61.0 Rata-rata Akumulasi Belanja ProdukHukum BankIndonesia

Selain aspek legal dan administrasi kendala realisasi anggaran belanja juga datang dari aspek makro dan politik. Pada kendala dari aspek makro 43 responden menyatakan laju inflasi yang melonjak mempengaruhi realisasi belanja, dan 29 menyatakan nilai tukar yang bergejolak turut mempengaruhi realisasi belanja Grafik.3. Sementara dari aspek politik 40 responden berpendapat bahwa padatnya agenda polik menjadi kendala dalam realisasi belanja daerah karena sebagian besar agenda politik tersebut melibatkan pemerintah daerah. Anggaran belanja daerah dibagi dalam tiga kelompok belanja utama yaitu Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung non investasi serta Belanja langsung investasi. Berdasarkan hasil survei pos belanja yang memiliki nilai nominal anggaran terbesar adalah Belanja Modal 60 dan juga merupakan pos yang memiliki tingkat realisasi belanja tertinggi 60 Grafik 4. Rata-rata tingkat realisasi masing-masing pos pada setiap triwulan bervariasi, namun terdapat pola yang umum yang terjadi yaitu untuk realisasi pada triwulan pertama selalu sangat kecil dan akan mengalami penumpukan pada triwulan terakhir Tabel 1. Hal ini menyebabkan tidak meratanya pola realisasi sehingga kurang maksimal dalam mendorong perekonomian daerah. 29 43 14 14 Kurs yang bergejolak Laju inflasi yang melonjak Suku bunga yang cenderung meningkat Perubahan harga BBM Grafik 3 Kendala dari Aspek Makro 20 20 60 Belanja tidak langsung Belanja langsung investasi Belanja langsung non investasi Grafik 4 Pos Dengan Tingkat Realisasi Tertinggi Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Belanja Administrasi 20.0 39.0 61.0 84.0 Belanja Operasional dan Pemeliharaan 13.8 32.4 61.0 96.6 Belanja Modal dan Pembangunan 11.8 32.4 59.0 95.6 Belanja Total 13.8

32.4 61.0

96.6 Rata-rata Akumulasi Belanja

Kelompok Belanja Tabel 1 Pola Realisasi Belanja Daerah Tabel 2 Pola Realisasi Stimulus Periode Realisasi Semester I 7.5 Triwulan III 40.0 Triwulan IV 82.5 Grafik 5 Kendala Realisasi Stimulus Pada pelaksanaan tahun anggaran 2009, 60 responden berpendapat bahwa rata-rata tingkat realisasi anggaran belanja akan mengalami sedikit perbedaan pola dbiandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena penetapan anggaran sudah selesai pada akhir tahun 2008 sehingga memungkinkan proses pelaksanaan anggaran belanja dimulai pada triwulan I-2009. Terkait dengan stimulus infrastruktur yang diberikan pemerintah dalam rangka membantu ketahanan ekonomi daerah terhadap goncangan krisis keuangan global, 80 dari responden menyatakan bahwa terdapat stimulus tersebut pada instansi mereka. Berdasarkan hasil survei Realisasi dan proyeksi belanja stimulus infrastruktur baru terlaksana pada akhir semester I-2009 Tabel 2, hal ini disebabkan karena dana stimulus tersebut baru turun menjelang akhir semester I-2009. Dengan adanya stimulus tersebut 80 esponden menyatakan bahwa stimulus tersebut cukup efektif dalam mengatasi dampak krisis keuangan global di daerah. Namun 20 lainnya berpendapat bahwa stimulus infrastrukur tesebut tidak memberikan dampak yang signifikan jika terkait dengan krisis keuangan global, hal ini disebabkan karena krisis tersebut tidak memiliki dampak yang begitu signifikan terhadap perekonomian Sulawesi Tenggara. Hal ini terindikasi dari tidak terdapatnya pemutusan hubungan kerja besar-besaran di Sulawesi Tenggara. Namun stimulus tersebut sangat membantu dalam mengakselerasi pembangunan daerah. Pada pelaksanaannya proyek stimulus infrastruktur juga memiliki berbagai macam kendala operasional antara lain proses pembebasan lahantanah proyek yang berbelit, serta proses lelangtender proyek stimulus fiskal yang memakan waktu Grafik.5. 25 50 25 Lokasi proyek yang masih dalam pembahasan Petunjuk pelaksanaan yang belum jelas Proses pembebasan lahan berbel it Proses lelang yang memakan waktu Halaman ini sengaja dikosongkan S ISTEM P EMBAYARAN 73 BAB V BAB V BAB V BAB V Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Aktivitas sistem pembayaran di Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih dalam kondisi yang stabil sehingga peran Bank Indonesia dalam menjaga kecukupan uang beredar di Sulawesi Tenggara masih dapat berjalan dengan baik. Pada triwulan III-2009, tercatat terjadi peningkatan transaksi pembayaran secara tunai d sebagaimana tercermin pada meningkatnya net outflow pada periode ini. Sementara itu, kegiatan transaksi non tunai mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

5.1 Transaksi Keuangan Secara Tunai