Impor Non M igas

Kondisi Ekonomi M akro Regional 22 Di sisi lain, pertumbuhan volume ekspor kelompok barang mentah pulp, natural rubber, latex yang memiliki pangsa relatif besar tercatat mengalami kenaikan sebesar 22,38 setelah pada triw ulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 18,76 . Sementara itu, pertumbuhan kelompok barang manufaktur seperti kertas olahan dalam triw ulan laporan tercatat tumbuh sebesar 6,08 atau mengalami perlambatan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 14,35 . Kondisi ini diindikasikan seiring dengan terbatasnya pasokan kayu yang berkaitan dengan pemberlakuan undang-undang ilegal logging. Tabel 1.7. Perkembangan Volume Ekspor Non M igas dalam ribu Ton Riau M enurut Kode SITC 2 Digit Sumber : DSM BI Pertumbuhan volume ekspor tertinggi pada triw ulan laporan dialami oleh kelompok mineral, minyak dan gas bumi yang tercatat mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat yaitu dari 302,66 ribu ton menjadi 706,85 ribu ton. Hal ini diperkirakan terkait dengan kebutuhan energi yang meningkat terutama di negara India dan Cina yang merupakan konsumen terbesar.

2.3.2.2. Impor Non M igas

Struktur impor non migas provinsi Riau sebagian besar atau lebih dari 60 masih didominasi kelompok bahan kimia serta mesin dan peralatan. Secara spesifik, nilai impor kelompok bahan kimia yang didominasi oleh pupuk kimia memiliki pangsa terbesar yaitu mencapai 36,60 . Nilai impor kelompok tersebut pada triw ulan laporan tercatat sebesar USD115,74 juta atau mengalami kenaikan dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi diindikasikan sejalan adanya upaya peningkatan kapasitas produksi ataupun ekstensifikasi lahan pada industri pengolahan non migas terutama sektor perkebunan di Provinsi Riau. I II IIII IV I II 2009 2010 2009 2010 1 M akanan dan Hew an Bernyaw a 319.23 291.91 290.36 291.03 262.98 231.32 7.43 6.79 1.11 -20.76 2 Tembakau dan M inuman 1.04 1.23 1.15 1.15 1.57 1.18 0.04 0.03 68.15 -4.08 3 Barang M entah 419.58 391.42 334.63 480.61 347.72 479.04 9.82 14.07 -18.76 22.38 4 M ineral, M inyak dan Gas Bumi 283.16 302.66 542.42 406.27 706.85 691.76 19.97 20.32 31.84 128.56 5 M inyak dan Lemak Nabati 1,899.77 1,879.54 2,244.12 2,615.30 1,738.70 1,435.60 49.12 42.16 9.15 -23.62 6 Bahan Kimia 181.01 168.96 146.81 115.04 127.83 205.22 3.61 6.03 34.90 21.46 7 Barang M anufaktur 313.80 340.25 342.53 353.76 351.06 360.92 9.92 10.60 14.35 6.08 8 M esin dan Peralatan 1.04 9.97 1.22 0.33 1.14 0.02 0.03 0.00 6397.49 -99.77 9 Berbagai Hasil Olahan M anufakt ur 1.08 2.75 0.02 0.01 2.05 0.04 0.06 0.00 3626.31 -98.54 10 Koin, bukan mat a uang - - - - - - 0.00 0.00 - - 3,419.71 3,388.69 3,903.25 4,263.49 3,539.91 3,405.11 8.65 0.48 Pertumbuhan 2009 No Kelompok SITC 2010 Share Total 100 Kondisi Ekonomi M akro Regional 23 Tabel 1.8. Perkembangan Nilai Impor Non M igas USD jut a Riau M enurut Kode SITC 2 Digit Sumber : DSM BI Sementara itu, nilai impor kelompok mesin dan peralatan tercatat sebesar USD62,98 juta atau turun 15,66 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan nilai impor barang mentah yang tercatat sebesar USD58,91 juta atau naik 19,25 secara tahunan. M enurut volumenya, komposisi impor non migas Provinsi Riau secara umum juga masih didominasi oleh bahan kimia 50,32 dan barang mentah 26,42 . Pertumbuhan tahunan volume impor bahan kimia dalam triw ulan laporan mengalami kenaikan lebih dari dua 2 kali lipat atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan triw ulan I-2010 yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 58,08 . Sebaliknya, pertumbuhan volume impor barang mentah justru tercatat mengalami penurunan sebesar 11,01 yoy atau lebih rendah dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yang mengalami kenaikan sebesar 51,20 yoy. Kondisi tersebut secara umum mengindkasikan bahw a sektor industri pengolahan non migas di Provinsi Riau masih berada pada tingkat pertumbuhan yang cukup baik. Tabel 1.9. Perkembangan Volume Impor Non M igas dalam Ribu Ton Riau M enurut Kode SITC 2 Digit Sumber : DSM BI I II IIII IV I II 2009 2010 2009 2010 1 M akanan dan Hew an Bernyaw a 7.53 7.72 8.13 9.26 19.50 17.37 7.01 5.49 0.56 124.92 2 Tembakau dan M inuman 0.03 0.07 0.34 0.30 0.15 0.38 0.05 0.12 -45.43 461.56 3 Barang M entah 34.76 49.40 63.69 40.14 41.46 58.91 14.90 18.63 84.92 19.25 4 M ineral, M inyak dan Gas Bumi - - - - - - - 0.00 - - 5 M inyak dan Lemak Nabati - 4.49 6.78 - 9.49 16.44 3.41 5.20 1397.38 265.89 6 Bahan Kimia 62.31 43.64 81.60 69.64 92.19 115.74 33.14 36.60 -71.86 165.21 7 Barang M anufaktur 16.13 110.84 22.97 19.70 25.53 30.85 9.18 9.75 293.58 -72.17 8 M esin dan Peralatan 81.12 74.67 650.12 125.06 77.98 62.98 28.03 19.92 -74.57 -15.66 9 Berbagai Hasil Olahan M anufakt ur 3.87 7.99 8.25 12.11 11.90 13.57 4.28 4.29 -10.70 69.86 10 Koin, bukan mat a uang - 0.00 - - - - 0.00 0.00 - - 206 299 842 276 278.22 316.23 -43.27 5.83 Pertumbuhan 2009 No Kelompok SITC 2010 Share Total 100 I II IIII IV I II 2009 2010 2009 2010 1 M akanan dan Hew an Bernyaw a 14,62 10,55 12,57 16,06 29,45 23,13 4,75 4,01 0,32 119,28 2 Tembakau dan M inuman 0,06 0,12 0,60 0,52 0,37 0,65 0,06 0,11 -48,17 443,42 3 Barang M entah 125,92 171,37 205,45 142,83 168,55 152,51 27,19 26,42 51,20 -11,01 4 M ineral, M inyak dan Gas Bumi - - - - - - - - - - 5 M inyak dan Lemak Nabati - 6,00 10,00 - 12,20 20,00 1,97 3,46 - 233,40 6 Bahan Kimia 85,03 111,32 211,25 180,48 323,33 290,41 52,16 50,32 -58,08 160,88 7 Barang M anufaktur 22,72 24,95 40,48 61,64 63,17 73,15 10,19 12,67 -25,26 193,20 8 M esin dan Peralatan 13,48 9,65 43,92 43,16 12,82 9,99 2,07 1,73 -51,04 3,52 9 Berbagai Hasil Olahan M anufakt ur 1,71 5,66 6,43 12,96 10,01 7,33 1,62 1,27 187,58 29,54 10 Koin, bukan mat a uang - 0,00 - - - - - - - - 263,55 339,62 530,70 457,65 619,89 577,16 -27,31 69,94 Total 100 No Kelompok SITC 2010 Share 2009 Pertumbuhan Kondisi Ekonomi M akro Regional 24

3. PDRB SEKTORAL

Perkembangan ekonomi sektoral Riau sampai dengan triw ulan II-2010 secara umum relatif tidak berbeda dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya dimana sektor pertambangan migas yang menguasai pangsa terbesar dalam PDRB masih mengalami trend penurunan atau mengalami kontraksi. Sektor pertambangan migas dalam triw ulan laporan tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,19 atau lebih tinggi dibandingkan dengan triw ulan I-2010 yang tercatat sebesar 0,08 . Sementara itu, dengan mengeluarkan unsur migas, sektor pertambangan tumbuh melambat sebesar 9,03 dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Hal ini secara teknis dipengaruhi menurunnya produksi minyak dan gas bumi di Provinsi Riau akibat usia sumur minyak yang mulai tidak produktif. Di sisi lain, sektor pertanian dan industri pengolahan yang merupakan basis perekonomian Riau dalam triw ulan laporan masing-masing tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,03 dan 5,86 , lebih tinggi dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Hal ini utamanya dipicu oleh adanya peningkatan luas panen lahan di Provinsi Riau serta mulai produksi TBS. Industri pengolahan pada triw ulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan dari 4,94 pada triw ulan I-2010 menjadi 5,86 pada triw ulan II-2010 yang mengindikasikan terjadinya peningkatan kapasitas produksi seiring dengan bertambahnya investasi pabrik dan teknologi. Sumber : BPS Provinsi Riau, diolah - 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 -40 -20 20 40 60 80 100 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pert anian Pert am bangan Indust ri Pen golahan List rik, Gas dan Air Bangunan Per dagangan, Hot el Rest oran Pen ganggkut an dan Kom unikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Tot al kanan - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 -20 20 40 60 80 100 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pert anian Pert am bangan Indust ri Pen golahan List rik, Gas dan Air Bangunan Per dagangan, Hot el Rest oran Pen ganggkut an dan Kom unikasi Keuangan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Tot al kanan Grafik 1.16. Sumbangan Pertumbuhan Tanpa Unsur M igas M enurut Sektoral yoy, Grafik 1.15. Sumbangan Pertumbuhan M enurut Sektoral yoy,