4.5.2.1. Produksi Tanaman Pangan Sumber Karbohidrat
Hasil analisis lokalita menunjukkan tidak ada wilayah kecamatan yang memiliki nilai koefisien lokalita lebih
besar atau sama dengan satu. Koefisien lokalita produksi tanaman pangan sumber karbohidrat terbesar adalah 0,192 untuk
kecamatan Kembaran dengan dominasi tanaman jagung. Ini menunjukkan bahwa secara regional produksi tanaman pangan
menyebar di banyak wilayah kecamatan. Hasil selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 16.
4.5.2.2. Produksi Tanaman Pangan Sumber Protein
Hasil analisis lokalita menunjukkan tidak ada wilayah kecamatan yang memiliki nilai koefisien lokalita lebih
besar atau sama dengan satu. Koefisien lokalita produksi tanaman pangan sumber protein terbesar adalah 0,530 untuk kecamatan
Purwojati dengan dominasi tanaman kacang hijau dan kedelai. Ini menunjukkan bahwa secara regional produksi tanaman sumber
protein menyebar di banyak wilayah kecamatan. Hasil selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 17.
4.5.2.3. Produksi Daging Ternak Unggas
Hasil analisis lokalita menunjukkan tidak ada wilayah kecamatan yang memiliki nilai koefisien lokalita lebih
besar atau sama dengan satu. Koefisien lokalita produksi daging ternak unggas terbesar adalah 0,118 untuk kecamatan Cilongok
dengan dominasi ayam kampung dan ayam pedaging. Ini menunjukkan bahwa secara regional produksi daging ternak
unggas menyebar di banyak wilayah kecamatan. Hasil selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 18.
4.5.2.4. Produksi Telur
Hasil analisis lokalita menunjukkan tidak ada wilayah kecamatan yang memiliki nilai koefisien lokalita lebih
besar atau sama dengan satu. Koefisien lokalita produksi daging ternak unggas terbesar adalah 0,312 untuk kecamatan Sumbang
dengan dominasi telur ayam ras. Ini menunjukkan bahwa secara regional produksi telur menyebar di banyak wilayah
kecamatan. Hasil selengkapnya seperti tersaji pada Lampiran 19.
4.5.2.5. Produksi Daging Ternak Ruminansia