3. Marjinalisasi pada Tokoh Bärbelchen a. Dalam Lingkup Keluarga
Data tentang marjinalisasi tokoh Bärbelchen dalam lingkup keluarga tidak peneliti temukan dalam drama ini.
b. Dalam Lingkup Masyarakat
Mobilitas perempuan yang terbatas tercermin dari adanya aturan yang diberlakukan masyarakat misalnya anak perempuan tidak boleh
keluar rumah hingga larut malam. Demikian juga dengan pergaulannya dibatasi dengan sesama maupun lawan jenis.
Masyarakat mengartikan keluar rumah adalah haram bagi perempuan, apalagi pada malam hari, lebih parah lagi jika untuk
berdua-duaan dengan laki-laki. Pengekangan ini hanya diberlakukan kepada perempuan, sedangkan laki-laki mendapatkan ruang gerak
yang luas dengan akses yang bebas. Berdasarkan ketimpangan ini, Bourdieu 2010: 3 berpendapat
bahwa laki-laki menikmati kesenangan-kesenangan yang berasal dari kekuasaan dan dominasi. Sementara itu, perempuan dikurung di
rumah tanpa diizinkan ikut dalam satupun dari begitu banyak pertemanan yang menyusun masyarakat.
Berikut adalah
data yang
mencerminkan larangan
tersebutdalam drama Faust I.
LIESCHEN: “Uns nachts die Mutter nicht hinunterließ,
Stand sie bei ihrem Buhlen süß” Goethe, 1982:112 “Ketika malam hari ibu tidak mengizinkan kita ke bawah,
Dia berdiri manis dengan pacarnya di bangku pintu”
Kutipan dialog ini mencerminkan pengekangan mobilitas perempuan sudah menjadi bahan didikan dari keluarga sampai
masyarakat. Perempuan yang keluar rumah pada malam hari selalu dilabel negatif dan dilekatkan pada prasangka-prasangka buruk; selalu
dikait-kaitkan dengan kehidupan malam yang identik dengan kegiatan seks tidak bermoral yang bisa mendatangkan aib dan reputasi buruk.
Itulah sebabnya, demi menjaga nama baik keluarga, anak-anak perempuan dilarang meninggalkan rumah pada malam hari. Tokoh
Lieschen adalah representasi dari masyarakat pada zaman itu, bahkan yang masih ada sampai sekarang. Pandangan masyarakat tentang
perempuan yang keluar malam digambarkan menurut percakapan Lieschen yang memojokkan Bärbelchen.
LIESCHEN: “Hast nichts von Bärbelchen gehört?”
“Kau tak dengar apapun tentang si Barbara?” GRETCHEN:
“Kein Wort. Ich komm gar wenig unter Leute.” “Aku sudah jarang ketemu mereka.”
LIESCHEN: “Gewiß, Sibylle sagt mirs heute:
Die hat sich endlich auch betört. Das ist das Vornehmtun”