36.40 6.36 Industri Pengolahan PDRB SEKTORAL

Kondisi Ekonomi M akro Regional 26 M eskipun demikian, sektor perkebunan yang merupakan basis perekonomian Riau tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 atau mengalami kenaikan baik dibandingkan dengan triw ulan I-2010 maupun periode yang sama tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 5,45 dan 5,55 . Sebagaimana diketahui, sektor perkebunan memiliki pangsa terbesar dalam sektor pertanian yaitu mencapai 49,67 sehingga memiliki peran yang sangat signifikan terhadap kinerja sektor pertanian secara umum. Hal ini diindikasikan erat kaitannya dengan program ekstensifikasi lahan dan peningkatan luas kebun di Provinsi Riau sehingga mendorong produksi TBS secara tahunan. Sementara itu, sektor tanaman bahan makanan Provinsi Riau pada triw ulan laporan juga tercatat mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan triw ulan I-2010 yaitu sebesar 3,21 . Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi padi pada tahun 2010 yang diperkirakan meningkat sebesar 0,72 ARAM II. Peningkatan produksi ini seiring dengan adanya peningkatan produktivitas pada yaitu sebesar 2,34 meskipun luas panen diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 1,58 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tabel 1.12. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi M enurut Sub Round di Riau Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah 2009 2010 ATAP ARAM II Absolut Absolut Absolut a Luas Panen - Januari - April 79,411 69,943 72,150 5,959 6.98 9,468 11.92 2,207 3.16 - M ei - Agustus 51,000 52,560 49,387 765 1.48 1,560 3.06 3,173 6.04 - September - Desember 17,385 26,920 25,519 7,353 73.30 9,535 54.85 1,401 5.20 - Januari - Desember 147,796 149,423 147,056 629 0.43 1,627 1.10 2,367 1.58 b Produkstivitas kuha - Januari - April 31.36 32.79 34.77 0.03 0.10 1.43 4.56 1.98 6.04 - M ei - Agustus 37.39 39.37 39.63 0.38 1.03 1.98 5.30 0.26 0.66 - September - Desember 31.40 35.35 34.73 0.43 1.39 3.95 12.58 0.62 1.75 - Januari - Desember 33.44

35.57 36.40

0.14 0.42

2.13 6.36

0.83 2.34

c Produksi ton - Januari - April 248,995 229,344 250,872 18,428 6.89 19,651 7.89 21,528 9.39 - M ei - Agustus 190,675 206,910 195,743 916 0.48 16,235 8.51 11,167 5.40 - September - Desember 54,590 95,175 88,623 23,517 75.68 40,585 74.35 6,552 6.88 - Januari - Desember 494,260 531,429 535,238 4,173 0.85 37,169 7.52 3,809 0.72 Ket erangan : Bentuk Produksi Padi adalah Gabah Kering Giling GKG 2007 - 2008 Keterangan 2008 Perkembangan 2008 - 2009 2009-2010 Periode Kondisi Ekonomi M akro Regional 27

3.2. Pertambangan dan Penggalian

3.2.1. M igas

Pertumbuhan yoy sektor pertambangan Provinsi Riau pada triw ulan laporan mengalami kontraksi sebesar 1,98 , menurun dibandingkan dengan triw ulan yang sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 0,08 . Pertumbuhan yoy sub sektor pertambangan migas yang memiliki pangsa terbesar 96,44 tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,19 atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai 0,08 . Kondisi ini disebabkan oleh kinerja sektor migas yang kurang produktif sebagaimana terlihat pada volume lifting minyak bumi di Provinsi Riau yang cenderung menurun. Sumber : Departemen ESDM Sumber : Departemen ESDM Pada triw ulan laporan, volume lifting minyak bumi di Provinsi Riau mencapai 32,20 juta barel atau menurun 2,61 yoy. Sementara, volume lifting gas bumi Provinsi mengalami penurunan yang lebih tinggi lagi yaitu sebesar 60,51 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

3.2.2. Non M igas

Pertumbuhan sektor pertambangan non migas dalam triw ulan laporan tercatat masih cukup tinggi yaitu sebesar 9,03 yoy meskipun relatif melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triw ulan I-2010 yang mencapai 9,09 yoy. Relatif tingginya angka pertumbuhan pada sektor ini diindikasikan seiring dengan meningkatnya permintaan batubara yang berasal dari negara mitra dagang utama 35,78 35,08 35,16 34,83 33,28 33,07 33,10 32,54 31,13 32,20 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 - 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 I II III IV I II III IV I II 2008 2009 2010 ju ta b a re l ju ta b a re l Bengk alis Indragiri Hulu Kampar Kep. M erant i Rok an Hilir Rok an Hulu Siak Tot al k anan 1.589,83 3.113,77 1.644,92 1.456,70 1.854,08 1.595,27 1.241,16 812,04 948,25 629,88 - 500,00 1.000,00 1.500,00 2.000,00 2.500,00 3.000,00 3.500,00 - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 I II III IV I II III IV I II 2008 2009 2010 M il ia r B T U M il ia r B T U Pelalaw an Pekanbaru Tot al kanan Grafik 1.17. Nilai Lifting M inyak Bumi M enurut Kab.Kota di Provinsi Riau Grafik 1.18. Nilai Lifting Gas Bumi M enurut Kab.Kota di Provinsi Riau Kondisi Ekonomi M akro Regional 28 seperti Cina dan India serta trend peningkatan harga batu bara di pasar internasional. Harga rerata batubara di dunia dalam triw ulan II-2010 mencapai USD64,60 metrik ton atau naik 9,58 secara triw ulanan. Di sisi lain, volume ekspor batubara Riau tercatat sebesar 691,76 ribu ton atau meningkat 128,56 yoy. Namun demikian, pertumbuhan pada triw ulan laporan relatif melambat jika dibandingkan dengan triw ulan I-2010 yang tercatat tumbuh sebesar 149,63 yoy.

3.3. Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada triw ulan II-2010 tercatat tumbuh sebesar 5,86 atau menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,94 . Hal ini utamanya didorong oleh sektor industri non migas yang tercatat tumbuh yoy sebesar 7,24 atau meningkat dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya 4,94 , namun masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 7,37 . Sebagaimana diketahui, pangsa industri pengolahan non migas mencapai lebih dari 80 terhadap sektor industri pengolahan di Provinsi Riau. M embaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan non migas ini sejalan dengan hasil survei dimana kapasitas produksi secara umum masih relatif stabil. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 10 20 30 40 50 60 I III I III I III I III I III I III I 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ri b u T o n U S D j u ta Nilai kiri Vol kanan 50 100 150 200 250 300 350 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2 4 = 1 Coal Sumber : DSM BI Sumber : Bloomberg, diolah Grafik 1.19. Nilai dan Volume Ekspor Batubara Provinsi Riau Grafik 1.20. Pergerakan Harga Batubara Dunia 2004=100 Kondisi Ekonomi M akro Regional 29 Dalam triw ulan laporan, volume ekspor komoditas unggulan Riau seperti karet alam tercatat sekitar 7 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 35,68 yoy. Sementara itu, volume ekspor minyak olahan nabati yang utamanya didominasi oleh CPO mengalami penurunan sebesar 23 yoy atau lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan triw ulan I-2010 yang mencapai 8,13 yoy. Berdasarkan informasi dari contact liason, penurunan volume ini utamanya bukan dikarenakan adanya penurunan kapasitas produksi di tingkat pelaku usaha namun lebih dikarenakan penundaan penjualan akibat harga jual CPO yang sedang menurun. Disamping itu, meskipun terdapat penurunan harga TBS namun perusahaan tetap melakukan panen TBS untuk diolah menjadi CPO. Hal ini dikarenakan dari segi bisnis lebih menguntungkan untuk menyimpan hasil olahan daripada menunda hasil panen. Dalam triw ulan laporan, diketahui bahw a industri pengolahan karet mengalami kenaikan kapasitas produksi sekitar 5 seiring dengan membaiknya kondisi beberapa pabrik lama dan telah beroperasinya pabrik baru. 500 1000 1500 2000 2500 3000 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ri b u T o n U S D j u ta Nilai kiri Vol kanan 1 2 3 4 5 6 7 8 5 10 15 20 25 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ri b u T o n U S D j u ta Nilai kiri Vol kanan Grafik 1.21. Nilai dan Volume Ekspor M inyak Olahan Nabati Provinsi Riau Grafik 1.22. Nilai dan Volume Ekspor Karet Alam Provinsi Riau Sumber : DSM BI Sumber : DSM BI Kondisi Ekonomi M akro Regional 30 Di sisi lain, membaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan non migas juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh harga CPO dan karet dunia yang cenderung meningkat sejak semester II-2009. Namun demikian, harga rerata average price CPO di pasar internasional pada triw ulan laporan diketahui mencapai USD767,75M T atau turun 3,83 dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Sebaliknya, harga karet di pasar internasional justru tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,30 menjadi USD365,72Kg. M embaiknya pasar otomotif dunia dan adanya gangguan produksi di beberapa negara penghasil karet utama, menjadi faktor penyebab meningkatnya harga karet dunia pada triw ulan laporan.

3.4. Bangunan