Tabel 2. Lanjutan Kategori DRPs
Penyebab DRPs
Dosis Lebih a.
Dosis obat yang diberikan terlalu tinggi. b.
Kadar obat dalam darah pasien melebihi kisaran terapi. c.
Dosis obat dinaikkan terlalu cepat. d.
Frekuensi pemberian, durasi terapi dan cara e.
Pemberian obat pada pasien tidak tepat. Adverse Drug Reaction
ADR a.
Pasien mengalami reaksi alergi terhadap obat. b.
Pasien mempunyai resiko mengalami efek samping obat.
c. Pasien mengalami reaksi idiosinkrasi terhadap obat.
d. Biavailabilitas obat berubah akibat interaksi obat
dengan obat lain atau dengan makanan. e.
Efek obat berubah akibat inhibisi atau induksi enzim oleh obat lain.
f. Efek obat berubah akibat penggantian ikatan antara
obat dengan protein aleh obat lain. Kegagalan dalam menerima
obat a.
Pasien gagal menerima obat yang tepat karena adanya medication errors
. b.
Pasien tidak mampu membeli obat obat terlalu mahal untuk pasien.
c. Pasien tidak memahami petunjuk penggunaan obat.
d. Pasien tidak mau minum obat misalnya karena rasa
obat tidak enak.
Cipolle, et al., 1998
4. Pengobatan Hipertensi
a. Pengobatan non farmakologi
Mengubah pola hidup non farmakologis pada penderita hipertensi lanjut usia, seperti halnya pada semua penderita, sangat menguntungkan untuk
menurunkan tekanan darah. Beberapa pola hidup yang harus diperbaiki adalah: menurunkan berat badan jika kegemukan, mengurangi minum alkohol,
meningkatkan aktifitas
fisik aerobik,
mengurangi asupan
garam, mempertahankan asupan kalium adekuat, mempertahankan asupan kalsium
dan magnesium yang adekuat, menghentikan merokok, mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol. Seperti halnya pada orang yang lebih muda,
intervensi non farmakologis ini harus dimulai sebelum menggunakan obat- obatan Kuswardhani, 2005.
8
b. Pengobatan farmakologi
Umur dan adanya penyakit merupakan faktor yang akan mempengaruhi
metabolisme dan
distribusi obat,
karenanya harus
dipertimbangkan dalam memberikan obat antihipertensi. Hendaknya pemberian obat dimulai dengan dosis kecil dan kemudian ditingkatkan secara
perlahan Nafrialdi, 2007. Adanya penyakit penyerta lainnya akan menjadi pertimbangan dalam
pemilihan obat antihipertensi. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner, penyekat beta mungkin sangat bermanfaat, namun demikian terbatas
penggunaannya pada keadaan-keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal jantung atau kelainan bronkus obstruktif. Pada penderita hipertensi dengan
gangguan fungsi jantung dan gagal jantung kongestif, diuretik, penghambat ACE Angiotensin Converting Enzyme atau kombinasi keduanya merupakan
pilihan terbaik Kuswardhani, 2005. Obat-obatan yang menyebabkan perubahan tekanan darah postural
penyekat adrenergik perifer, penyekat alfa dan diuretik dosis tinggi atau obat-obatan yang dapat menyebabkan disfungsi kognitif agonis alfa 2 sentral
harus diberikan dengan hati-hati. Karena pada lanjut usia sering ditemukan penyakit lain dan pemberian lebih dari satu jenis obat, maka perlu
diperhatikan interaksi obat antara antihipertensi dengan obat lainnya. Kuswardhani, 2005.
9
c. Obat-obat Hipertensi