DER di atas 90, yaitu PT. Indofood Tbk dengan persentase DER sebesar 103,51. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi DER pada 39
sampel perusahaan selama tahun 2011 hingga tahun 2013 adalah rendah.
Kebijakan perusahaan untuk mengambil hutang tentu dilandasi harapan agar perusahaan memeroleh return yang tinggi, meskipun
risiko yang akan diambil juga tinggi. Akan tetapi, ternyata para investor, terutama investor yang risk taker, tidak lagi beranggapan
bahwa penambahan hutang akan menambah risiko pada perusahaan karena pada saat perusahaan menambah hutangnya investor melihat
masih adanya prospek perusahaan di masa mendatang karena perusahaan menambah hutangnya dengan tujuan untuk perluasan
usaha. Hal inilah yang menyebabkan investor tidak memandang DER pada 39 sampel perusahaan manufaktur di BEI sebagai pertimbangan
untuk berinvestasi.
c. Pengaruh Current Ratio terhadap Price Earnings Ratio
Koefisien regresi variabel Current Ratio CR sebesar 0,508 dengan signifikansi 0,186. Nilai signifikansi Current Ratio CR yang
lebih besar dari signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa variabel Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Price
Earnings Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2013, sehingga hipotesis ketiga yang diajukan ditolak.
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali 2012 yang menyebutkan bahwa Current Ratio berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Price Earnings Ratio. Secara teori, seharusnya CR yang tinggi mengindikasikan adanya dana yang
menganggur, sehingga akan mengurangi tingkat laba atau profitabilitas perusahaan, yang berarti juga menyebabkan PER akan
turun. Menurut Kasmir 2008, standar industri Current Ratio adalah
sebanyak 2 kali. Berdasarkan data dari 39 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun menunjukkan
Current Ratio perusahaan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2012, likuiditas sebanyak 6 perusahaan mengalami
kenaikan dari tahun 2011, sementara 7 perusahaan mengalami penurunan. Pada tahun 2013, likuiditas 7 perusahaan mengalami
peningkatan, sementara 6 perusahaan mengalami penurunan. Ketidakstabilan CR pada 39 sampel juga dapat dilihat dari rentang
angka yang cukup jauh dari standar industri, yaitu berkisar dari 1,16 sebagai angka terendah, hingga 11,74 sebagai angka tertinggi. Data
yang fluktuatif ini membuat investor pada akhirnya tidak menjadikan