32
15 Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman.
16 Menjadi perkumpulan anak-anak nakal dan geng-geng terlarang.
c. Disiplin Sikap
1 Setiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai dengan
ketentuan sekolah. 2
Murid-murid putri dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat kecantikan kosmetik yang lazim digunakan oleh orang-orang
dewasa. 3
Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara. 4
Pakaian olah raga sesuai dengan ketentuan sekolah. 5
Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid tanpa ijin. 6
Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap kelas lain.
8. Sanksi Pendidikan Kedisiplinan
Menurut Charles 2003: 109 bentuk-bentuk sanksi atau hukuman pada siswa yang tidak disiplin antara lain adalah sebagai berikut.
a Membuat Anak Melakukan Sesuatu Yang Tidak Menyenangkan
Anak disuruh untuk melakukan pekerjaan tambahan yang berhubungan dengan kesalahannya. Dengan kata lain hal ini adalah
sebagai ganti rugi kesalahan yang anak lakukan. Hal ini bertujuan
33
untuk mengarahkan perhatian anak pada akibat buruk dari kesalahan yang anak lakukan.
b Merebut Dari Anak Sesuatu Kegemarannya Atau Sesuatu Kesempatan
Yang Enak Hal yang dapat dilakukan adalah tidak mengikutsertakan anak
untuk pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, misalnya: 1
Menghilangkan hak istimewa atau kesempatan, 2
Dikeluarkan untuk sementara, 3
Melarang anak untuk melakukan sesuatu. c
Menimpakan Kesakitan Berbentuk Kejiwaan Dan Jasmani Anak Selain beberapa sanksi yang dapat diberikan diatas, seorang anak
dapat juga diberikan sanksi atau hukuman berupa kesakitan jasmani dan kejiwaan. Hal yang dapat dilakukan adalah menghukum langsung
ketika anak melakukan kesalahan. Hukuman secara fisik misalnya menampar, memegang, mengguncang-guncangkan badan, dan
mencubit, sedangkan hukuman kejiwaan misalnya berupa celaan dan teguran. Namun hal yang perlu diingat bahwa hukuman secara
kejiwaan bukan berarti menghina atau mengecilkan hati anak berupa kata-kata kasar dan sindiran tajam.
34
Menurut Sri Esti 2002: 144 menyatakan bahwa hukuman atau sanksi dilakukan untuk memperlemah tingkah laku harus dilakukan secara bijak.
Sri Esti menyatakan dalam bukunya bahwa hukuman dapat dilakukan dengan tidak menghilangkan tingkah laku tetapi hanya mencegah timbulnya
tingkah laku. Agar hukuman atau sanksi efektif harus diperbesar intensitasnya atau dapat dilakukan dengan memperkuat.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sanksi dalam pelanggaran pendidikan kedisiplinan dapat berupa sanksi secara fisik dan
secara psikis. Sanksi secara psikis dapat dilakukan dengan tidak menghina dan memberikan kata-kata kasar.
9. Hambatan Pendidikan Kedisiplinan