6. inkontinensia urin berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
7. resiko cedera ketidakpatenan mekanika tubuh
8. ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakpatenan posisi tubuh
9. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ketidakpatenan posisi tubuh
10. gangguan integritas kulit atau resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
keterbatasan mobilisasi 11.
resiko infeksi berhubungan dengan rusaknya integritas kulit 12.
resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan cairan 13.
ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan pengurangan tingkat aktifitas 14.
gangguan pola tidur berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi
Menurut Wlikinson 2011 diagnosa yang mungkin muncul pada hambatan mobilisasi antara lain :
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan
2. Konstipasi berhubungan dengan imobilitas
3. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal
5. Nyeri berhubungan dengan kram otot akibat imobilisasi
6. Disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan imobilisasi
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan denganhambatan mobilitas fisik
8. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan defisit mobilisasi
4. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosa keperawatan.Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan Nursalam, 2009. Perawat membuat perencanaan intervensi terapeutik terhadap pasien yang bermasalah
kesejajaran tubuh dan mobilisasi yang aktual maupun beresiko. Perawat merencanakan terapi sesuai dengan derajat resiko pasien, dan perencanaan bersifat individu disesuaikan
perkembangannya pasien, tingkat kesehatan, dan gaya hidup. Perencanaan keperawatan juga termasuk pemahaman kebutuhan pasien untuk mempertahankan fungsi motorik dan
Universitas Sumatera Utara
kemandirian. Perawat dan pasien bekerja sama membuat cara-cara untuk mempertahankan keterlibatan pasien dalam asuhan keperawatan dan mencapai kesejajaran tubuh danmobilisasi
yang optimal dimana pasien berada di rumah sakit ataupun di rumah Potter dan perry, 2005. Pasien beresiko bahaya dikaitkan ketidaktepatan kesejajaran tubuh dan gangguan
mobilisasi, membutuhkan cara keperawatan langsung melalui pemberian posisi secara aktual atau potensial serta kebutuhan mobilisasi. Rencana asuhan keperawatan didasari oleh satu
atau lebih tujuan berikut ini: 1.
Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat 2.
Mencapai kembali kesejajaran tubuh yang tepat ataupun pada tingkat optimal 3.
Menunjukkan tingkat mobilisasi ditandai dengan indikator tingkat ketergantungan fisik individu 0-4 yaitu: mampu merawat diri sendiri secara penuh, memerlukan penggunaan
alat, memerlukan bantuan atau pengawas orang lain, memerlukan bantuan, pengawas orang lain, dan peralatan, Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan 4.
Mengurangi cedera pada sistem kulit dan musculoskeletal dan keridaktepatan mekanika atau kesejajaran
5. Mencapai ROM penuh atau optimal
6. Mencegah kontraktur
7. Mempertahankan kepatenan jalan napas
8. Mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas optimal
9. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
10. Memobilisasi sekresi jalam napas
11. Mempertahankan fungsi kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, sistem perkemihan
12. Meningkatkan toleransi aktivitas
13. Mencapai pola eliminasi normal
14. Mempertahankan pola tidur normal
15. Mencapai sosialisasi
16. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri
Universitas Sumatera Utara
17. Mencapai stimulasi fisik dan mental
18. Memperbaiki gangguan psikologis dan koping individu yang efektif
Perencanaan keperawatan hambatan mobilitas fisik menurut Carpenito 2009 antara lain :
1. Kriteria Hasil :