34
Menurut Sri Esti 2002: 144 menyatakan bahwa hukuman atau sanksi dilakukan untuk memperlemah tingkah laku harus dilakukan secara bijak.
Sri Esti menyatakan dalam bukunya bahwa hukuman dapat dilakukan dengan tidak menghilangkan tingkah laku tetapi hanya mencegah timbulnya
tingkah laku. Agar hukuman atau sanksi efektif harus diperbesar intensitasnya atau dapat dilakukan dengan memperkuat.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sanksi dalam pelanggaran pendidikan kedisiplinan dapat berupa sanksi secara fisik dan
secara psikis. Sanksi secara psikis dapat dilakukan dengan tidak menghina dan memberikan kata-kata kasar.
9. Hambatan Pendidikan Kedisiplinan
Sylvia Rimm 2003: 126 menyatakan bahwa ada 5 faktor kepribadian yang dapat menghambat kedisiplinan, antara lain sebagai berikut:
a Fisik
Faktor fisik yang dimaksud adalah kelengkapan bagian tubuh. Karena seseorang yang memiliki tubuh yang lengkap akan lebih percaya diri dalam
melakukan segala sesuatu dan akan lebih disiplin dalam pengerjaan tugas, karena tidak terkendala oleh kekurangan fisiknya.
b Intelegensi
Faktor intelegensi merupakan salah satu faktor dimana seseorang memiliki kepribadian yang baik. Seseorang yang memiliki intelegensi yang
35
tinggi atau intelegensi yang normal akan cenderung lebih disiplin dan lebiih mudah enyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dan sebaliknya, seseorang
yang memiliki intelegensi yang rendah akan cenderung banyak mengalami kendala dalam perannannya.
c Keluarga
Seorang anak yang berada pada keluarga yang harmonis dan disiplin akan cenderung lebih memiliki kepribadian yang baik. Karena ia merasa
terpenuhi segala kebutuhan kasih sayang dan perhatian yang ia perlukan. Dan sebaliknya, jika seorang anak berada pada keluarga yang kurang
harmonis akan cenderung kurang disiplin dan nakal jika berada di lingkungan luar rumahnya, karena ia merasa kurang kasih sayang dan
perhatian di keluarganya sehingga ia mencari di luar rumahnya. d
Teman sebaya Teman sebaya merupakan faktor yang penting dlam pertumbuhan
seorang anak. Karena seorang anak akan menghabiskan banyak waktu bermainnya bersama temannya, sehingga pengaruh perilaku yang dibawa
oleh temannya sangat besar. Jika ia memiliki teman yang baik, ia cenderung memiliki kepribadian yang baik, begitu juga sebaliknya, jika ia berada pada
lingkungan teman sebaya yang nakal, maka kemungkinan besar ia akan terpengaruh.
36
e Kebudayaan
Setiap masyarakat memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda. Kebudayaan sebuah masyarakat memiliki peran yang penting dalam
pembentukan kepribadian seorang anak, karena kebudayaan tidak bisa lepas dari pola hidup seseorang. Misalnya jika seseorang berada ditengah-tengah
masyarakat modern, maka ia cenderung bergaya hidup modern dan cenderung konsumtif.
Ekosiswoyo dan Rachman Fajar Kurniawan Saputro, 2007:22 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin antara lain adalah
dari Sekolah yaitu: 1.
Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa.
Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa berpura-pura patuh, apatis, atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin
berontak terhadap kekangandan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima,
2. Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata
pelajaran dari pada siswanya, 3.
Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari terakhir sekolah akan libur atau sesudah libur, pergantian pelajaran, pergantian
guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dll.
37
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam
pendidikan kedisiplinan
memiliki beberapa
faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan sorang siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Disiplin erat kaitannya dengan kepribadian. Seseorang akan
memiliki kepribadian yang baik apabila lingkungan dan pribadinya mendukung. Faktor internal bisa berupa fisik dan intelegensi. Kemudian
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kedisiplinan seseorang antaralain lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, lingkungan masyarakat,
lingkngan sekolah, dll.
B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar