Perkembangan Inf lasi Daerah
33
1. KONDISI UM UM
Dinamika
perkembangan harga di Provinsi Riau yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen IHK Kota Pekanbaru dan Dumai pada triw ulan II-2010
secara umum menunjukkan inflasi. Pergerakan tingkat inflasi tahunan y-o-y di kota Pekanbaru dan Dumai cenderung meningkat bahkan setelah mencapai
titik terendahnya pada akhir tahun 2009. Inflasi y-o-y di Kota Pekanbaru dan Dumai dalam triw ulan laporan masing-masing mencapai 4,58 dan 5,27 ,
sedangkan inflasi nasional y-o-y berada pada angka 5,05 . Kondisi ini utamanya dipicu oleh inflasi volatile foods yang berasal dari peningkatan harga
cabe merah akibat fenomena anomali iklim. Di sisi lain, inflasi administered price
juga relatif tinggi terutama pada sub kelompok bahan bakar rumah tangga seiring dengan program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan
oleh pemerintah pusat.
Bab 2
PERKEM BAN GAN
INFLASI DAERAH
Perkembangan Inf lasi Daerah
34 Sementara itu, inflasi triw ulanan yang terjadi di kota Pekanbaru dan Dumai
masing-masing tercatat sebesar 1,72 dan 2,60 , lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai angka 1,41 . Kondisi ini
utamanya juga dipicu oleh kenaikan komoditas volatile foods seperti cabe merah dan inflasi pada sub kelompok bahan bakar rumah tangga.
2. PERKEM BANGAN INFLASI TAHUNAN
Tingkat inflasi tahunan y-o-y kota di Provinsi Riau yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen IHK Pekanbaru dan Dumai secara umum mengikuti
pergerakan tingkat inflasi nasional yang berada pada kecenderungan meningkat setelah mencapai titik terendahnya pada akhir tahun 2009. Dalam
triw ulan laporan, inflasi Pekanbaru tercatat sebesar 4,58 atau berada dibaw ah inflasi nasional yang mencapai 5,05 , sedangkan inflasi di Kota
Dumai berada di atas inflasi nasional yang mencapai 5,27 . Secara umum tingkat inflasi tahunan kota-kota di Provinsi Riau dalam triw ulan laporan
tergolong cukup tinggi terutama jika dibandingkan dengan tahun 2009. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Pekanbaru, Dumai dan Nasional
Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah
Inflasi kota di Provinsi Riau cenderung berada pada tren yang menurun disinflasi setelah krisis tahun 2008 akibat daya beli masyarakat yang melemah
disertai dengan relatif minimnya perilaku produsen yang bersifat spekulatif
I II
III IV
I II
III IV
I II
2008 2009
2010 Nasional
8,16 12,83 13,48 11,77 8,47 3,65
2,83 2,78
3,43 5,05
Pekanbaru 8,02 12,69 14,08 11,03 7,12 3,68
2,20 1,94
2,26 4,58
Dumai 7,33 14,22 16,24 14,30 10,16 2,74
3,22 0,80
1,81 5,27
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00 18,00
Perkembangan Inf lasi Daerah
35 Grafik 2.2. Disagregasi Inflasi
Kota Pekanbaru Triw ulan II-2010 yoy Grafik 2.3. Disagregasi Inflasi
Kota Dumai Triw ulan II-2010 yoy dalam menetapkan perubahan harga. Berdasarkan hasil disagregasi inflasi
1
, terlihat bahw a peranan inflasi non inti
2
pada triw ulan laporan cukup dominan terhadap inflasi kota di Provinsi Riau dibandingkan dengan periode
sebelumnya. Sebagai provinsi yang berada dalam kategori ‘defisit pangan’ tentunya masalah pasokan merupakan faktor yang berpengaruh secara
signifikan.
Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah,
Inflasi volatile foods di Pekanbaru dan Dumai pada triw ulan II-2010 tercatat masing-masing sebesar 9,53 yoy dan 16,50 yoy, sedangkan inflasi inti
di kedua kota tersebut masing-masing mencapai 2,09 yoy dan 1,20 yoy. Relatif tingginya inflasi volatile foods di Kota Dumai dikarenakan
distribusi pasokan barang berasal dari Kota Pekanbaru sehingga harga yang diterima konsumen menjadi lebih tinggi. Di sisi lain, kegagalan panen pada
sejumlah w ilayah pemasok seperti Sumatera Barat dan Sumatera utara yang disebabkan oleh fenomena anomali cuaca mengakibatkan pasokan terpaksa
dipenuhi dari w ilayah Jaw a yang pada periode tersebut juga diketahui mengalami keterbatasan pasokan. Akibatnya harga kebutuhan pokok
mengalami lonjakan yang cukup tinggi terutama pada komoditas tertentu seperti cabe merah dan baw ang.
1
Penghitungan inflasi inti dan non inti dilakukan berdasarkan pendekatan sub kelompok dengan mengacu kepada Nilai Konsumsi SBH 2007=100
2
Inflasi non inti terdiri dari inflasi volatile foods dan administered price.
9,53 6,34
-10,00 -5,00
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
I II
III IV
I II
III IV
I II
2008 2009
2010 Core
Volatile Food Administered Price
Umum 16,50
-10,00 -5,00
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
I II
III IV
I II
III IV
I II
2008 2009
2010 Core
Volat ile Administ ered
Umum
Perkembangan Inf lasi Daerah
36 Grafik 2.4. Inf lasi Kelompok Bahan
M akanan Kota Pekanbaru dan Dumai Triw ulan II-2010 yoy
Tabel 2.1. Inflasi Tahunan Kota Pekanbaru M enurut Kelompok
Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah,
Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, kelompok bahan makanan tercatat
mengalami inflasi tertinggi diantara kelompok lainnya baik di Kota
Pekanbaru maupun di Kota Dumai masing-masing sebesar 8,65 dan
15,6 . Inflasi sub kelompok bumbu- bumbuan dan sayur-sayuran
merupakan pemicu utama relatif tingginya inflasi pada
kelompok bahan makanan. Pada triw ulan
laporan sub kelompok bumbu- bumbuan tercatat mengalami inflasi
lebih dari 50 yoy pada kedua kota tersebut.
Sementara itu, komponen inflasi barang yang diatur oleh pemerintah administered price dalam triw ulan laporan juga relatif cukup tinggi terutama
di Kota Pekanbaru yang mencapai 6,34 . Kondisi tersebut seiring dengan adanya kebijakan pengurangan minyak tanah bersubsidi oleh pemerintah
pusat. Kelompok IHK lain yang juga tercatat mengalami inflasi tahunan cukup tinggi
adalah Sandang yang tercatat mengalami inflasi di Kota Pekanbaru dan Dumai masing-masing sebesar 5,42 dan 3,60 . Hal ini terjadi seiring dengan
kenaikan harga emas dunia pada triw ulan laporan yang mencapai titik
P D
P D
P D
P D
P D
P D
Bahan Makanan 10.99
8.29 4.68
-3.52 3.54
2.73 1.19
0.60 0.30
3.79 8.65 15.60
Makanan Jadi 10.09 17.00
8.60 9.91
6.82 6.31
5.53 3.20
4.93 3.48
4.49 3.02
Perumahan 3.96
3.31 2.30
-0.03 1.69
-0.89 1.77
-0.50 3.31
0.17 4.19
1.34 Sandang
13.14 6.99
12.77 5.32
6.01 4.65
5.88 4.02
1.54 1.13
5.42 3.60
Kesehatan 8.33
3.02 9.81
3.02 5.21
2.96 4.82
2.27 3.04
2.57 0.72
1.36 Pendidikan
6.18 12.20
5.26 10.21
3.24 4.17
3.19 2.74
2.58 1.11
2.90 1.08
Transportasi 0.14
16.53 -6.80 5.36
-6.90 4.61
-3.91 -1.95 0.45
-0.77 0.40 -0.24 Umum
7.12 10.16
3.68 2.74
2.20 3.22
1.94 0.80
2.26 1.81
4.58 5.27
Ket erangan : Pekanbaru P, Dumai D
I-09 II-09
III-09 I-10
IV-09 II-10
Kelompok
-50,00 0,00
50,00 100,00
150,00 Padi. Umbi dan Hasilnya
Daging dan Hasilnya Ikan Segar
Ikan Diaw etkan Telur. Susu Hasilnya
Sayur-sayuran Kacang-kacangan
Buah-buahan Bumbu-bumbuan
Lemak M inyak Bhn M akanan Lain
Pekanbaru Dumai
Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah,
Perkembangan Inf lasi Daerah
37 tertinggi. Harga rerata emas dunia pada triw ulan laporan tercatat sebesar
US1,121.69 atau naik 21,62 yoy. Grafik 2.5. Perkembangan Harga Rerata Emas di Pasar Dunia
Sumber : Bloomberg
3. PERKEM BANGAN INFLASI TRIWULANAN