ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Price Earnings Ratio perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Untuk dapat melakukan analisis regresi linier berganda diperlukan uji asumsi klasik.
Langkah-langkah uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali 2009, tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian- pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov- Smirnov Test untuk masing-masing variabel. Hipotesis yang digunakan
adalah: H
: data residual berdistribusi normal Ha
: data residual tidak berdistribusi normal Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat 2-tailed significant.
Jika data memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5, maka dapat disimpulkan bahwa H
diterima, sehingga data berdistribusi normal Ghozali, 2011.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen Ghozali,
2009. Jika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel independen dan dependen
menjadi terganggu. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF Variance Inflantion Factor. VIF dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Sumber : Ghozali, 2011 Indikasi adanya multikolinearitas yaitu apabila VIF 10.Sebaliknya,
jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan, karena munculnya suatu data dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi, maka dapat dikatakan koefisien korelasi yang diperoleh kurang akurat, identifikasi secara statistik ada
tidaknya gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai Durbin-Watson DW sebagai berikut :