beberapa obat dieliminasi lebih lambat pada pasien lanjut usia. Pada prakteknya, fungsi ginjal sangat bervariasi pada lanjut usia. Oleh karena itu,
dosis obat-obatan yang diekskresi secara primer oleh ginjal harus disesuaikan untuk masing-masing individu Prest, 2002.
Perubahan paling berarti dalam usia lanjut ialah berkurangnya fungsi ginjal dan menurunnya creatinine clearance, walaupun tidak terdapat penyakit
ginjal atau kadar creatininnya normal. Hal ini menyebabkan ekskresi obat sering berkurang, dengan akibat perpanjangan atau intensitas kerjanya. Dalam
setiap keadaan perlu memakai dosis lebih kecil atau bila dijumpai penurunan fungsi ginjal, khususnya bila menggunakan obat yang mempunyai batas
keamanan sempit Darmansjah, 2006.
b. Penyesuaian dosis untuk pasien geriatri
Perubahan respon pasien geriatri disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1 Penurunan fungsi ginjal filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli merupakan
faktor farmakokinetik yang terpenting. Penurunan glomerulus sekitar 30 pada usia 65 tahun. Perubahan farmakokinetik lainnya adalah penurunan
kapasitas metabolisme beberapa obat, berkurangnya kadar albumin plasma sehingga dapat meningkatkan kadar obat bebas pengurangan berat badan
dari cairan tubuh, serta penambahan lemak tubuh sehingga dapat mengubah distribusi obat dan berkurangnya absorbsi aktif. Hasil dari semua perubahan
ini adalah kadar obat yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama dalam darah dan jaringan. Waktu paruh obat dapat meningkat sampai 50.
15
2 Perubahan faktor farmakodinamik, yaitu peningkatan sensitivitas reseptor,
terutama reseptor di otak terhadap obat-obat bekerja sentral dan penurunan mekanisme homeostatik kardiovaskuler terhadap obat-obat antihipertensi.
3 Adanya berbagai penyakit pada usia lanjut, yang menyebabkan pasien
mendapatkan banyak obat sehingga meningkatkan adanya interaksi obat. Setiawati dan Muchtar, 2007
Oleh karena itu, dalam memberikan terapi pada pasien geriatri harus memperhatikan prinsip penggunaan obat pada geriatri yaitu: Memberikan obat
yang benar-benar diperlukan. Memberikan regimen dosis yang sederhana idealnya 1xhari dan sediaan obat yang mudah ditelan untuk memelihara
kepatuhan pasien. Memilih obat yang memberikan rasio manfaat paling menguntungkan bagi pasien usia lanjut dan tidak berinteraksi dengan obat lain
atau pada penyakit lain pada pasien yang bersangkutan. Memulai pengobatan dengan dosis separuh lebih sedikit dari dosis dewasa Setiawati dan Muchtar,
2007. Dosis obat disesuaikan dengan respon klinik pasien, dan bila perlu
dengan memonitor kadar obat dalam plasma darah pasien. Dosis pemeliharaan yang tepat pada umumnya lebih rendah dari dewasa. Memeriksa secara
berkala semua obat yang dimakan pasien dan hentikan bila diperlukan. Pada pasien dengan gangguan ginjal serius dapat dilakukan penyesuaian regimen
dosis pemeliharaan dengan cara: besar dosis perkali tetap tetapi frekuensi dosis diperpanjang, frekuensi dosis tetap besar dosis per kali diperkecil, atau
gabungan keduanya, yaitu dosis per kali diperkecil dan frekuensi diperpanjang
16
Setiawati dan Muchtar, 2007. Besar dosis dapat ditentukan berdasarkan besar klirens kreatinin dan ditentukan dosis yang diberikan berdasarkan buku
standar.
c. Perhitungan fungsi ginjal