Klasifikasi diabetes melitus Diagnosis diabetes melitus

15

2.5 Diabetes Melitus

Diabetes Melitus DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dimana adanya gangguan dalam metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena akibat penurunan dalam sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau keduanya Triplitt, dkk., 2008. Sindroma resistensi insulin adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan sensitivitas insulin terhadap jaringan sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel beta pankreas. Intoleransi glukosa merupakan salah satu manifestasi sindrom metabolik yang dapat menjadi awal suatu diabetes melitus Soegondo, 2010. Diabetes melitus DM mempunyai sindroma klinik yang ditandai adanya poliuria, polidipsia, dan polifagia, disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia kadar glukosa puasa ≥ 126 mgdl atau postprandial ≥ 200 mgdl atau glukosa sewaktu ≥ 200 mgdl Suherman, 2007.

2.5.1 Klasifikasi diabetes melitus

Berdasarkan Triplitt, dkk., 2008, diabetes melitus dapat dibagi menjadi: a. Diabetes melitus tipe 1 DM 1, merupakan diabetes yang mengalami kerusakan sel β pankreas yang menyebabkan kekurangan insulin absolut. Diabetes Melitus tipe 1 dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mel- litus IDDM, terjadi karena adanya kerusakan sel pankreas reaksi autoimun menyebabkan defisiensi absolut fungsi sel beta pankreas. Bila kerusakan sel beta telah mencapai 80-90 maka gejala diabetes melitus mulai muncul. Peru- Universitas Sumatera Utara 16 sakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita diabetes melitus tipe 1 mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai type 1 idiopathic. Sebagian besar 75 kasus terjadi 20 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada setiap usia. Prevalensi DM tipe 1 ini masih sedikit dalam populasi. b. Diabetes melitus tipe 2, merupakan diabetes yang disebabkan oleh resis- tensi insulin dan sekresi insulin yang abnormal. Diabetes Melitus tipe 2 meru- pakan 90 dari kasus DM dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus NIDDM. Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin be- kerja di jaringan perifer insulin resistance dan disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompen- sasi insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. DM tipe 2 ini sering dijumpai pada individu yang obesitas. Kasus ini umumnya dijumpai pada usia 30 tahun. c. Diabetes tipe lain, merupakan diabetes yang disebabkan oleh adanya ke- lainan genetik pada fungsi sel beta pankreas, kelainan insulin, infeksi, pankrea- titis, pankreatomi, obat-obatan dan kelainan genetik lainnya. d. Diabetes gestasional diabetes kehamilan merupakan diabetes yang timbul selama kehamilan.

2.5.2 Diagnosis diabetes melitus

Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah dengan cara enzimatik dengan bahan Universitas Sumatera Utara 17 darah plasma vena. Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa dapat juga dilihat dari keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan. Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien berupa lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal-gatal, mata kabur Purnamasari, 2009. Kategori status glukosa darah puasa GDP dan tes toleransi glukosa oral OGTT menurut Triplitt, et al., 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Kategori Status Glukosa Kategori Status Glukosa Glukosa Darah Puasa GDP Normal 100 mgdl GDP Terganggu 100-125 mgdl Diabetes Mellitus ≥ 126 mgdl 2 jam Sesudah Beban Glukosa Tes Toleransi Glukosa Oral Normal 140 mgdl OGT Terganggu 140-199 mgdl Diabetes Mellitus ≥ 200 mgdl

2.5.3 Manajemen pengobatan diabetes melitus