Metabolisme
21
d. Penamaan Enzim
Penamaan enzim umumnya disesuaikan dengan substrat yang diuraikan,
lalu dibubuhi akhiran ase. Sebagai contoh, enzim amilase menguraikan amilum menjadi maltosa di mulut. Enzim lipase bekerja menguraikan lipid
lemak menjadi asam lemak.
e. Jenis enzim
Berdasarkan lokasi kerjanya, enzim dapat dibagi menjadi dua jenis, sebagai berikut.
1
Eksoenzim, yakni enzim yang bekerja di luar sel, contohnya: amilum
amilase
¶¶¶l
maltosa maltosa
maltase
¶¶¶l
glukosa 2
Endoenzim, yakni enzim yang bekerja di dalam sel, contohnya: glukosa
heksokinase
¶¶¶¶l
glukosa-6-Phospat
f. Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim
Seperti halnya protein yang lain, sifat enzim sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Kondisi yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerja enzim
terganggu. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kerja enzim.
1 Temperatur
Enzim memiliki rentang temperatur tertentu agar dapat bereaksi dengan optimal. Pada temperatur yang tinggi, enzim akan rusak terdenaturasi sebagai
sifat umum dari protein. Pada kondisi ini, struktur enzim sudah berubah dan rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. Adapun pada temperatur yang
rendah, enzim berada pada kondisi inaktif tidak aktif. Enzim akan bekerja kembali dengan adanya kenaikan temperatur yang sesuai. Semua enzim
memiliki kondisi temperatur yang spesifik untuk bekerja optimal. Enzim memiliki kecenderungan semakin meningkat seiring dengan kenaikan
temperatur hingga pada batas tertentu. Setelah itu, enzim kembali mengalami penurunan kinerja. Pada saat kerja enzim optimal maka dapat dikatakan bahwa
pada temperatur tersebut temperatur optimum Gambar 2.5.
2 pH
Seperti halnya temperatur, pH dapat memengaruhi optimasi kerja enzim. Setiap enzim bekerja pada kondisi pH yang sangat spesifik. Hal ini berkaitan
erat dengan lokasi enzim yang bekerja terhadap suatu substrat. Pada umumnya, enzim akan bekerja optimum pada pH 6-8 Gambar 2.6. Perubahan
pH lingkungan akan mengakibatkan terganggunya ikatan hidrogen yang ada pada struktur enzim. Jika enzim berada pada kondisi pH yang tidak
sesuai, enzim dapat berada pada keadaan inaktif. Dengan adanya kondisi pH yang spesifik ini, enzim tidak akan merusak sel lain yang berada di
sekitarnya. Contohnya, enzim pepsin yang diproduksi pankreas untuk mencerna protein dalam lambung, tidak akan mencerna protein yang ada di
dinding pankreas karena enzim pepsin bekerja pada pH 2-4. Perhatikan Gambar 2.6.
Respon negatif terhadap obat pada penduduk Indonesia cukup
tinggi. Dari penelitian respon obat tidur dan obat antidepresi
terhadap lima kelompok etnis terbesar di Indonesia Melayu,
Sunda, Jawa, Bugis, dan Benoaq Dayak menunjukkan
tingkat respon buruk terhadap obat itu tergolong tinggi.
Penelitian tersebut meneliti reaksi enzim CYP2C19 yang
memetabolisme obat tidur diasepam, antidepresi, dan obat
sakit mag. Jika seseorang memiliki tipe gen buruk yang
enzimnya tidak mampu atau tidak baik dalam
memetabolisme obat-obatan itu, maka obat itu akan
menumpuk dalam darah atau tubuh hingga bersifat tosik.
Sumber: www.kompas.com, 21 April
2006
Wawasan
Biologi
Setiap enzim akan bekerja optimal pada temperatur
tertentu. Apa yang ter jadi pada en im
ter sebut jika suhu melebihi °C?
Gambar 2.5
Aktivitas
pH pH optimal untuk
pepsin pH optimal
untuk tripsin
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1 0
Sumber: Biology, 1998
Setiap enzim akan bekerja pada pH yang berbeda.
Gambar 2.6
Sumber: Biological cience, 1986
Temperatur
o
C 4 0
6 0 2 0
Aktivitas maksimum
5 0 100