Tipe Kromosom KELAS XII FICTOR FERDINAND

Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XII 50 Alel I O resesif terhadap I A dan I B . Akan tetapi, I A dan I B merupakan alel kodominan sehingga I A tidak dominan terhadap I B dan I B tidak dominan terhadap I A . Interaksi antara alel I A , I B , dan I O dapat menyebabkan terjadinya 4 macam fenotipe yang diperlihatkan pada Tabel 3.2. Golongan Darah Fenotipe Tabel 3.2 Macam-Macam Golongan Darah Manusia Sistem ABO O I O I O A I A I A atau I A I O B I B I B atau I B I O AB I A I B Genotipe

b. Warna Bulu Kelinci

Warna pada bulu kelinci dikendalikan oleh alel ganda atau majemuk. Warna bulu kelinci dikendalikan oleh 4 macam alel, yaitu C, c ch , c h , dan c dengan urutan dominansi alel adalah C c ch c h c. Warna bulu kelinci tersebut terdiri atas Gambar 3.7: 1 warna polos hitamcokelat muda, genotipe CC, Cc ch , Cc h , Cc; 2 warna kelabu muda chinchilla, genotipe c ch c ch , c ch c h , c ch c; 3 warna dasar putih dengan warna hitam pada ujung hidung, telinga, kaki, dan ekor himalaya, genotipe c h c h , c h c; 4 warna putih albino, genotipe cc. Sumber: Essentials of Biology, 1990 Gen chinchilla Gen himalaya Gen albino Tugas Ilmiah 3.1 Carilah salah satu karakter atau sifat pada hewan atau manusia yang memiliki alel tunggal dan alel ganda. Buatlah uraian singkatnya mengenai proses penurunan sifatnya dari parental. Terangkan pula kemungkinan apa saja yang dapat terlibat pada keturunannya. Anda dapat mengambil bahan referensi dari buku-buku maupun artikel-artikel dari koran, majalah, dan internet. Diskusikanlah hasilnya di dalam kelas bersama teman-teman dan guru Anda. Pengendalian warna pada kelinci dikendalikan oleh alel ganda. Gambar 3.7 Gen normal Substansi Genetik 51 Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1. Apakah yang dimaksud dengan alel? 2. Apa kaitan antara kromosom, gen, dan DNA? 3. Apakah perbedaan antara alel tunggal dengan alel ganda? Soal Penguasaan Materi 3.3 DNA Deoxyribonucleic acid merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan karena sebagai pembawa informasi genetik dari satu generasi ke generasi lain. DNA berkaitan dengan semua aktivitas biologis dan merupakan pusat kajian di dalam sitologi, genetik, biologi molekuler, mikrobiologi, perkembangan biologis, biokimia, dan evolusi.

1. Struktur DNA

DNA merupakan polimer besar yang tersusun atas unit-unit nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen. Gugus fosfat berfungsi menghubungkan antara molekul gula yang satu dan molekul gula yang lain. Gula pentosa pada nukleotida merupakan gula deoksiribosa karena salah satu atom C-nya kehilangan gugus OH. Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen. Apa saja penyusun basa nitrogen itu? Basa nitrogen tersusun atas purin dan pirimidin. Purin tersusun atas guanin G dan adenin A, sedangkan pirimidin tersusun atas timin T dan sitosin atau Cytosine C. Basa-basa nitrogen ini mengadakan persenyawaan kimia dengan gula pentosa membentuk molekul deoksiribonukleosida nukleosida. Deoksiri- bonukleosida akan bergabung dengan gugus fosfat untuk membentuk deoksiribonukleotida nukleotida. Gambar 3.9 berikut menunjukkan struktur kimia basa nitrogen.

D DNA

• Basa nitrogen • DNA • Nukleosida • Nukleotida Kata Kunci U A C G Adenin Urasil Sitosin Pirimidin Guanin Purin HO P O CH 2 O O – H O OH 1 2 4 3 5 N HC N C C C NH 2 N O N HC N C C C N C N NH 2 Pirimidin Purin Adenin A Guanin G NH HO P O CH 2 O O – H O OH 1 2 4 3 5 Basa nitrogen dalam DNA selalu memiliki pasangan yang tetap, yakni adenin dan timin, serta guanin dan sitosin. Gambar 3.9 Pasangan basa pada RNA Gambar 3.8 H OH 2 3 H O OH HO P O CH 2 O O – 1 2 4 3 5 NH 2 C HC Sitosin C Timin T O 1 4 5 O C C HC N C NH O CH 3 HO P O CH 2 O O – HC N N C O Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XII 52 Monomer yang terdiri atas fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen disebut nukleotida. Jadi, molekul DNA dapat mengandung ribuan nukleotida polinukleotida, perhatikanlah Gambar 3.10. Adapun hubungan monomer antara basa nitrogen dan gula pentosa dinamakan nukleosida. Rangkaian nukleosida tersebut terdiri atas empat macam, yang namanya bergantung pada jenis basa nitrogennya. Jika basanya adenin, nama nukleosidanya deoksiadenosin. Jika basanya guanin, namanya deoksiguanosin. Adapun jika basanya timin, namanya timidin, sedangkan jika basanya sitosin, namanya deoksisitidin. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah Tabel 3.3. Tabel 3.3 Empat Basa Nitrogen, Nukleosida, dan Nukleotida dari Molekul DNA 1. Adenin A 2. Guanin G 3. Sitosin C 4. Timin T Basa + Deoksiribosa = Deoksiribonukleosida Deoksiadenosin Deoksiguanosin Deoksisitidin Timidin Deoksiribosa + Asam Fosfat = Deoksiribonukleotida Asam deoksiadenilin deoksiadenosin monofosfat Asam deoksiguanilin deoksiguanosin monofosfat Asam deoksisitidilin deoksisitidin monofosfat Asam timidilin timidin monofosfat Singkatan dari Nukleotida dAMP dGMP dCMP TMP Orang yang pertama mengemukakan gagasan tentang struktur tiga dimensional DNA adalah W.T. Atsbury. Ia menyimpulkan bahwa DNA itu sangat padat. Polinukleotida yang menyusunnya berupa timbunan nukleotida pipih yang teratur tegak lurus terhadap sumbu memanjang. Wilkins melanjutkan kristalografi sinar X hasil Atsbury. Wilkins berhasil mempersiapkan serabut-serabut DNA dan dapat dibuat foto melalui difraksi sinar X oleh Rosalind Franklin. Berdasarkan foto yang diambil Rosalind Franklin pada bulan April 1953, Watson dan Crick mengambil kesimpulan bahwa struktur model DNA terdiri atas dua rantai polinukleotida yang diikat oleh hidrogen di antara basa nitrogen. Ikatan hidrogen antara adenin dan timin dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen. Sementara itu, antara sitosin dan guanin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen. Perhatikanlah Gambar 3.11. Sumber: Biology: Exploring Life, 1994 Model DNA double heli memperlihatkan pasangan basa yang membentuk tangga-tangga molekul DNA. Gambar 3.10