Kondisi Ekonomi M akro Regional
26 M eskipun demikian, sektor perkebunan yang merupakan basis perekonomian Riau
tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 atau mengalami kenaikan baik dibandingkan dengan triw ulan I-2010 maupun periode yang sama tahun
sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 5,45 dan 5,55 . Sebagaimana diketahui, sektor perkebunan memiliki pangsa terbesar dalam sektor pertanian
yaitu mencapai 49,67 sehingga memiliki peran yang sangat signifikan terhadap kinerja sektor pertanian secara umum. Hal ini diindikasikan erat kaitannya dengan
program ekstensifikasi lahan dan peningkatan luas kebun di Provinsi Riau sehingga mendorong produksi TBS secara tahunan.
Sementara itu, sektor tanaman bahan makanan Provinsi Riau pada triw ulan laporan juga tercatat mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan triw ulan I-2010 yaitu sebesar 3,21 . Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi padi pada tahun 2010 yang diperkirakan meningkat sebesar 0,72
ARAM II. Peningkatan produksi ini seiring dengan adanya peningkatan produktivitas pada yaitu sebesar 2,34 meskipun luas panen diperkirakan akan
mengalami penurunan sebesar 1,58 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tabel 1.12. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi M enurut Sub Round di Riau
Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah
2009 2010
ATAP ARAM II
Absolut Absolut
Absolut a Luas Panen
- Januari - April 79,411
69,943 72,150
5,959 6.98
9,468 11.92
2,207 3.16
- M ei - Agustus 51,000
52,560 49,387
765 1.48
1,560 3.06
3,173 6.04
- September - Desember 17,385
26,920 25,519
7,353 73.30
9,535 54.85
1,401 5.20
- Januari - Desember 147,796
149,423 147,056
629 0.43
1,627 1.10
2,367 1.58
b Produkstivitas kuha - Januari - April
31.36 32.79
34.77 0.03
0.10 1.43
4.56 1.98
6.04 - M ei - Agustus
37.39 39.37
39.63 0.38
1.03 1.98
5.30 0.26
0.66 - September - Desember
31.40 35.35
34.73 0.43
1.39 3.95
12.58 0.62
1.75
- Januari - Desember 33.44
35.57 36.40
0.14 0.42
2.13 6.36
0.83 2.34
c Produksi ton
- Januari - April 248,995
229,344 250,872
18,428 6.89
19,651 7.89
21,528 9.39
- M ei - Agustus 190,675
206,910 195,743
916 0.48
16,235 8.51
11,167 5.40
- September - Desember 54,590
95,175 88,623
23,517 75.68
40,585 74.35
6,552 6.88
- Januari - Desember 494,260
531,429 535,238
4,173 0.85
37,169 7.52
3,809 0.72
Ket erangan : Bentuk Produksi Padi adalah Gabah Kering Giling GKG 2007 - 2008
Keterangan 2008
Perkembangan 2008 - 2009
2009-2010 Periode
Kondisi Ekonomi M akro Regional
27
3.2. Pertambangan dan Penggalian
3.2.1. M igas
Pertumbuhan yoy sektor pertambangan Provinsi Riau pada triw ulan laporan mengalami kontraksi sebesar 1,98 , menurun dibandingkan dengan triw ulan yang
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 0,08 . Pertumbuhan yoy sub sektor pertambangan migas yang memiliki pangsa terbesar 96,44 tercatat mengalami
kontraksi sebesar 2,19 atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai 0,08 . Kondisi ini disebabkan oleh kinerja sektor
migas yang kurang produktif sebagaimana terlihat pada volume lifting minyak bumi di Provinsi Riau yang cenderung menurun.
Sumber : Departemen ESDM Sumber : Departemen ESDM
Pada triw ulan laporan, volume lifting minyak bumi di Provinsi Riau mencapai 32,20 juta barel atau menurun 2,61 yoy. Sementara, volume lifting gas bumi Provinsi
mengalami penurunan yang lebih tinggi lagi yaitu sebesar 60,51 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
3.2.2. Non M igas
Pertumbuhan sektor pertambangan non migas dalam triw ulan laporan tercatat masih cukup tinggi yaitu sebesar 9,03 yoy meskipun relatif melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan triw ulan I-2010 yang mencapai 9,09 yoy. Relatif tingginya angka pertumbuhan pada sektor ini diindikasikan seiring dengan
meningkatnya permintaan batubara yang berasal dari negara mitra dagang utama
35,78 35,08
35,16 34,83
33,28 33,07
33,10 32,54
31,13 32,20
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
- 2
4 6
8 10
12 14
16 18
20
I II
III IV
I II
III IV
I II
2008 2009
2010
ju ta
b a
re l
ju ta
b a
re l
Bengk alis Indragiri Hulu
Kampar Kep. M erant i
Rok an Hilir Rok an Hulu
Siak Tot al k anan
1.589,83 3.113,77
1.644,92 1.456,70
1.854,08 1.595,27
1.241,16 812,04
948,25 629,88
- 500,00
1.000,00 1.500,00
2.000,00 2.500,00
3.000,00 3.500,00
- 500
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000
I II
III IV
I II
III IV
I II
2008 2009
2010
M il
ia r
B T
U M
il ia
r B
T U
Pelalaw an Pekanbaru
Tot al kanan
Grafik 1.17. Nilai Lifting M inyak Bumi M enurut Kab.Kota di Provinsi Riau
Grafik 1.18. Nilai Lifting Gas Bumi M enurut Kab.Kota di Provinsi Riau
Kondisi Ekonomi M akro Regional
28 seperti Cina dan India serta trend peningkatan harga batu bara di pasar
internasional. Harga rerata batubara di dunia dalam triw ulan II-2010 mencapai USD64,60 metrik ton atau naik 9,58 secara triw ulanan. Di sisi lain, volume
ekspor batubara Riau tercatat sebesar 691,76 ribu ton atau meningkat 128,56 yoy. Namun demikian, pertumbuhan pada triw ulan laporan relatif melambat jika
dibandingkan dengan triw ulan I-2010 yang tercatat tumbuh sebesar 149,63 yoy.
3.3. Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan pada triw ulan II-2010 tercatat tumbuh sebesar 5,86 atau menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 4,94 . Hal ini utamanya didorong oleh sektor industri non migas yang tercatat tumbuh yoy sebesar 7,24 atau meningkat dibandingkan dengan
triw ulan sebelumnya 4,94 , namun masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 7,37 . Sebagaimana
diketahui, pangsa industri pengolahan non migas mencapai lebih dari 80 terhadap sektor industri pengolahan di Provinsi Riau. M embaiknya kinerja sub
sektor industri pengolahan non migas ini sejalan dengan hasil survei dimana kapasitas produksi secara umum masih relatif stabil.
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
10 20
30 40
50 60
I III
I III
I III
I III
I III
I III
I 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
ri b
u T
o n
U S
D j
u ta
Nilai kiri Vol kanan
50 100
150 200
250 300
350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2 4
= 1
Coal
Sumber : DSM BI Sumber : Bloomberg, diolah
Grafik 1.19. Nilai dan Volume Ekspor Batubara Provinsi Riau
Grafik 1.20. Pergerakan Harga Batubara Dunia 2004=100
Kondisi Ekonomi M akro Regional
29 Dalam triw ulan laporan, volume ekspor komoditas unggulan Riau seperti karet
alam tercatat sekitar 7 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 35,68 yoy. Sementara itu, volume ekspor minyak olahan nabati yang utamanya didominasi
oleh CPO mengalami penurunan sebesar 23 yoy atau lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan triw ulan I-2010 yang mencapai 8,13 yoy. Berdasarkan
informasi dari contact liason, penurunan volume ini utamanya bukan dikarenakan adanya penurunan kapasitas produksi di tingkat pelaku usaha namun lebih
dikarenakan penundaan penjualan akibat harga jual CPO yang sedang menurun. Disamping itu, meskipun terdapat penurunan harga TBS namun perusahaan tetap
melakukan panen TBS untuk diolah menjadi CPO. Hal ini dikarenakan dari segi bisnis lebih menguntungkan untuk menyimpan hasil olahan daripada menunda
hasil panen. Dalam triw ulan laporan, diketahui bahw a industri pengolahan karet mengalami kenaikan kapasitas produksi sekitar 5 seiring dengan membaiknya
kondisi beberapa pabrik lama dan telah beroperasinya pabrik baru.
500 1000
1500 2000
2500 3000
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800 2000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
ri b
u T
o n
U S
D j
u ta
Nilai kiri Vol kanan
1 2
3 4
5 6
7 8
5 10
15 20
25
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
ri b
u T
o n
U S
D j
u ta
Nilai kiri Vol kanan
Grafik 1.21. Nilai dan Volume Ekspor M inyak Olahan Nabati Provinsi Riau
Grafik 1.22. Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Provinsi Riau
Sumber : DSM BI Sumber : DSM BI
Kondisi Ekonomi M akro Regional
30 Di sisi lain, membaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan non migas juga
secara tidak langsung dipengaruhi oleh harga CPO dan karet dunia yang cenderung meningkat sejak semester II-2009. Namun demikian, harga rerata
average price CPO di pasar internasional pada triw ulan laporan diketahui mencapai USD767,75M T atau turun 3,83 dibandingkan dengan triw ulan
sebelumnya. Sebaliknya, harga karet di pasar internasional justru tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,30 menjadi USD365,72Kg. M embaiknya pasar
otomotif dunia dan adanya gangguan produksi di beberapa negara penghasil karet utama, menjadi faktor penyebab meningkatnya harga karet dunia pada triw ulan
laporan.
3.4. Bangunan