termasuk penawaran untuk menjual pangan dan kegiatan lain yang berkenaan dengan
pemindahtanganan pangan dengan memperoleh imbalan. Sub sistem distribusi, baik perdagangan maupun
bukan perdagangan berperan penting dalam pendistribusian pangan dari pusat–pusat produksi ke titik–titik konsumsi yang
tersebar di seluruh Indonesia. Indikator dari kinerja sub sistem distribusi adalah: tersedianya pangan bagi seluruh lapisan
masyarakat dalam jumlah dan kualitas yang cukup, sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Tingginya variasi waktu dan
jumlah produksi di suatu sentra produksi menuntut kecermatan pengelolaan distribusi agar selalu tercipta keseimbangan antara
wilayah produksi satu dengan wilayah produksi lain serta dengan pusat–pusat konsumsi. Kinerja sub sistem distribusi sangat
dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana perhubungan, kelembagaan distribusi dan peraturan perundangan yang mengatur
tentang tataniaga, persediaan dan distribusinya. Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki
permasalahan khusus dalam distribusi pangan dan sarana produksinya. Kecilnya skala usahatani dan sistem perdagangan
akan menyebabkan biaya distribusi produk pangan dan sarana produksinya menjadi tidak efisien, harga jual pangan di tingkat
masyarakat konsumen dan harga jual sarana produksi pangan di tingkat petani produsen menjadi mahal. Diperlukan peran
Pemerintah dalam membantu sistem distribusi produk dan sarana
produksi untuk daerah–daerah terpencil agar harga jual di tingkat masyarakat yang membutuhkan dapat tetap terjangkau.
Lembaga pemasaran yang dikelola oleh swasta memiliki peran penting dalam ikut menjaga stabilitas distribusi dan
harga pangan dan saprodinya. Kinerja mereka sangat dipengaruhi oleh peraturan perundangan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Kebijakan impor yang lunak dari pemerintah pusat akan cenderung mematikan lembaga pemasaran dalam negeri, merubah perilaku
mereka dari orientasi pembelian kepada petani menjadi pembelian kepada importir untuk dijual kepada konsumen. Peraturan daerah,
seperti retribusi dan pungutan perdagangan hasil bumi akan menyebabkan munculnya ekonomi biaya tinggi. Keamanan jalur
distribusi dari berbagai pungutan tidak resmi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi sistem distribusi.
Pemerintah Pusat dan daerah memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga produk pangan dan sarana
produksinya melalui sistem pengawasan harga. Harga merupakan indikator penting dari kelancaran sistem distribusi. Harga pangan
yang terlalu berfluktuasi merugikan semua pihak, seperti: petani, pedagang, pengolah pangan dan konsumen. Beras, gula pasir
minyak goring dan daging sapi merupakan komoditas strategis yang pergerakan harganya selalu dipantau. Pada saat harga terlalu
tinggi Pemerintah dapat melakukan intervensi pasar melalui operasi pasar.
2.1.2.3. Subsistem Konsumsi