Vitamin E Stabilitas Vitamin E dari PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) yang Diinkorporasi pada Galaktomanan Kolang-Kaling

adalah asam lemak bebas, komponen karotenoid dan senyawa volatil lainnya. Secara umum proses pengolahan pemurnian minyak sawit dapat menghasilkan 73 olein, 21 stearin, 5 PFAD, dan 0,5 bahan lainnya. Pada umumnya PFAD digunakan industri sebagai bahan baku sabun ataupun pakan ternak. PFAD memiliki kandungan asam lemak sekitar 81,7, gliserol 14,4, squalane 0,8, vitamin E 0,5, sterol 0,4 dan lain-lain 2,2. Pada suhu yang lebih tinggi, asam lemak bebas yang menimbulkan bau dalam minyak akan lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut diangkut bersama-sama uap panas dan terpisah dari minyak RBDPO, asam lemak bebas dari produk samping pada pemurnian RBDPO inilah yang disebut PFAD yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun batangan Ketaren, 1986. Kandungan vitamin E dalam PFAD bervariasi yakni 1-15 tergantung pada jenis PFAD, proses pemurnian dan kondisi yang digunakan Fizet, 1993.

2.3. Vitamin E

Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul tokoperol dan tokotrienol yang memiliki aktivitas vitamin E dalam nutrisi. Vitamin E bukan nama untuk setiap satuan bahan kimia spesifik namun, untuk setiap campuran yang terjadi di alam yang menyediakan fungsi vitamin E dalam nutrisi. Vitamin E alami secara normal diperoleh kembali dari PFAD bukan dari minyak nabati yang sudah direfining Fizet, 1993. Vitamin E stabil pada pemanasan suhu rendah namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap. Vitamin E mempunyai delapan bentuk yang berbeda, empat rantai tokoperol dan empat rantai tokotrienol, dengan gugus hidroksil yang dilingkari atom hidrogen untuk menghasilkan radikal bebas dan sebuah rantai hidrofobik sebagai penetrasi dalam membran biologi. Tokoperol dan tokotrienol terdiri dari bentuk alfa, beta, gamma dan delta yang Universitas Sumatera Utara dibedakan dari gugus metil pada cincin chromanol. Tiap bentuk mempunyai aktivitas biologi yang berbeda-beda. Semua tokoperol alami mempunyai 3 pusat kiral dan masing-masing mempunyai konfigurasi R misalnya α-tokoperol alami : 2R, 4’R, 8’R sedangkan untuk vitamin E sintetik secara umum menggunakan campuran rasemat yang memiliki konfigurasi R dan S 2R, S, 4’RS, 8’RS, α-tokoperol. Aktivitas biologi stereoisomer α-tokoperol terutama dilakukan kiralitas atom karbon nomor 2 atom karbon kromonol cincin siklik yang mengikat rantai hidrokarbon panjang Li, 1993 R 1 R 2 R 3 OH O Tokoperol R 1 R 2 R 3 OH O Tokotrienol R1, R2, R3 = CH 3 α-tokoperol atau tokotrienol R1, R3 = CH3, R2= H - tokoperol atau tokoterienol R1=H, R2, R3= CH3 - tokoperol atau tokotrienol R1,R2 =H , R3 = CH3 - tokoperol atau tokotrienol Minyak sawit mengandung vitamin E antara 600-1000 ppm yang merupakan campuran tokoperol 21-31 dan tokotrienol 66-79. Sayangnya, vitamin E yang terdapat dalam minyak sawit sebagian hilang selama proses pengolahan. Tokoperol dan tokotrienol diyakini memiliki aktivitas anti oksidan yang kuat. Keduanya dapat memainkan peran untuk Universitas Sumatera Utara menghambat peroksidasi lipida dengan mematahkan serangan singlet oxygen oxidation oksidasi oksigen singlet dan memusnahkan serangan radikal bebas. Dengan demikian berperan sebagai quenching singlet oxygen karena reaksinya dapat memberikan elektron kepada oksigen singlet dan sebagai free radical scavenger karena kemampuanya menangkap radikal bebas Schwartz et al., 2008.

2.4. Kromatografi