30
3.10.2 Pembuatan suspensi Na-CMC 0,5 bv
Sebanyak 0,5 g Na-CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 10 ml air suling panas. Didiamkan selama 15 menit lalu digerus hingga diperoleh
massa yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan air suling, dihomogenkan dan dimasukkan ke labu tentukur 100 ml, dicukupkan
volumenya dengan air suling hingga 100 ml.
3.10.3 Pembuatan suspensi glibenklamid dosis 0,45 mgkg bb Se-
banyak 1 tablet glibenklamid 5 mg, diambil dan dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 bv sedikit demi sedikit sambil dige-
rus sampai homogen, volume dicukupkan hingga 50 ml.
3.10.4 Pembuatan suspensi ekstrak etanol kulit kayu manis EEKKM
Dalam pengujian akan digunakan 3 variasi dosis yakni dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb, 200 mgkg bb. Sejumlah 50 mg, 100 mg, dan 200 mg ek-
strak etanol kulit kayu manis dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 bv sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homo-
gen hingga 10 ml.
3.11 Pengujian Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Etanol Kulit Kayu Manis dan Madu
3.11.1 Penggunaan blood glucose test meter “EasyTouch
®
GCU”
Kadar glukosa darah diukur dengan alat glukometer menggunakan strip tes yang bekerja secara enzimatis.
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah Ea- syTouch
®
GCU . Glukometer ini secara otomatis akan hidup ketika strip tes dimasukkan dan akan mati setelah beberapa menit strip tes dicabut. Strip tes
Universitas Sumatera Utara
31 EasyTouch
®
GCU dimasukkan ke alat EasyTouch
®
GCU sehingga glukometer ini akan hidup secara otomatis, kemudian dicocokkan kode nomor yang mun-
cul pada layar dengan yang ada pada vial strip tes EasyTouch
®
GCU. Tes strip yang dimasukkan pada glukometer pada bagian layar akan tertera angka yang
harus sesuai dengan kode vial strip tes EasyTouch
®
GCU, kemudian pada layar monitor glukometer muncul tanda siap untuk diteteskan darah. Caranya
dengan menyentuh 1 tetes darah yang keluar ke tes strip dan ditarik sendirinya melalui aksi kapiler. Ketika wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengu-
kur kadar glukosa darah.
3.11.2 Pengukuran kadar glukosa darah KGD
Sebelum percobaan dilakukan, diukur KGD tikus dimana KGD yang diukur adalah KGD puasa yaitu tikus dipuasakan tidak diberi makan tetapi
tetap diberi minum selama 12 jam sebelum percobaan Frode, 2008. Masing- masing tikus diukur dengan diambil darah tikus melalui pembuluh darah vena.
Darah yang keluar diteteskan pada glukometer. Angka yang tampil pada layar dicatat sebagai KGD mgdL.
3.11.3 Pengujian penurunan kadar glukosa darah ekstrak etanol kulit kayu manis EEKKM dan madu dengan metode toleransi gluko-
sa
Tikus jantan galur Wistar sebanyak 54 ekor dengan berat badan 150- 200 g yang telah dipuasakan ditimbang berat badannya, diukur kadar glukosa
darah KGD puasa, dikelompokkan secara acak menjadi 9 kelompok, yang masing –masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dan diberi perlakuan secara
per oral, yakni :
Universitas Sumatera Utara
32 Kelompok I
: Tikus diberikan suspensi Na-CMC 0,5 bv dosis 1 bb Kelompok II : Tikus diberikan suspensi EEKKM dosis 50 mgkg bb
Kelompok III : Tikus diberikan suspensi EEKKM dosis 100 mgkg bb Kelompok IV : Tikus diberikan suspensi EEKKM dosis 200 mgkg bb
Kelompok V : Tikus diberikan Madu dosis 0,75 mlkg bb Kelompok VI : Tikus diberikan Madu dosis 1,5 mlkg bb
Kelompok VII : Tikus diberikan Madu dosis 3 mlkg bb Kelompok VIII: Tikus diberikan EEKKM 50 mgkg bb dan Madu 0,75 mlkg bb
Kelompok IX : Tikus diberikan suspensi glibenklamid dosis 0,45 mgkg bb Setiap kelompok yang telah diberikan sediaan uji, 30 menit kemudian
diberikan larutan glukosa 50 bv dengan dosis 3 gkg bb. Setelah pemberian glukosa, dilakukan pengukuran KGD pada menit ke-30, 60, 90 dan 120 dengan
menggunakan alat ukur glukometer. 3.12 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANA- VA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji post Tukey
untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis Statistik ini menggu- nakan program SPSS.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Simplisia
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong me-
nyebutkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah kulit kayu manis Cinna- momum burmannii Nees T.Nees Blume famili Lauraceae Lampiran 1.
Hasil makroskopik kulit kayu manis berbentuk kayu batangan, agak menggulung membujur, tebal kulit 1mm-3mm atau lebih, berwarna coklat ke-
merahan, bergaris-garis pucat, bekas patahan tidak rata dan berbau khas aroma- tik. Hasil makroskopik madu berupa cairan kental menyerupai sirup, berwarna
coklat kemerahan, memiliki bau dan rasa yang khas Lampiran 2. Hasil mikroskopik simplisia kulit kayu manis adalah sklerenkim dan sel
minyak, sel batu, sklerenkim lepas dan hablur kalsium oksalat. Hasil mi- kroskopik madu adalah memiliki serbuk sari Lampiran 3.
Hasil penetapan kadar air simplisia madu cukup tinggi yakni sebesar 27,94. Hal tersebut dikarenakan madu memiliki sifat higroskopis yaitu mu-
dah menarik air Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara