Kondisi Ekonomi M akro Regional
30 Di sisi lain, membaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan non migas juga
secara tidak langsung dipengaruhi oleh harga CPO dan karet dunia yang cenderung meningkat sejak semester II-2009. Namun demikian, harga rerata
average price CPO di pasar internasional pada triw ulan laporan diketahui mencapai USD767,75M T atau turun 3,83 dibandingkan dengan triw ulan
sebelumnya. Sebaliknya, harga karet di pasar internasional justru tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,30 menjadi USD365,72Kg. M embaiknya pasar
otomotif dunia dan adanya gangguan produksi di beberapa negara penghasil karet utama, menjadi faktor penyebab meningkatnya harga karet dunia pada triw ulan
laporan.
3.4. Bangunan
Sektor bangunan di Provinsi Riau dalam triw ulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan yoy yang cukup tinggi yaitu sebesar 9,34 , lebih tinggi
dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 9,02 dan 8,21 . Fenomena ini diindikasikan
terkait dengan pesatnya pembangunan berbagai infrastuktur pendukung untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional PON 2012 seperti gedung olahraga,
jembatan dan Bandara Sultan Syarif Kasim II.
50 100
150 200
250 300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2 4
= 1
Karet CPO
100 200
300 400
500 600
700 800
50 100
150 200
250 300
350 400
I III
I III
I III
I III
I III
I III
I 2 0 0 4
2 0 0 5 2 0 0 6
2 0 0 7 2 0 0 8
2 0 0 9 2 0 1 0
ri b
u T
o n
U S
D j
u ta
Nilai k iri Vol k anan
Grafik 1.23. Pergerakan Harga CPO dan Karet Dunia 2004=100
Grafik 1.24. Nilai dan Volume Ekspor Pulp Provinsi Riau
Sumber : DSM BI Sumber : Bloomberg, diolah
Kondisi Ekonomi M akro Regional
31
3.5. Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR
Sektor PHR pada triw ulan laporan tumbuh yoy sebesar 9,52 , meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triw ulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 7,97 . Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran dari 7,96 yoy pada triw ulan I-2010 menjadi
9,53 pada triw ulan II-2010. Hal ini juga terlihat dari relatif tingginya angka Bea Balik Nama Kendaraan Baru BBN-KB kendaraan bermotor sampai dengan M ei
2010. Angka penjualan kendaraan baru roda 2 sampai dengan bulan M ei 2010 tercatat sebesar 21.037 unit atau mengalami kenaikan 5,98 dibandingkan
dengan bulan M aret 2010. Tabel 1.13. Pertumbuhan Sektor Perdagangan Riau yoy
Sumber : BPS Provinsi Riau, diiolah
Sumber : PHRI , diolah Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Riau
3.6. Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dalam triw ulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 9,30 atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan triw ulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 7,80 . Peningkatan ini utamanya didorong oleh
I II
III IV
I II
III IV
I II
Perdagangan Besar dan Eceran 10.57
10.45 10.51
7.36 7.95
8.01 9.44
9.53 7.96
9.53 Hotell
7.49 9.51
9.87 11.29
7.63 7.52
7.70 9.27
8.04 8.68
Restoran 9.56
11.93 10.84
12.10 8.29
8.99 7.03
8.21 8.47
10.06 Perdagangan, Hotel Restoran
10.50 10.46
10.50 7.50
7.95 8.02
9.37 9.50
7.97 9.52
Komponen 2008
2009 2010
40,00 45,00
50,00 55,00
60,00 65,00
70,00 75,00
80,00
Ja n
-0 8
M a
r- 8
M e
i- 8
Ju l-
8 S
e p
-0 8
N o
p -0
8 Ja
n -0
9 M
a r-
9 M
e i-
9 Ju
l- 9
S e
p -0
9 N
o p
-0 9
Ja n
-1 M
a r-
1 M
e i-
1
- 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000 80000
90000
M a
r- 9
A p
r- 9
M e
i- 9
Ju n
-0 9
Ju l-
9 A
g u
st -0
9 S
e p
-0 9
O k
t- 9
N o
p -0
9 D
e s-
9 Ja
n -1
F e
b -1
M a
r- 1
A p
r- 1
M e
i- 1
PKB BBN-KB
Grafik 1.25. Tingkat Hunian Hotel Berbintang 3,4,5 di Provinsi Riau
Grafik 1.26. Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Provinsi Riau
Kondisi Ekonomi M akro Regional
32
650 700
750 800
850 900
950 1.000
Ja n
-0 8
A p
r- 8
Ju l-
8 O
k t-
8 Ja
n -0
9 A
p r-
9 Ju
l- 9
O k
t- 9
Ja n
-1 A
p r-
1 Datang
Berangkat
50.000 55.000
60.000 65.000
70.000 75.000
80.000 85.000
90.000 95.000
100.000
Ja n
-0 8
A p
r- 8
Ju l-
8 O
k t-
8 Ja
n -0
9 A
p r-
9 Ju
l- 9
O k
t- 9
Ja n
-1 A
p r-
1 Datang
Berangkat
kenaikan pada sub sektor angkutan darat dan angkutan laut yang masing-masing tumbuh yoy sebesar 7,01 dan 7,24 . Sebagaimana diketahui, kedua pangsa
sub sektor tersebut mencapai lebih dari 86 terhadap sektor pengangkutan di Provinsi Riau.
Tabel 1.14. Pertumbuhan Sub Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yoy
Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah
Sementara itu, pertumbuhan sub sektor angkutan udara yang tercatat mengalami kenaikan cukup tinggi dari 8,63 triw ulan I-2010 menjadi 8,97 triw ulan II-
2010 juga turut menjadi pemicu meningkatnya pertumbuhan sektor pengangkutan pada triw ulan laporan. Salah satu indikator yang mendukung
kondisi tersebut adalah masih tetap tingginya arus kedatangan dan keberangkatan penumpang dan pesaw at di Bandara Sultan Syarif Kasim SSK II.
Sumber : PT. Angkasa Pura Provinsi Riau
I II
III IV
I II
III IV
I II
1. Pengangkutan 8.68
8.61 8.70
10.69 8.30
6.89 5.67
4.72 6.28
7.33 - Angkutan Darat
8.48 8.28
8.22 9.27
8.03 6.71
5.67 5.38
6.00 7.01
- Angkutan Laut 7.08
6.97 8.13
12.01 7.62
6.21 4.50
2.16 5.72
7.24 - Angkutan Udara
12.34 15.07
14.23 17.38
11.98 8.79
7.21 5.19
8.63 8.97
- Jasa Penunjang Angkutan 10.49
9.01 8.79
13.47 8.58
8.04 6.60
4.33 7.49
8.59 2. K o m u n i k a s i
14.75 18.42
19.70 20.29
19.69 18.74
17.10 17.84
16.00 19.56
Pengangkutan dan Komunikasi 9.51
9.95 10.21
12.03 9.93
8.64 7.38
6.69 7.80
9.30 Komponen
2008 2009
2010
Grafik 1.27. Arus Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang di
Bandara SSK II Grafik 1.28. Arus Kedatangan dan
Keberangkatan Pesaw at di Bandara SSK II
Perkembangan Inf lasi Daerah
33
1. KONDISI UM UM
Dinamika
perkembangan harga di Provinsi Riau yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen IHK Kota Pekanbaru dan Dumai pada triw ulan II-2010
secara umum menunjukkan inflasi. Pergerakan tingkat inflasi tahunan y-o-y di kota Pekanbaru dan Dumai cenderung meningkat bahkan setelah mencapai
titik terendahnya pada akhir tahun 2009. Inflasi y-o-y di Kota Pekanbaru dan Dumai dalam triw ulan laporan masing-masing mencapai 4,58 dan 5,27 ,
sedangkan inflasi nasional y-o-y berada pada angka 5,05 . Kondisi ini utamanya dipicu oleh inflasi volatile foods yang berasal dari peningkatan harga
cabe merah akibat fenomena anomali iklim. Di sisi lain, inflasi administered price
juga relatif tinggi terutama pada sub kelompok bahan bakar rumah tangga seiring dengan program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan
oleh pemerintah pusat.
Bab 2
PERKEM BAN GAN
INFLASI DAERAH