Dalam Bidang Ekonomi Marjinalisasi pada Tokoh Frau Marthe a. Dalam Lingkup Keluarga
LIESCHEN: “Uns nachts die Mutter nicht hinunterließ,
Stand sie bei ihrem Buhlen süß” Goethe, 1982:112 “Ketika malam hari ibu tidak mengizinkan kita ke bawah,
Dia berdiri manis dengan pacarnya di bangku pintu”
Kutipan dialog ini mencerminkan pengekangan mobilitas perempuan sudah menjadi bahan didikan dari keluarga sampai
masyarakat. Perempuan yang keluar rumah pada malam hari selalu dilabel negatif dan dilekatkan pada prasangka-prasangka buruk; selalu
dikait-kaitkan dengan kehidupan malam yang identik dengan kegiatan seks tidak bermoral yang bisa mendatangkan aib dan reputasi buruk.
Itulah sebabnya, demi menjaga nama baik keluarga, anak-anak perempuan dilarang meninggalkan rumah pada malam hari. Tokoh
Lieschen adalah representasi dari masyarakat pada zaman itu, bahkan yang masih ada sampai sekarang. Pandangan masyarakat tentang
perempuan yang keluar malam digambarkan menurut percakapan Lieschen yang memojokkan Bärbelchen.
LIESCHEN: “Hast nichts von Bärbelchen gehört?”
“Kau tak dengar apapun tentang si Barbara?” GRETCHEN:
“Kein Wort. Ich komm gar wenig unter Leute.” “Aku sudah jarang ketemu mereka.”
LIESCHEN: “Gewiß, Sibylle sagt mirs heute:
Die hat sich endlich auch betört. Das ist das Vornehmtun”
“Sibylle baru mengatakan padaku hari ini: Dia juga akhirnya merasa dirinya seperti terpukau
Itulah hasil perbuatannya Ia memperbodoh dirinya sendiri” GRETCHEN:
“Wieso?” “Kenapa begitu?”
LIESCHEN: “Es stinkt Sie füttert zwei, wenn sie nun ißt und trinkt.”
Goethe, 1982:112 “Bau tengik Dia memberi makan dua orang ketika makan dan
minum.”
Penuturan Lieschen dapat dipandang sebagai representasi
pandangan masyarakat yaitu bahwa perempuan yang keluar rumah pada malam hari akan membawa musibah bagi nama baik keluarganya.
Jika sampai terjadi kehamilan di luar nikah pelecehan, pemerkosaan, dan sejenisnya, maka pihak yang disalahkan adalah si perempuan itu
sendiri. Penuturan Lieschen sarat akan sarkasme. Ia menganggap
kehamilan itu sebagai kebodohan Bärbelchen sendiri. Di sini terlihat bahwa bukan saja laki-laki yang menyalahkan perempuan jika terjadi
penyimpangan tindakan seksual, tetapi kaum perempuan sendiri juga akan berpandangan yang sama androsentris.