Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Ratio DER yang lebih besar dari signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh
terhadap Price Earnings Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013, sehingga
hipotesis kedua yang diajukan ditolak. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hayati 2010 dan Anggraini 2012 yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Price Earnings Ratio. Secara teori menyebutkan bahwa semakin besar DER menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan
hutang dibanding dengan ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan solvabilitas perusahaan semakin rendah, sehingga kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya rendah. Hal ini berarti risiko keuangan perusahaan relatif tinggi. Tinggi rendahnya risiko
keuangan perusahaan dapat memengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir 2008, perusahaan harus berusaha agar DER bernilai rendah atau berada di bawah standar industri yaitu 90.
Sementara data keuangan dari 39 sampel perusahaan manufaktur selama 3 tahun berturut-turut menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan memiliki DER dibawah 90, bahkan beberapa perusahaan memiliki persentase dibawah 50. Hanya ada satu perusahaan dengan
DER di atas 90, yaitu PT. Indofood Tbk dengan persentase DER sebesar 103,51. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi DER pada 39
sampel perusahaan selama tahun 2011 hingga tahun 2013 adalah rendah.
Kebijakan perusahaan untuk mengambil hutang tentu dilandasi harapan agar perusahaan memeroleh return yang tinggi, meskipun
risiko yang akan diambil juga tinggi. Akan tetapi, ternyata para investor, terutama investor yang risk taker, tidak lagi beranggapan
bahwa penambahan hutang akan menambah risiko pada perusahaan karena pada saat perusahaan menambah hutangnya investor melihat
masih adanya prospek perusahaan di masa mendatang karena perusahaan menambah hutangnya dengan tujuan untuk perluasan
usaha. Hal inilah yang menyebabkan investor tidak memandang DER pada 39 sampel perusahaan manufaktur di BEI sebagai pertimbangan
untuk berinvestasi.