Farida Aryani, 2014 Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Studi Dokumentasi
Menurut Moleong 2006, hlm.161 mendefinisikan bahwa “Studi
dokumentasi yaitu mencari sumber data-data tertulis di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
”. Sedangkan dikemukakan oleh Arikunto 2006, hlm.231,
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya ”
.
Studi dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
Studi dokumentasi yang akan dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan berbagai dokumen seperti catatan yang ada pada guru BK, wali kelas, dan guru
lainnya, buku laporan pribadi siswa serta catatan lain yang berkaitan dengan sumber data. Kemudian dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan
cara mengamati social media yang digunakan oleh informan. Informasi yang didapatkkan dari social media merupakan data pendukung yang dianggap penting
oleh peneliti, sebab melalui social media biasanya para remaja suka mempublikasikan kegiatanya bersama teman-temannya.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Arikunto 2006, hlm.134, “Instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya ”. Instrumen merupaka alat bantu yang digunakan peneliti untuk
memperoleh sebuah data. Teknik pengumpulan data akan menjadi lebih mudah apabila didukung dengan intrumen penelitiannya.
Menurut Sugiyono 2013, hlm.305 menjelaskan bahwa
“…dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri
”. Selanjutnya Sugiyono 2013, hlm.223 menyatakan:
Farida Aryani, 2014 Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang
diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian
itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang
dapat mencapainya.
Merujuk pada pendapat diatas, sudah jelas bahwa intrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, selebihnya instrumen-instrumen
pendukung disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Adapun instrumen-instrumen tersebut adalah pedoman observasi, pedoman
wawancara, tape recorder, kamera serta catatan lapangan.
F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini peneliti mengajukan proposal usulan penelitian kepada pihak Prodi Pendidikan Sosiologi. Setelah disetujui, peneliti mengikuti seminar proposal
penelitian pada tanggal 24 Juni 2013 dan diuji oleh 2 dosen penguji. Setelah ditetapkan bahwa usulan penelitian ini layak untuk diteliti, maka Prodi Pendidikan
Sosiologi mengeluarkan SK yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2013 dan disetujui oleh Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Rangkaian selanjutnya peneliti melakukan observasi dengan terlebih dahulu mengunjungi SMA Negeri 7 Bandung. Tujuan dilakukannya observasi ini adalah
untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 7 Bandung, terutama yang terkait dengan objek penelitian yaitu peer group. Observasi ini dilakukan dengan
cara mengamati perilaku siswa-siswi bersama dengan peer groupnya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai peergroup yang ada di SMA
Negeri 7 Bandung.
Farida Aryani, 2014 Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan kegiatan tersebut, peneliti membuat rancangan penelitian sederhana serta membuat kelengkapan penelitian yang meliputi surat
penelitian yang merupakan prosedur penelitian serta guna mendapatkan izin dari instansi terkait. Prosedur perizinan yang dilakukan antara lain:
a. Mengajukan surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial melalui prodi Pendidikan Sosiologi yang ditandatangani oleh Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi.
b. Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Pembantu
Dekan I mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung.
c. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Bandung melalui Wakil Kepala Sekolah
Bidang Humas memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolahnya.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah pada tahap pra penelitian, peneliti melengkapi segala kelengkapan yang diperlukan selama penelitian, tahap selanjutnya peneliti mulai terjun ke
lapangan untuk memulai pelaksanaan penelitian. Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan intrumen utama sebuah penelitian, maka peneliti
secara langsung berhubungan dengan responden. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dibantu dengan pedoman wawancara sederhana. Kegiatan wawancara ini
dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya: a.
Wawancara yang dilakukan kepada Wakasek Humas SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi keseluruhan
mengenai gambaran sekolah di SMA Negeri 7 Bandung. b.
Wawancara yang dilakukan kepada dua kelompok teman sebaya peergroup yang ada di SMA Negeri 7 Bandung. Pada tahap ini tentu
saja peneliti bertujuan untuk mendapatkan data selengkap-lengkapnya mengenai karakteristik setiap anggotanya, bagaimana mereka