59
BAB IV MARJINALISASI PEREMPUAN DAN DOMINASI LAKI-LAKI
TERHADAP PEREMPUANDALAM DRAMA FAUST I KARYA JOHANN WOLFGANG VON GOETHE:
KRITIK SASTRA FEMINIS
Bab ini berisi deskripsi drama Faust I Karya JohannWolfgang von Goethedan hasil penelitian yaitu marjinalisasi perempuan dan dominasi laki-laki
dengan beberapacuplikan teks Bahasa Jerman serta terjemahannya.
A. Deskripsi Drama Faust IKarya Johann Wolfgang von Goethe
Berawal dari drama berjudul Urfaust 1772, Johann Wolfgang von Goethe mengembangkan karyanya dan mengganti judulmenjadi Faust, Ein
Fragment 1788. Beberapa tahun kemudian, Goethe menyempurnakan drama tersebut. Untuk ketiga kalinya ia mengubah judul, Faust, eine
Tragödie Erster Teil atau sering disingkat Faust I.Drama ini dipublikasikan pertama kali pada tahun 1808.Goethe memerlukan waktu36 tahun untuk
menyempurnakan drama Faust I. Drama Faust I terdiri dari 25 adegan dengan dialog yang berbentuk
bait dan lirik dengan rima yang teratur dan bahasa yang indah. Dalam pembabakan karya sastra Jerman, drama Faust I termasuk dalam zaman
Klassik. Tokoh-tokoh dalam drama Faust I secara keseluruhan berjumlah 85
tokoh.Tokoh-tokoh utama dalam drama Faust I adalah Faust sebagai tokoh
protagonis, Mephistopheles sebagai tokoh antagonis,beserta tokoh-tokoh pendukungnya yaitu Margarete, Frau Marthe, dan Valentin.
Drama ini diawali dengan adegan Mephistopheles yang meminta izin kepada Tuhan di surga untuk menggoda Faust, salah satu umat-Nya di
dunia. Negosiasi itu dimenangkan oleh Mephistopheles. Sebagai tokoh protagonis, Faust digambarkan memiliki hasrat yang
besar akan ilmu pengetahuan dan ragam seni.Namun, hasratnya itu kemudian berubah menjadi keserakahan akan hal-hal duniawi. Ironisnya, ia
adalah seorang doktor yang pandai, yang telah mempelajari filsafat, ilmu hukum, kedokteran, bahkan juga teologi.Namun, tetap sajaia merasa belum
cukup dan ingin keluar dari keterbatasannya sebagai manusia. Sebagaimana sifat asli seorang manusia yaitu tidak pernah puas, Faust pun hanya seorang
manusia biasa. Ketidakpuasannya itu membawa ia bergelut dalam dunia ilmu gaib, supaya ia bisa mengenal lebih jauh seluruh ragam ilmu
pengetahuan. Ternyata keterlibatannya dengan ilmu gaib masih saja membuatnya merasa belum benar-benar menguasai alam semesta.
Berikutnya, ia
terdorong untuk bersekutu dengan
setan, yaitu
Mephistopheles.Ia berhasil dibujuk oleh setan yang menjanjikan keajaiban- keajaiban yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Tergiur dengan tawaran
tersebut, maka sebagai barter, Faust mempersembahkan nyawanya untukdibawa Mephistopheles setelah ia meninggal nanti. Bukan karena
Faust tidak paham bagaimana resiko bersekutu dengan setan.Ia sebenarnya sudah tahu bahwa keputusan ini akan mendatangkan bahaya yang tidak