7
3. Penelitian tentang Model Matematik untuk Menggambarkan Kurva
Produksi Telur pada Ayam Petelur Review oleh A. Anang dan H. Indrijani 2006 bertujuan untuk me-review model matematik yang dapat
mendeskripsikan kurva produksi telur pada ayam petelur. Kurva produksi telur umumnya sama, baik untuk bangsa ataupun strain, yaitu meningkat
pada awal masa bertelur untuk mencapai puncaknya pada umur tertentu dan akan menurun secara gradual sampai akhir periode bertelur. Banyak
model matematik kurva produksi telur yang sudah dipublikasikan, dan pada umumnya model-model tersebut sudah cukup bila digunakan untuk
menduga produksi telur saja, tapi jika untuk keperluan pemuliaan ternak, perlu dikembangkan model yang bisa menduga produksi pada populasi
yang kecil. Jika karakteristik kematangan seksual turut dipertimbangkan, maka model yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan model-
model matematik lainnya.
C. Pengertian Sistem Fuzzy
Fuzzy didefinisikan sebagai sesuatu yang kabur atau samar, tidak jelas, membingungkan tetapi istilah sistem fuzzy tidak dimaksudkan untuk mengacu
pada sebuah sistem yang tidak jelas kabursamar-samar definisi, cara kerjanya, atau deskripsinya. Sistem fuzzy didasarkan pada teori logika fuzzy. Logika fuzzy
digunakan untuk mengekspresikan suatu besaran ke dalam suatu bahasa linguistic, seperti jumlah produksi telur yang dapat dinyatakan dengan produksi
tinggi, sedang dan rendah.
8
1. Himpunan Klasik crisp
Teori himpunan klasik crisp menyatakan bahwa keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan
A
hanya memiliki dua kemungkinan, yaitu menjadi anggota
A
atau tidak menjadi anggota A Sri Kusumadewi dan Sri
Hartati, 2010:15. Suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen
x dalam suatu himpunan
A
disebut sebagai derajat keanggotaan yang dinotasikan dengan
A
x
. Keberadaan suatu elemen dapat dinyatakan dengan menggunakan fungsi
karakteristik
A
. Misalkan X merupakan himpunan universal dan A
merupakan himpunan bagiannya, maka derajat keanggotaan elemen x dalam himpunan
A akan bernilai 1 jika x A
. Sebaliknya, jika x A maka derajat
keanggotaan elemen x dalam himpunan A bernilai 0. Secara matematis pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut Setiadji, 2009:37:
1, 0,
A
jika x A
x jika x
A
2.1
Contoh 2.1
Diketahui: =
1150,48; 1209,68; 1306,31; 1251,16, 1600,95; 933,74 adalah
himpunan universal
untuk produksi
telur dan
= {1306,31; 1600,95; 933,74} adalah himpunan bagian , maka dapat dikatakan bahwa: