METODE PERAN PEERGROUP DALAM MEMBENTUK GAYA HIDUP KONSUMTIF REMAJA : Studi Kasus PadaSiswa di SMA Negeri 7 Kota Bandung.

Farida Aryani, 2014 Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang berkenaan dengan suatu fase khusus atau khas dari keseluruhan kejadian ”. Dikemukakan oleh Lincoln dan Guba Mulyana, 2004, hlm.201 penggunaan metode studi kasus dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, diantaranya: a. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti; b. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari; c. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan responden; d. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas; Berdasarkan beberapa pandangan dari beberapa ahli serta keuntungan- keuntungannya, peneliti menimbang bahwa metode studi kasus adalah metode yang tepat jika digunakan dalam penelitian ini, karena peneliti ingin menghasilkan data yang berupa kata-kata yang dapat mendeskripsikan perilaku yang telah diamati peneliti. Kemudian tujuan dari penelitian ini juga untuk memberikan gambaran pola interaksi dari peergroup yang menyebabkan gaya hidup konsumtif.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini maka diperlukan data yang menunjang penelitian ini. Dalam pengumpulan data-data maka diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data tentulah harus disesuaikan dengan metode dan pendekatan yang digunakan. Menurut Sugiyono 2013, hlm. 224 “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data ”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi serta studi kepustakaan. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono 2013, hlm.62 bahwa: Bila dilihat dari segi cara atau tekhnik pengumpulan data, maka tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi pengamatan, Farida Aryani, 2014 Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu interview wawancara, kuisioner angket, dokumentasi dan gabungan keempatnya. Untuk menunjang hal tersebut penulis menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Pengertian observasi menurut Kartono 1980, hlm.142 adalah “Studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan ”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen- elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola- pola kulturil tertentu”. Menurut Nawawi dan Martini 1992, hlm.74 “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian ”. Dalam Sugiyono 2013, hlm.227 “Observasi dapat dibedakan menjadi participant observation observasi berperan serta dan non participant observation ”. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah participant observation dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati hal yang dikerjakan oleh sumber data, mengamati, mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan mengenai perilaku remaja bersama peergroupnya serta melihat aktivitas mereka sehari-hari di sekolah maupun diluar sekolah. Lebih lanjut dikemukakan oleh Sugiyono 2013, hlm.228 “Manfaat dari observasi salah satunya adalah dengan observasi peneliti dapat menemukan hal- hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh informan dalam wawancara karena bersifat sensitiF”. Untuk itulah peneliti memandang bahwa observasi dirasa tepat dalam penelitian ini karena peneliti terlibat langsung sehingga antara peneliti dan objek penelitian tidak ada yang dirahasiakan.

2. Wawancara

Farida Aryani, 2014 Peran Peergroup Dalam Membentuk Gaya Hidup Konsumtif Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Sugiyono 2013, hlm.231: Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Melalui wawancara ini peneliti ingin mendapatkan informasi secara verbal mengenai sikap, pengetahuan dan tindakan yang menjadi target penelitian yaitu tentang peranan peergroup dalam membentuk gaya hidup konsumtif pada remaja di SMAN 7 Bandung. Wawancara digunakan peneliti dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada informan untuk mengetahui kejelasan dari suatu permasalahan. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstrukur unstructured interview dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis. Pedoman wawancara disusun secara sederhana. Teknik ini dilakukan agar interaksi yang dilakukan antara peneliti dengan responden lebih lugas dan tidak ada yang merasa diintimidasi. Wawancara ini juga dilakukan agar suasana diantara peneliti dan informan tidak ada rasa canggung. Sehingga peneliti dengan responden dapat berbincang seperti layaknya teman yang sedang mendengarkan curahan hati remaja. Pendekatan seperti ini sangat tepat apabila respondennya para remaja. Tujuannya adalah untuk memperkuat suatu data yang telah diperoleh serta untuk memperoleh informasi secara meluas dan mendalam. Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell 2013, hlm.267 bahwa: Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview wawancara berhadap-hadapan dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview interview dalam kelompok yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan dalam kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur unstructured dan bersifat terbuka open-ended yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari partisipan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap dua kelompok teman sebaya yang berada di SMA Negeri 7 Bandung sebagai informan utama, yang merupakan sumber data terpenting untuk menjawab penelitian ini.