Evolusi
135
a. Seleksi Mengarah
Pada seleksi alami ini terjadi seleksi terhadap suatu variasi sifat pada populasi yang menyebabkan perubahan frekuensi sifat menuju sifat tertentu.
Seleksi mengarah mengakibatkan frekuensi alel akan mengarah pada salah satu ciri. Perubahan ini merupakan respons terhadap keadaan lingkungan.
Akibat dari seleksi tersebut, terjadi perubahan frekuensi alel ke salah satu keadaan homozigot.
Contohnya, pada populasi ular bandotan. Ular ini terdiri atas dua fenotipe. Satu fenotipe bergaris, sedangkan fenotipe yang satunya lagi
berbercak-bercak. Oleh karena hidup di daerah yang beralang-alang maka ular bandotan yang berfenotipe bergaris memiliki kemampuan yang baik
untuk menghindar dari predatornya. Bandingkan dengan ular yang bandotan yang berbercak-bercak. Akibatnya, untuk beberapa waktu, di daerah
tersebut hanya dapat ditemukan ular bandotan yang bergaris.
Kondisi sebaliknya ditemukan di daerah yang tidak beralang-alang, tetapi berbatu kerikil. Pada daerah berbatu kerikil ini, ular bandotan berbercak-
bercak lebih mendominasi. Mengapa demikian?
b. Seleksi Stabilisasi
Pada seleksi stabilisasi, sifat yang paling umum merupakan sifat yang lebih mampu bertahan hidup. Sifat yang tidak umum ekstrim akan selalu
terkena seleksi. Misalnya, ada fenotipe siput kuning alel homozigot dan siput cokelat tua alel homozigot. Siput heterozigot memiliki warna cokelat
seperti tanah. Oleh karena warna kuning dan cokelat tua terlihat mencolok maka predator burung akan lebih banyak memangsa siput warna kuning
dan cokelat tua. Bagaimana dengan siput yang berwarna cokelat seperti tanah heterozigot?
Oleh karena siput yang berwarna cokelat seperti tanah adalah heterozigot maka pada generasi berikutnya akan dihasilkan kembali siput berwarna
kuning dan cokelat tua. Dengan demikian frekuensi alelnya akan selalu tetap mendekati 25 kuning, 50 cokelat tanah, dan 25 cokelat tua.
Seleksi Mengarah Seleksi Stabilisasi
Seleksi Disruptif
a. Rentang Populasi waktu ke-1
b. Rentang Populasi waktu ke-2
c. Rentang Populasi waktu ke-3
Jumlah individu
a b
c
Sumber: Biology: The nity Diver sity of Life, 1995
a. Rentang Populasi waktu ke-1
b. Rentang Populasi waktu ke-2
c. Rentang Populasi waktu ke-3
Jumlah individu
a. Rentang Populasi waktu ke-1
b. Rentang Populasi waktu ke-2
c. Rentang Populasi waktu ke-3
Jumlah individu
Macam-macam seleksi alam pada populasi kupu-kupu
meliputi a seleksi mengarah, b seleksi stabilisasi, dan
c seleksi disruptif.
eleksi manakah yang dapat menghasilkan spesies bar u?
Gambar 7.10
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XII
136
Variasi timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi kromosom. Terjadinya mutasi gen menyebabkan terbentuknya alel baru. Alel baru ini
merupakan sumber terbentuknya variasi. Variasi dalam suatu populasi merupakan bahan mentah raw materials terjadinya evolusi.
Berdasarkan pengetahuan terbaru terdapat dua penyebab terjadinya variasi genetis, yakni mutasi gen dan rekombinasi gen dalam keturunan.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Hugo De Vries Gambar 7.12 bahwa variasi genetis merupakan akibat dari mutasi gen dan rekombinasi gen-gen
pada keturunan baru.
a. Mutasi Gen
Mutasi gen dapat diartikan sebagai suatu perubahan struktur kimia DNA yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat
menurun. Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar tersebut sangat jarang dan umumnya tidak menguntungkan.
Mengapa mutasi gen merupakan salah satu mekanisme evolusi? Untuk menjawabnya Anda perlu memahami terlebih dahulu pengertian angka laju
mutasi. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari
suatu spesies.
Sumber: Biological cience, 1986
a b
c d
c. Seleksi Disruptif
Seleksi disruptif terjadi pada individu heterozigot. Seleksi ini akan memecah populasi menjadi dua kelompok yang berbeda, tetapi miliki alel
homozigot. Contohnya, pada suatu populasi kepik terdapat kepik warna kuning homozigot, hijau homozigot, dan merah heterozigot. Oleh
karena kepik warna merah sangat mencolok keberaadaannya di antara dedaunan, maka burung pemakan kepik akan mudah untuk menemukan
dan kemudian memangsanya. Akibatnya, untuk jangka waktu tertentu, keberadaan kepik warna merah sukar untuk ditemukan. Bagaimana kalau
kondisi ini berlanjut terus?
Untuk lebih jelas memamahami seleki alam mengarah, seleksi alam
stabilisasi, dan seleksi alam disruptif, Anda dapat mempelajari Gambar 7.10. Pada ilustrasi tersebuit, contoh populasinya adalah kupu-kupu.
2. Variasi Genetis
Di dalam suatu populasi, terdapat variasi di antara individu-individunya. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat mening-
katkan frekuensi alel pada individu di dalam populasi. Dengan demikian, setiap populasi dapat mengembangkan variasi-variasi yang ada di dalam
populasinya.
Contoh variasi ini terlihat pada ayam yang memiliki jengger berbeda-
beda Gambar 7.11. Lantas apakah hubungan atau kaitan antara variasi, evolusi, dan mutasi?
Variasi yang terdapat pada bentuk jengger ayam, meliputi
bentuk a single, b walnut, c pea, dan d ros.
Gambar 7.11