Perbandingan sistem klasifikasi Islam adaptasi dan perluasan Dewey Decimal Classification (DDC): antara Depertemen Agama dan Perpustakaan Nasional RI

(1)

PERSEPSI GURU DAN SISWA SMA TERHADAP PERPUSTAKAAN SMA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh galar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh

Abdul Yasir Arafat NIM : 103025027568

Dibawah Bimbingan

Ida Farida, MLIS NIP : 150299935

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PERSEPSI GURU DAN SISWA SMA TERHADAP PERPUSTAKAAN

SMA PANGLIMA BESAR SOEDIRMAN JAKARTA TIMUR

Oleh

ABDUL YASIR ARAFAT NIM : 103025027568

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Contoh pengukuran persepsi ... 9

Tabel 2 Jenis Kelamin Responden (siswa)... 29

Tabel 3 Tingkatan Pada Tiap-tiap Responden (siswa)... 30

Tabel 4 Jenis Kelamin Responden (guru) ... 31

Tabel 5 Tingkatan Status Pada Tiap-tiap Responden (guru) ... 31

Tabel 6 Kemutakhiran koleksi ... 32

Tabel 7 Apakah Koleksi Sudah Memenuhi Kebutuhan Responden ... 33

Tabel 8 Keragaman Koleksi... 34

Tabel 9 Kecukupan Koleksi ... 35

Tabel 10 Kualitas koleksi... 36

Tabel 11 Ruangan baca ... 37

Tabel 12 Penerangan di Perpustakaan... 38

Tabel 13 Jumlah Petugas di Perpustakaan ... 39

Tabel 14 Pendidikan Petugas Perpustakaan ... 40

Tabel 15 Pelayanan Petugas Perpustakaan ... 41

Tabel 16 Ketepatan informasi ... 42

Tabel 17 Sikap Petugas perpustakaan ... 43

Tabel 18 Kemutakhiran koleksi ... 44

Tabel 19 Koleksi Sudah memenuhi Kebutuhan Responden ... 45


(4)

Tabel 21 Kecukupan koleksi ... 47

Tabel 22 Kualitas koleksi... 48

Tabel 23 Ruang Baca ... 49

Tabel 24 Penerangan di Perpustakaan... 50

Tabel 25 Jumlah Petugas Perpustakaan ... 51

Tabel 26 Pendidikan Petugas Perpustakaan ... 52

Tabel 27 Pelayanan Petugas Perpustakaan ... 53

Tabel 28 Ketepatan informasi ... 54

Tabel 29 Sikap Petugas perpustakaan ... 55

Tabel 30 Koleksi ... 56

Tabel 31 Fasilitas ... 56

Tabel 32 Sumber Daya Manusia ... 57

Tabel 33 Skor Keseluruhan ... 57

Tabel 34 Koleksi ... 57

Tabel 35 Fasilitas ... 58

Tabel 36 Sumber Daya Manusia ... 58


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "persepsi guru dan siswa terhadap SMA Panglima Besar Soedirman Jakarta Timur" telah di ujikan dalam sidang munaqosah Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 Juni 2008. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu perpustakaan program studi Strata satu (S1) pada fakultas Adab dan Humaniora.

Jakarta, 15 Juni 2008

Sidang Munaqosah

Ketua Sidang Sekretaris

Drs. Rizal Syaiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 780 005 380 NIP.150 295 486

Penguji Pembimbing

Pungki Purnomo, MLIS Ida Farida, MLIS


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru dan siswa SMA Panglima Besar Soedirman terhadap perpustakaan tersebut. Penelitian ini berdasarkan aspek-aspek yang telah ada pada perpustakaan yaitu koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif, dengan menggunakan sampel random sederhana. Sampel tersebut diambil 10% (74 orang) dari 738 siswa dan 50% (23 orang) dari 46 guru yang berada pada sekolah SMA Panglima Besar Soedirman. Data ini dikumpulkan melalui angket yang disebarkan kepada responden yang merupakan sampel dari jumlah populasi yang ada. Hasil penelitian ini menunjukan responden menilai atau menganggap koleksi yang ada kurang baik, sedangkan penilaian terhadap fasilitas dan sumber daya manusia yang ada pada perpustakaan SMA Panglima Besar Soedirman sudah baik. Namun jika dilihat dari keseluruhan persepsi terhadap perpustakaan tersebut guru dan siswa mempersepsikan bahwa perpustakaan SMA Panglima Besar Soedirman adalah baik.


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhmmad SAW, yang telah menjadi tauladan bagi manusia.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan, sebagi salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya penulis Ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:

1. Dekan fakultas Adab dan Humaniora, Bapak Dr. H. Abdul Chair, dan seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama menempuh pendididkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua jurusan Bapak Rizal Syaiful Haq, MLIS dan sekretaris jurusan, Bapak Pungki Purnomo, MLIS yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam skripsi ini.

3. Ibu Ida Farida, MLIS. atas seluruh bimbingan, saran dan masukan yang diberikan terhadap penulisan skripsi ini.

4. Kepala SMA PB. Soedirman jakarta, Bapak Drs. H. Syamsuddin Hasibuan, Bapak Suhardi (kepala Kurikulum), Ibu Eliana Nasution, S.Pd, dan Dra. Hj. Tjut Zahara (pengelola Perpustkaan SMA PB. Soedirman),guru-guru SMU PB. Soedirman Jakarta dan siswa-siswi yang telah memperkenankan penulis untuk melakukan penelitian ini.


(8)

5. Ibu Masriyah tercinta, yang tak pernah berhenti mendo'akan dan memberikan motivasi kepada penulis. Saudara-saudaraku yang telah Memberikan ketenangan dan dukungan kepada penulis.

6. Sahabatku Nur Wahyudi, Muhammad Sulistyo dan Hasanuddin yang telah menemani penulis dalam suka dan duka selama kuliah, teman-teman angkatan 2008 dan orang-orang yang mengisi hari-hariku di kampus ini.

7. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab, Fakulatas Psikologi, yang telah menyediakan sarana dan membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman masa SMP dulu yang masih mau membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada dayat yang telah menyediakan sarana dan membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat memanjatkan do'a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 13 Juni 2008


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Definisi Perpustakaan Sekolah... 12

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 13

3. Fungsi dan Peran perpustakaan Sekolah ... 15

4. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 19

5. Fasilitas dan Sarana Perpustakaan Sekolah... 21

6. Sumber Daya Manusia (SDM)... 23

7. Pengertian Persepsi ... 25


(10)

1. Sejarah... 28

2. Visi dan Misi ... 29

3. Struktur Organisasi ... 30

4. Bahan Pustaka ... 31

5. Sistem Layanan Perpustakaan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Responden... 34

B. Persepsi siswa terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman... 37

C. Persepsi guru terhadap Perpustakaan SMA PB. Soedirman ... 49

D. Skor Akhir Rata-rata Persepsi Siswa Terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman... 61

E. Skor Akhir Rata-rata Persepsi Guru Terhadap Perpustakaan SMA PB. Soedirman... 62

BAB V PENUTUP A...Ke simpulan ... 64

B...Sar an ... 65

DAFTAR PUSTAKA... 66


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

F. Latar Belakang

Dalam kerangka pendidikan, perpustakaan sekolah mempunyai peran yang cukup penting sebagai salah satu penentu mutu dari hasil pendidikan itu sendiri. Suatu hal yang mustahil bahwa program-program pendidikan untuk meningkatkan kualitas anak didik akan tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa melibatkan peranan dan fungsi perpustakaan sekolah. Karena itu keberadaan perpustakaan sekolah sangat berarti. Adapun pengertian dari perpustakaan sekolah itu sendiri adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah serta tujuan pendidikan pada umumnya. Tujuan khusus perpustakaan sekolah ialah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan sekolah bernaung.3

Pada saat ini perpustakaan sekolah mulai dikembangkan fungsinya selain sebagai pusat kegiatan belajar mengajar juga berfungsi sebagai pusat sumber informasi dan sebagai pusat sarana rekreasi edukatif yang menyenangkan bagi penggunanya terutama para siswa, tentunya agar kegiatan memanfaatkan koleksi

3


(12)

perpustakaan seperti membaca menjadi betul-betul menyenangkan dan terasa bukan beban yang menjemukan atau melelahkan. "Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa menuju belajar sepanjang hayat (Life long Education)".4

Dengan meningkatnya kegiatan belajar mengajar dalam menghadapi ujian sekolah menuntut guru dan siswa untuk mengetahui semua informasi yang dapat digunakan. Siswa tidak dapat lagi membatasi diri hanya mendapatkan materi belajar dari para guru, tetapi juga harus bisa menelusuri informasi yang diberikan oleh perpustakaaan sekolah yang sudah ada. Guru dan siswa tidak hanya perlu mengetahui bahan yang tercetak, melainkan perlu mempertimbangkan terbitan dalam bentuk elektronik. Berkaitan dengan hal itu, perpustakaan dituntut untuk terus mengembangkan koleksinya baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik serta menyediakan fasilitas untuk memanfaatkan informasi yang sudah ada. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) perlu pula ditingkatkan untuk mengoptimalkan layanan perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan tersebut. Untuk mengetahui persepsi yang baik terhadap perpustakaan SMA Soedirman, maka diadakan upaya – upaya. diantaranya menyediakan koleksi baik cetak maupun elektronik. Siswa dan guru dalam hal ini pada akhirnya dapat mempersepsikan

4

Rohanda, fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah, Makalah Seminar Ikatan Pustakawan Indonesia, diakses pada 15 Januari 2008 ( Bandung: 16 september 2000), h.4. http// www.libit.ac.id./ipi.bdg/doc.


(13)

terhadap koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia (SDM). Seperti kutipan peneliti ambil dari buku ensiklopedi umum, dimana persepsi itu dapat diartikan sebagai proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu obyek dengan jalan asosiasi indra penglihatan, indra peraba, dan sebagainya. Sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari.5

Jalaluddin Rakhmat mengatakan dalam bukunya Psikologi Komunikasi, bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.6

Dengan mengacu latar belakang diatas dan untuk mengetahui apakah perpustakaan sekolah SMA PB. Soedirman telah memberikan yang terbaik pada pengunjungnya, maka skripsi ini diberi judul "Persepsi Guru dan Siswa SMA Terhadap Perpustakaan SMA PB. Soedirman Jakarta Timur".

G. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak melebar pembahasannya, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan dan rumusan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu persepsi guru dan siswa terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman yang dilihat dari beberapa aspek yaitu koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia yang sudah ada pada perpustakaan SMA PB.Soedirman.

5

Ensikolpedi Umum, (Jakarta: yayasan kanisius 1973), h.1033.

6


(14)

2. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : a. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap koleksi perpustakaan SMA

PB. Soedirman?

b. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap sarana yang ada pada perpustakaan SMA PB. Soedirman?

c. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap sumber daya manusia (SDM) yang sudah ada pada perpustakaan SMA. PB. Soedirman?

H. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman

terhadap koleksi perpustakaan yang sudah ada.

2. Mengetahui bagaimana persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap fasilitas fisik perpustakaan yang sudah ada.

3. Mengetahui persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang sudah ada.

Sedangkan manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan Penelitian ini menjadi masukan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas fungsi perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar di SMA PB. Soedirman dimasa yang akan datang.


(15)

2. Diharapkan penelitian ini menjadi masukan kepada pengelola perpustakaan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan SMA PB. Soedirman.

I. Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menggunakan metode peneltian sebagai berikut :

1. Tipe Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada atau kejadian apa saja yang terjadi saat penelitian di lakukan

2. Pendekatan

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah survei untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap penelitian ini.

3. Jenis dan sumber Data

a. Data Sekunder : Data sekunder ini berasal dari kepustakaan, yakni terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel, dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Fungsi data sekunder ini adalah sebagai rujukan dari teori-teori yang penulis kutif dalam penelitian ini.


(16)

b. Data Primer : Data Primer ini bersumber dari responden langsung yang ditemui di lapangan (Lokasi Penelitian).

4. Teknik Penarikan Sampel : Penarikan sample pada penelitian ini dilakukan dengan cara random sederhana yaitu metode pemilihan sampel dimana semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Sampel ini diambil dari populasi yang sudah ada yaitu 738 siswa dan 46 guru, yang masing-masing diambil sebagai sampel 10% dari siswa, kemudian 50% dari guru.

5. Metode Pengukuran Persepsi

Untuk pengukuran persepsi yaitu dibuat dalam bentuk data kuantatif, sehingga dapat terukur. Pengukuran penilaian atau persepsi dapat menggunakan penggabungan, yaitu skala penilaian verbal dan angka. Skala penilaian verbal adalah proses mengungkapkan yang baik dan yang buruk, yang wajib dan yang tidak wajib terhadap suatu gagasan, benda perilaku pada kontinum baik, tidak baik atau setuju atau tidak setuju sehingga terimplikasi pada pilihan diantara berbagai jenis tindakan dan perilaku.7 Penggabungan skala penilaian verbal dan angka dapat membantu menginterpretasikan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan skala sampai 4 yang berjangkauan dari sangat baik sampai sangat tidak baik agar memudahkan pemakai untuk melihat perbedaan pilihan dan akan memberi respon yang baik.

7

Kerelinger, Fred N. Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta : Gajah Mada University pers, 1990), h. 702.


(17)

Penggabungan skala verbal dan angka akan menjadi sebagai berikut :

a. Sangat baik 4

b. Baik 3

c. Kurang baik 2

d. Sangat tidak baik 1

Dalam skala diatas tidak ada pilihan netral untuk mendorong responden memutuskan sendiri apakah positif atau negatif.

Untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka skor-skor dijumlahkan dan dicari skor rata-rata. Penghitungan skor rata-rata menggunakan rumus :

X =

N

) F S )...( F S ( ) F S

( 1× 1 + 2× 2 4× 4

Keterangan :

X = skor rata-rata

( S1....S4 ) = skor pada skala 4 sampai 1

F = frekuensi jawaban pada satu skala N = jumlah sampel yang diolah

Skala yang digunakan diatas adalah ordinal yang mempunyai keterbatasan analisa yaitu hanya menyatakan bahwa objek itu sangat baik atau sangat tidak baik. Agar analisa menjadi lebih luas, maka ordinal dapat diubah menjadi skala interval yaitu menentukan skala-skala yang mempunyai jarak yang sama antara titik-titik yang berdekatan yang diperlukan untuk


(18)

menggambarkan keadaan atau gejala kontinum dengan lebih teliti, memberikan prediksi dan pengontrolan yang lebih akurat. Untuk menentukan skala interval skor persepsi adalah dengan membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala.

Cara tersebut dirumuskan dengan rumus sebagai berikut : Skala interval = { a(m-n) }: b

Keterangan :

a = jumlah atribut m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk

Jika skala penilain yang ingin dibentuk berjumlah 4, dimana skor terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah empat, maka skala interval skor persepsi dapat dihitung seperti {1(4-1) : 4}, jadi jarak antara setiap titik adalah 0,75, sehingga diperoleh penilaian sebagai berikut :

a. Sangat positif 4,04 – 4,79

b. Positif 3,28 – 4,03

c. Negatif 2,52 – 3,27

d. Sangat negatif 1,76 – 2,51

Pengunaan skor interval skor persepsi diatas adalah sebagai berikut, misalnya hasil perhitungan skor rata-rata terhadap pelayanan adalah 2,65.


(19)

Maka 2,65 diartikan persepsi terhadap pelayanan adalah negatif karena berada pada skala interval skor persepsi berada pada titik 2,52 – 3,27. Contoh penghitungan skor rata-rata persepsi dan penggunaan skala interval skor persepsi diatas adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Contoh pengukuran persepsi

Pernyataan Bobot F % S

Sangat baik 4 5 5 20

Baik 3 58 60 174

kurang baik 2 29 30 58

Sangat tidak baik 1 5 5 5

Jumlah 97 100 257

X= 257/100 = 2,65

Keterangan :

S = Skor (f x bobot) F =Frekuensi

X = Skor rata-rata (S / F )

J. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab dan tiap bab terdiri dari beberapa sub sebagai berikut :

Bab I adalah pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.


(20)

Bab II adalah kerangka teori, berisi uraian mengenai pengertian perpustakaan sekolah, koleksi, fasilitas, sumber daya manusia, dan persepsi, tujuan perpustakaan sekolah, fungsi dan peran perpustakaan sekolah.

Bab III adalah gambaran umum lokasi penelitian, berisi tentang sejarah berdirinya, visi dan misi,struktur organisasi, jenis dan jumlah koleksi perpustakaan, sistem layanan perpustakaan.

Bab IV adalah pengisian data dalam analisis penelitian, berisi penyajian data penelitian, serta pembahasan hasil penelitian.

Bab V adalah berisi tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai permasalahan yang diangkat dan telah diteliti yang mungkin bermanfaat bagi perpustakaan, siswa, dan civitas akademika SMA PB. Soedirman Jakarta.


(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Dalam penelitian ini persepsi guru dan siswa terhadap perpustakaan dilihat dari beberapa aspek yaitu koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia. Persepsi terhadap koleksi perpustakaan mencakup persepsi terhadap kemuktahiran, memenuhi, keragaman, kecukupan, dan kualitas. Pelayanan sebuah perpustakaan dianggap stabil bila suatu perpustakaan memiliki kelengkapan koleksi. Koleksi ini tidak hanya satu macam, melainkan bermacam-macam jenisnya antara lain koleksi umum dan koleksi khusus. Dalam pengertian koleksi perpustakaan terdapat bahan cetak dan bahan non cetak.8

Pada persepsi fasilitas hanya dilihat dua hal yaitu persepsi terhadap ruangan dan persepsi terhadap penerangan. Sedangkan persepsi pada sumber daya manusia mencakup jumlah petugas, pendidikan petugas, pelayanan petugas, ketepatan, dan sikap petugas.

"Tiga aspek diatas termasuk dalam syarat-syarat atau standar-standar yang harus dipenuhi oleh perpustakaan-perpustakaan sekolah di Indonesia".9 Namun dalam pedoman perpustakaan masjid dijelaskan bahwa koleksi, fasilitas, dan sumber daya

8

Soetminah, Perpustakaan, Kepustakawan, dan Pustakawan, (Yogyakarta: Kanisius, 1999), h.19.

9


(22)

manusia termasuk kedalam komponen perpustakaan yang layak untuk dimanfaatkan.10

8. Definisi Perpustakaan Sekolah

Pada dasarnya pengertian perpustakaan sekolah merupakan penjabaran dari pengertian perpustakaan pada umumnya. Secara sederhana perpustakaan sekolah dapat didefinisikan sebagai "perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan."11. Tidak jauh berbeda dengan definisi sebelumnya, menurut Soetminah, "perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah."12.

Perpustakaan sekolah adalah sebagai satu unit kerja di lingkungan sekolah yang harus dapat mendukung dan harus sejalan dengan tugas-tugas sekolah. 13 Sedangkan Stella mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan. Sebagai sumber informasi untuk

10

Badan pembinaan perpustakaan masjid Indonesia, Pedoman penyelengaraan perpustakaan masjid, (Jakarta: Badan Perpustakaan Masjid Indonesia, 1999), h. 2.

11

Sulistyo-Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 56.

12

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan pustakawan, (Yogyakarta: kanisius. Cet.7), h. 37.

13

Pawit, M. Yusuf, Pedoman Dalam Mencari Informasi, (Bandung: Remadja Karya, 1988), h. 11.


(23)

memperkembangkan dan memperdalam baik oleh pendidik maupun yang didik di sekolah tersebut".14

Ada juga yang berpendapat perpustakaan sekolah "merupakan tempat kumpulan buku dan bahan pendidikan, yang terorganisir dengan baik sehingga dapat membantu para pendidik dan anak didik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran".15

Uraian definisi-definisi perpustakaan sekolah tersebut, menyimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja atau organisasi yang diselenggarakan oleh sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar dan pencarian informasi yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat sekolah yang menyelenggarakan. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang sangat berguna apabila informasi di dalamnya digunakan secara maksimal. Para siswa SMA dapat menggunakan perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan lainnya sebagai pencarian informasi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah (PR), dan persiapan menjelang ujian sekolah. Selain itu para siswa juga dapat mencari informasi hal-hal yang bersifat pribadi, maupun mengisi waktu luang ketika jam istirahat atau sehabis pulang sekolah.

9. Tujuan Perpustakaan Sekolah

14

Stella Duce Tarakanita, Membina Perpustakaan sekolah, (Yogyakarta: 1986), h.54.

15

Wahyuti, Perpustakaan Sekolah Buku 1, (Bandung: Penataran Guru Tertulis di Alam Pembangunan), h. 10.


(24)

Tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan sekolah tersebut bernaung.16

Adapun tujuan umum dari perpustakaan sekolah adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar-mengajar melalui pengembangan sistem intruksional.17

Sedangkan menurut Darmono tentang tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar kearah studi mandiri.18

Di bawah ini ada beberapa tujuan lain dari perpustakaan sekolah, yaitu: a. Memupuk minat dan semangat para siswa sebagai generasi muda dan generasi

penerus untuk gemar menbaca.

b. Menumbuhkan keyakinan para siswa bahwa perpustakaan adalah sumber pengetahuan yang autentik.

c. Meyakinkan para siswa bahwa perpustakaan dapat menolong dan menujang materi pelajaran yang mereka dapatkan dari guru-guru.

16

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, op. cit., h. 51.

17

Mudhoffir, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung: Remadja Karya, 1998), h. 11.

18

Darmono, Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), h. 5.


(25)

d. Menyediakan tempat dan wadah para siswa sebagai teman akrab yang selalu memberi informasi apa saja yang mereka perlukan, dan terampil mencarinya. e. Melatih para siswa untuk berdisiplin melakukan kegiatan teratur dan

bermanfaat.

f. Mengembang aktivitas dan kreativitas yang menggairahkan para siswa untuk berbuat hal-hal positif.

g. Memupuk pemakaian bahasa yang baik.

h. Membina kegemaran membaca sampai mereka dewasa dan usia tua.19

10.Fungsi dan Peran Perpustakaan Sekolah

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai fungsi dan peran perpustakaan sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah tidak berbeda dengan perpustakaan secara umum yang telah disebutkan diatas. Aenudin, menerangkan bahwa pentingnya perpustakaan sekolah dapat dilihat dari fungsinya, yaitu: Pertama, perpustakaan sekolah berfungsi edukatif, artinya perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber belajar mengajar bagi siswa dan guru. Kedua, perpustakaan sekolah berfungsi sumber informasi, yaitu para pemakai dapat memperoleh informasi yang aktual dan faktual melalui perpustakaan. Ketiga, perpustakaan sekolah berfungsi wahana rekreasi bagi para siswa dan guru. Keempat, perpustakaan sekolah berfungsi sebagai tempat penelitian.20

19

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Kebijakan Sistem Pembinaan perpustakaan SMU, (Jakarta: Depdiknas, Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 1992), h. 3.

20

Nur Aenudin, "Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah", Media Pustaka, Vol.2, No.4, (2003), h. 33.


(26)

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, perpustakaan sekolah mempunyai Fungsi:21 a. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti

tercantum dalam kurikulum sekolah.

b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).

Hingga saat ini, masih banyak perpustakaan sekolah yang belum menjalankan secara maksimal fungsi-fungsi perpustakaan sekolah sebagaimana telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, perpustakaan telah berubah fungsi sebagai gudang buku atau tempat penyimpanan buku saja.22

Kondisi ini mungkin disebabkan antara lain oleh kurangnya dana untuk mengembangkan perpustakaan serta belum terbiasanya para siswa untuk melakukan proses belajar mandiri. Padahal perpustakaan sekolah dapat meningkatkan mutu serta kualitas keilmuan para siswa jika fungsi-fungsinya dimanfaatkan secara maksimal.

Sedangkan peran perpustakaan sekolah sebagai berikut: a. Sumber pendidikan dan pengajaran

b. Sumber dokumentasi dan informasi

c. Sumber penerangan dan penjelasan yang diperlukan

21

Rohanda, Fungsi dan Peran perpustakaan sekolah, diakses pada 15 Januari 2008 (2000), www.media.diknas.go.id/media/dokumen/4848.pdf.

22


(27)

d. Sumber kesenian dan kebudayaan e. sumber inspirasi, kreasi dan aktivitas f. Sumber rekreasi dan pelaras kejenuhan.23

Menurut Noerhayati S, peran perpustakaan sekolah ada tujuh yaitu: a. Peran perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan.

Dalam hal ini perpustakaan jelas berperan sebgai pencatat, pengelestarian pengetahuan dan kebudayaan manusia. di pihak lain, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemindahan dan pewarisan kebudayaan dan pengetahuan.

b. Perpustakaan merupakan sumber pembina kurikulum.

Perpustakaan sekolah yang baik merupakan sumber utama yang memberikan bahan lengkap dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum. c. Perpustakaan sekolah sebagai sarana proses belajar-mengajar.

d. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pengembangan minat baca. e. Perpustakaan dan peranan disiplin.

f. Perpustakaan dan rekreasi. g. Perpustakaan dan penelitian

Dari teori atau definisi di atas, kita tidak perlu ragu bahwa perpustakaan, sebagai gudang dan perbendaharaan ilmu pengetahuan di dunia ini, mempunyai peranan dalam dunia pendidikan.24

23

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, op. cit., h. 5.

24


(28)

Menurut Murgono perpustakaan sebagai sarana penunjang pelaksaan kurikulum, Peranan perpustakaan sangat tergantung dari kemampuan dan kualitas pelayanan perpustakaan serta keakraban peserta didik terhadap perpustakaan.

Kemampuan pelayanan perpustakaan ditunjukkan antara lain oleh ketersedian dan kesesuaian koleksi, tempat belajar (membaca), dan waktu pelayanan. Kualitas pelayanan perpustakaan dapat ditandai dengan kemudahan memperoleh sumber informasi yang dibutuhkan. Sedangkan keakraban peserta didik terhadap perpustakaan dapat ditandai adanya kecintaan mereka untuk berkunjung atau memanfaatkan perpustakaan.25

Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa fungsi dan peran perpustakaan sekolah menjadi tiga bagian yaitu :

a. Bagi siswa : untuk kepentingan proses belajar, sehingga dapat berprestasi didalam belajarnya. Sedangkan koleksinya sebagai sumber bahan-bahan perbandingan dengan apa yang sudah diketahui.

b. Bagi : guru dalam hal penambahan ilmu pengetahuan, untuk mengadakan penyelidikan ilmiah demi kemajuan pengetahuan dan prestasi dirinya. Sedangkan koleksinya bisa sebagai bahan untuk mengetahui dan mengikuti laju perkembangan ilmu kebudayaan, dan juga dapat dijadikan bahan referensi.

c. Bagi masarakat : untuk mencari bahan yang diinginkannya yang tidak ada di perpustakaan umum. Sedangkan bahan koleksinya dapat sebagai bahan latihan

25


(29)

kreasi dan aspresiasi, serta sebagai sarana untuk membangkitkan dan membina minat baca.

11.Koleksi Perpustakaan Sekolah

Pelayanan sebuah perpustakaan dianggap stabil bila suatu perpustakaan memiliki kelengkapan koleksi. Koleksi merupakan unsur terpenting pada suatu perpustakaan, karena koleksi yang dimiliki perpustakaan hanya untuk dimanfaatkan oleh pengguna jasa perpustakaan. Soetminah mengatakan bahwa "koleksi berarti kumpulan, sehingga koleksi pustaka berarti kumpulan buku dan non buku. Karena itu sebuah perpustakaan harus memiliki apa yang dinamakan koleksi, sehingga tidak bisa dikatakan perpustakaan tanpa adanya suatu koleksi".26 Sudarsono mengungkapkan "koleksi adalah sumber daya yang disediakan dan dilayani untuk pemakai tersebut".27

"Koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumupulkan, diolah, dan disimpan untuk disebar luaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan

26

Soetminah, Op.Cit. h. 21

27

Sudarsono Abdul Hakim, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006), h. 241.


(30)

pemakai.28 "Koleksi merupakan kumpulan bahan pustaka baik cetak maupun terekam yang di simpan dan dikelola perpustakaan".29

Sedangkan pendapat lain mengatakan "bahwa koleksi perpustakaan merupakan salah satu ciri yang membedakan antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya, sehingga penekanan bobot koleksi sangat penting".30 Namun Mastini mengungkapkan koleksi perpustakaan sekolah adalah "sekumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan".31

Yayu Yulia menjelaskan bahwa "koleksi terbagi dua macam yaitu koleksi bahan tercetak dan non cetak, koleksi bahan tercetak berasal dari hasil karya cipta atau hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak seperti buku, majalah, koran, dan lain sebagainya, termasuk terbitan berseri, sedangkan koleksi non cetak hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk yang bukan cetak seperti rekaman suara, rekaman video, audio film, dan lain sebagainya".32 Kemutakhiran koleksi yaitu dapat memanfaatkan semua fasilitas komputer dan multimedia, seperti buku elektronik yang artinya pembaca buku tidak

28

Rahmat Nata Djumarna Sukarman, Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000),h. 5.

29

Keputusan Presiden RI. No. II. Tentang peraturan Pemerintah RI Mengenai Pelaksanaan Undang-undang No.4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, (Jakarta: Perpustakaan nasional RI, 1996), h. 35.

30

Sutarno. NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h. 13.

31

Mastini Hardjo Prakoso, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1996), h. 10.

32


(31)

sungguh “memegang” buku itu secara fisik, melainkan mengaksesnya dalam kurun waktu tertentu.33

Kualitas koleksi dapat dilihat dari otoritas penulis, reputasi penulis, penerbit, kedalaman, keunikan, dan sebagainya.34 Namun dalam mengukur kecukupan koleksi Mastini menjelaskan bahwa koleksi tersebut sudah dimiliki 60% koleksi penunjang kurikulum, dan 40% untuk koleksi umum baik fiksi maupun buku tentang pengetahuan lainnya.35 Sedangkan dalam memenuhi pengguna, perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi 10 judul buku untuk setiap murid, dan koleksi dapat disusun dalam waktu lima tahun.36 Namun dalam keragaman koleksi dapat dilihat dari subyek koleksi yang ada di perpustakaan sekolah tersebut.37

Dari uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa koleksi merupakan salah satu fasilitas atau sarana yang tersusun secara sistematis pada perpustakaan sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh civitas akademika sekolah tersebut.

12.Fasilitas Atau Sarana Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid-murid. Dalam

33

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan digital dari A-Z, (Jakarta; Cita Kami, 2008), h. 38

34

C. Larasati Milburga. Et.al, membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1087), h. 75

35

Mastini Harjo Prakoso, Op. Cit. h. 25

36

Mastini Hardjo Prakoso, Op. Cit, h. 24.

37

Desmita, Karakteristik Individual dan Persepsi Peneliti Terhadap Sumber Daya Perpustakaan dan Hubungannya dengan pemanfaatan Koleksi, Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2005; Vol.14, No.1: h. 5


(32)

penyelengaraannya perpustakaan sekolah memerlukan ruangan khusus beserta peralatan dan perlengkapannya. "Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan sarana yang berfungsi sebagai fasilitas layanan, maka gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan".38

Agar dapat memenuhi peran dan fungsinya perpustakaan sekolah sebaiknya di tempatkan dalam sebuah ruangan khusus. Besar ruangan tergantung kepada besar jumlah pelajar suatu sekolah, tetapi minimal sebaiknya dapat menampung satu kelas murid-murid bila hendak belajar klasikal dalam perpustakaan.39 Menurut Darmono ruangan perpustakaan sekolah yang ideal adalah 400 meter persegi untuk sekolah yang memiliki siswa 850-1150, 300 meter persegi untuk sekolah yang memiliki siswa 400-850, sedang untuk sekolah yang memiliki siswa 250-400, ruangan yang dibutuhkan 200 meter persegi.40

Selain memerlukan gedung atau ruangan, penyelenggaraan perpustakaan sekolah memerlukan sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengunjung maupun untuk "Processing" bahan-bahan pustaka dan ketata usahaan.41 Peralatan perpustakaan sekolah ada yang bersifat habis pakai dan ada pula yang bersifat tahan lama. Peralatan habis pakai adalah peralatan yang relatif cepat habis, sedangkan peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang dapat

38

Darmono, Op. Cit. h. 190.

39

Noerhayati, Op. Cit. h. 1.

40

(Darmono, Op. Cit, h 195.)

41


(33)

digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain kedua peralatan tersebut perpustakaan sangat mungkin dalam oprasional memerlukan alat-alat elektronik sebagai penunjang layanan perpustakaan.42

Mastini juga menjelaskan penerangan dalam perpustakaan juga harus diperhatikan, jika perpustakaan menggunakan cahaya matahari sebaiknya cahaya tersebut tidak langsung mengenai buku, dan jika perpustakaan menggunakan cahaya lampu listrik sebaiknya menggunakan lampu yang sinarnya tidak menyilaukan.43

Dari Teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau sarana perpustakaan sekolah merupakan peralatan dan perlengkapan yang dimilik perpustakan sekolah dan dapat dimanfaatkan baik oleh pengguna perpustakaan sekolah maupun oleh pengelola perpustakaan sekolah tersebut.

13.Sumber Daya Manusia (SDM)

Agar memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuknya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.

42

Darmono. Op. Cit. h.216-217.

43


(34)

Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terus menerus dan terencana yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan tingkat kecerdasan karyawan dan performa organisasi dalam bentuk pelatihan dan pengembangan".44

Pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas SDM. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan kualitas manajemen pendidikan. Pada lingkup perpustakaan sekolah tenaga yang diperlukan bisa dari diploma II bidang perpustakaan, atau lulusan SLTA dengan pendidikan tambahan ilmu perpustakaan.45

Fatah menyebutkan dalam bukunya, ekonomi dan pembiayaan pandidikan, "sumber daya manusia terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi kuliatatif dan dimensi kuantitatif. Dimensi kualitatif adalah terdiri atas prestasi tenaga kerja yang memasuki dunia kerja dalam jumlah waktu belajar, sedangkan dimensi kuantitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung pada setiap manusia antara lain pikiran (ide), pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memberi pengaruh terhadap kapasitas kemampuan manusia untuk melaksanakan pekerjaan yang produktif.46

Pengertian sumber daya manusia itu sendiri sering diartikan hanya terbatas kepada tenaga kerja yang berpotensi saja, dengan kata lain tidak semua

44

Mondy dan Noe, Human Resources Manajemen, (New York: Open University Pres, 2001), h. 23.

45

Darmono, Op. Cit, h. 220.

46

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remadja Rosdakarya, 2000), h. 6.


(35)

tenaga kerja dalam setiap organisasi atau lembaga termasuk dalam katagori sumber daya manusia".47 "Sumber daya manusia adalah tenaga yang berpotensi dan tidak dapat dipisahkan dari organisasi atau unit kerja.48

Wardiman mengungkapkan "bahwa sumber daya manusia lebih bernilai jika memiliki sikap, prilaku, wawasan, keahlian serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sektor".49 Sedangkan Peter F. Druker Mengatakan bahwa "penggunaan sumber daya manusia secara efektif sebagai kunci untuk menciptakan dan menopang organisasi yang berhasil".50

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan sumber daya manusia adalah tenaga profesional yang berada di perpustakaan sekolah sesuai dengan bidang keilmuanya yang kedudukannya tidak terlepas dari suatu lembaga sekolah tersebut.

14.Pengertian Persepsi

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengolaan informasi dalam diri seseorang adalah persepsi. "Persepsi berasal dari bahasa latin, percipere, yang artinya menerima; perception, yang artinya pengumpulan, penerimaaan,

47

Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawan Indonesia, (Jakarta: ikatan pustakawan Indonesia, 2006), h. 60.

48

Ibid. h.67.

49

Wardiman Djonegoro, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Untuk Pembangunan, (Jakarta: Depdikbud, 1995), h. 5.

50


(36)

pandangan, pengertian"51 Definisi lain mengatakan bahwa persepsi adalah ” proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.52

Alisuf Sabri berpendapat: ”Persepsi adalah proses dimana individu dapat mengenali objek-objek dan fakta objektif dengan menggunakan alat-alat individu”.53 Sedangkan Suharnan berpendapat: "Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki, yang disimpan didalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasikan stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung.54 Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh Sarlito, Menurutnya ”persepsi adalah kemampuan untuk mengorganisasikan, membeda-bedakan, pengelompokan, memfokuskan perhatian atau pengamatan pada suatu objek”.55 Masih menurut Sarlito, persepsi adalah ”proses pencarian informasi untuk difahami. Alat untuk memperoleh informasi itu adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya).Sebaliknya, alat untuk memahami adalah kesadaran dan kognisi”.56 Sedangkan menurut Toha Nursalam ” persepsi adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami tetang

51

Komarudin dan Yoake Tjuparmah, Kamus Istilah Karya Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 191.

52

Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Tonis, 1982), h. 207.

53

Alisuf Sabri, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu, 1993), h. 45.

54

Suharnan, MS, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), h. 3.

55

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 39.

56

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 94.


(37)

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran penghayatan, perasaan, dan penciuman”.57

Definisi lain menyebutkan, ”persepsi adalah kecakapan untuk melihat dan memahami perasaan-perasaan, sikap-sikap, dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok”.58 Sedangkan menurut Isbandi ”persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari pengolahan ingatan (memory) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki)”.59

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa ” persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, pengiterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu”.60 Dan ada yang mengungkapkan kalau persepsi merupakan proses yang antara satu orang dengan orang lain sifatnya berbeda (individualistik) daripada diperkirakan orang”.61

Definisi-definisi yang telah diuraikan diatas, menjelaskan bahwa dalam persepsi terdapat 3 hal utama, Yaitu: objek, Panca indera, dan pandangan. Dapat disimpulkan bahwa persepsi pengguna terhadap perpustakaan sekolah adalah suatu proses kemampuan pengguna dalam menyeleksi, memberikan pandangan, gambaran dan penilaian terhadap suatu perpustakaan yang ditangkap

57

Toha Nursalam, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 49.

58

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Repika Ditaman, 2004), h. 146.

59

Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Rajawali Press, 1997), h. 105.

60

Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar,, (Yogyakarta: Andi, 2007), h. 54.

61


(38)

oleh panca indera. Proses ini dapat menghasilkan suatu penilaian, pandangan dan gambaran yang positif ataupun negatif terhadap perpustakaan yang bersangkutan.


(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA PB. SOEDIRMAN

Gambaran Umum Tentang Perpustakaan SMA PB. Soedirman 6. Sejarah

Sekolah Menengah Atas (SMA) PB. Soedirman pada tahun 1971 yang berada dibawah naungan Yayasan Masjid Panglima Besar Soedirman. SMA PB. Soedirman yang merupakan bagian terpadu dari sekolah PB. Soedirman yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sekolah ini berlokasi di jalan Raya Bogor Jakarta Timur. Dari awal berdirinya telah mempunyai kosep dasar program pendidikan yang memprioritaskan pada upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan berbagai upaya untuk peningkatan mutu pembelajaran kearah yang lebih baik.

Seiring dengan perkembangan sistem kebijakan pendidikan nasional, SMA PB. Soedirman sebagai sebuah institusi pendidikan tidak mau ketinggalan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran dengan cara penerapan kurikulum yang baik, untuk mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang diadakan pada sekolah ini yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.


(40)

Sejak awal berdirinya sekolah ini melakukan antisipasi dengan penyedian saran-prasarana pendidikan yang memadai untuk membantu proses belajar mengajar sehingga mempermudah tercapainya maksud dan tujuan pendidikan. Salah satunya yaitu diadakannya perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi sekaligus sumber belajar - mengajar bagi para siswa dan guru di lingkungan SMA PB. Soedirman Jakarta.

Perpustakaan SMA PB. Soedirman didirikan pada bulan Agustus tahun 2005 dengan luasnya 108 meter persegi. Sampai sekarang koleksi yang dimiliki hanya koleksi tercetak dan beberapa koleksi non cetak yang berjumlah 851 judul buku. Untuk kemajuan dan kemudahan dalam pengolahan dan pelayanan, Perpustakaan SMA PB. Soedirman telah merencanakan melakukan perkembangan, baik dalam hal pengadaan maupun pelayanan kepada pengguna.

7. Visi dan Misi

Visi perpustakaan SMA PB. Soedirman adalah menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pusat informasi dengan koleksi lengkap dan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, berprestasi, berwawasan kebangsaan dan berakhlakul karimah

Sedangkan Misi perpustakaan SMA PB. Soedirman adalah:

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka dan informasi yang aktual c. Memberikan layanan prima para peserta didik dan guru

d. Memaksimalkan pemberdayaan perpustakaan sekolah 28


(41)

e. Meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah

f. Menjadikan perpustakaan merupakan kebutuhan primer bagi peserta didik, guru, dan karyawan.

8. Struktur Organisasi

Pepustakaan Sekolah Mengah Atas (SMA) PB. Soedirman merupakan unit kerja dari Sekolah Menengah Atas PB. Soedirman. Seperti perpustakaan sekolah lainnya, perpustakaan PB. Soedirman dipimpin oleh kepala perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah.

Semua kegiatan teknik perpustakaan seperti pengolahan bahan pustaka, pelayanan, peraturan perpustakaan, prosedur peminjaman dan sangsi terhadap pengguna perpustakaan dikerjakan oleh dua orang karyawan pelaksana dan bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan.


(42)

KEPALA SEKOLAH

(DRS. H. SYAMSUDDIN HASIBUAN)

KEPALA PERPUSTAKAAN (ELIANA NASUTION, S. Pd)

PELAKSANA 2

(WAHYU HIDAYAT, S. Pd) PELAKSANA 1

(DRA. HJ. TJUT ZAHARA)

SISWA / GURU / KARYAWAN

Adapun Susunan Organisasi Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Panglima Besar Soedirman adalah Sebagi Berikut:

9. Bahan Pustaka

Bahan Pustaka yang dimiliki perpustakaan SMA PB. Soedirman hanya bahan pustaka tercetak, yang terdiri dari buku, koleksi referens, dan terbitan berkala.


(43)

Contoh: Berbagai buku wajib yang telah dikeluarkan oleh pemerintah seperti digunakan di SD, SLTP, SMU, maupun untuk penunjang kuliah.

b. Buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-sekolah.

c. Buku jenis fiksi yang dapat merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembngkan imajinasi pada siswa.

Contoh: Ayat-ayat Cinta

d. Buku populer (umum) merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan secara umum dan populer

Contoh: Cara Merawat Komputer

e. Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya.

Contoh: Kamus, Ensiklopedi, Direktori, Atlas

f. Terbitan berkala berupa majalah dan koran. Majalah dan koran diperlukan sabagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia.

Contoh Majalah: Hidayah, Sabili, Animonster, paras Contoh koran: Republika

10.Sistem Layanan Perpustakaan

Sistem layanan perpustakaan SMA PB. Soedirman, yaitu sistem layanan yang memungkinkan para siswa dan guru dapat secara langsung memilih,


(44)

menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan yang ada. Pada sistem ini siswa ataupun guru dapat melakukan penelusuran bahan pustaka dari koleksi yang ada. Jika siswa dan guru tidak menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya, maka ia mendapatkan alternatif lain yang mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak didapatkan, sistem ini biasanya disebut sistem layanan terbuka. Pada sistem layanan terbuka siswa dan guru harus terlebih dahulu datang ke almari katalog untuk melihat apakah perpustakaan memiliki koleksi yang ia butuhkan. Setelah itu barulah pemakai datang ke jajaran koleksi untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya. Dalam sistem layanan terbuka, jika siswa dan guru tidak menemukan bahan pustaka di jajaran koleksi, maka secara langsung yang bersangkutan dapat melakuakan alternatif pilihan bahan pustaka yang tersedia di jajaran koleksi.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pengelolaan data mengenai persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman Jakarta diuraikan ke dalam beberapa sub-bab, yaitu keadaan umum responden, persepsi responden terhadap koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia di pepustakaan SMA PB. Soedirman. penyajian hasil penelitian dipaparkan kedalam bentuk tabulasi, yang dilengkapi dengan pembahasannya.

A. Keadaan Umum Responden

Responden dari penelitian ini adalah guru dan siswa/i dari Sekolah Menengah Atas (SMA) PB. Soedirman yang berada di wilayah Cijantung Jakarta Timur. Jumlah keseluruhan responden adalah 97 orang. Kuesioner disebarkan secara random sederhana kepada 23 orang guru dan 74 siswa yang berada di SMA PB. Soediman.

Tabel 2 menunjukan jenis kelamin siswa yang mengisi kuesioner.

Responden terdiri dari 38 orang perempuan (52%) dan 36 orang laki-laki (48%) Tabel 2

“ Jenis Kelamin Responden (siswa) ”

Jenis Kelamin Frekuensi %

Perpempuan 38 52


(46)

Jumlah 74 100 Tabel 3 menunjukan tingkatan kelas pada siswa yang mengisi kuesioner

yaitu kelas satu, dan kelas dua. Dapat diketahui sebanyak 45 responden (61%) telah disebarkan pada siswa kelas satu. Sedangkan Sebanyak 29 responden (39%) telah disebarkan pada siswa kelas dua SMA PB. Soedirman.

Tabel 3

“ Tingkatan Pada Tiap-tiap Responden (siswa) “

Jejang tingkatan Frekuensi %

kelas 1 45 61

kelas 2 29 39

kelas 3 0 0

Jumlah 74 100

Hasil penelitian yang disajikan pada tabel 2 dan tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah perempuan dengan tingkatan kelas terbanyak yaitu pada kelas satu. Selama Penyebaran kuesioner untuk kelas tiga peneliti tidak boleh mengganggu karena sedang ada ujian, sedangkan penelitian ini tidak berdasarkan gender ataupun tingkatan kelas pada responden. Tetapi dilakukan secara random sederhana dimana semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel/responden.

Tabel 4 menunjukan jenis kelamin responden guru yang mengisi kuesioner. Responden terdiri dari 14 orang perpempuan (61%) dan 9 orang laki-laki (39%).


(47)

Tabel 4

“ Jenis Kelamin Responden (guru) “

Jenis Kelamin Frekuensi %

Perempuan 14 61

Laki-laki 9 39

Jumlah 23 100

Tabel 4 menunjukan jenis kelamin dari 23 responden yang dijadikan sampel penelitian. Dari hasil kuesioner yang telah di isi oleh responden, dapat diketahui sebanyak 14 kuesioner (61%) oleh guru wanita dan sebanyak 9 kuesioner (39%) disebarkan kepada guru laki-laki yang ada di SMA PB. Soedirman.

Tabel 5 menunjukan tingkatan pada 23 responden yang dijadikan sampel penelitian, sebanyak 13 kuesioner (56%) telah disebarkan pada guru tidak tetap (GTT), sebanyak 7 orang responden (31%) kepada guru tetap (GT), dan sebanyak 3 orang responden (13%) kepada guru Departemen Pendidikan (DPK).

Tabel 5

“ Tingkatan Status Pada Tiap-tiap Responden (guru) “

Jejang tingkatan Frekuensi %

Guru Tidak Tetap (GTT) 13 56

Guru Tetap (GT) 7 31

Departemen Pendidikan 3 13

Jumlah 23 100

Hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4 dan tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden yang mengisi kuisioner adalah perempuan


(48)

dengan tingkatan terbanyak yaitu pada guru tidak tetap. Penyebaran kuisioner tidak berdasarkan gender pada responden, tetapi dilakukan secara random sederhana dimana semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel/responden.

B. Persepsi Siswa Terhadap Perpustakaan SMA PB. Soedirman i. Persepsi siswa terhadap koleksi

Tabel berikut adalah tabel 6 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor satu, mengenai persepsi guru dan siswa terhadap kemutakhiran koleksi. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan koleksi yang ada sudah mutakhir 24 orang (32%), kurang mutakhir 42 orang (57%), sangat tidak mutakhir 8 orang (11%), dan tidak ada siswa yang menyatakan koleksi yang ada sangat muktahir.

Tabel 6

“ Kemutakhiran koleksi “

Pernyataan Bobot F % S

Sangat mutakhir 4 0 0 0

Mutakhir 3 24 32 72

kurang mutakhir 2 42 57 84

Sangat tidak mutakhir 1 8 11 8

Jumlah 74 100 164


(49)

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 6 adalah 2,21 skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap kemutakhiran kurang baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi kurang mutakhir. Sedangkan yang menyatakan koleksi yang mutakhir hanya sedikit dari jumlah responden seluruhnya. Dan tidak ada yang menyatakan koleksi yang ada sangat mutakhir.

Tabel berikut adalah tabel 7 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor dua, mengenai persepsi responden terhadap koleksi yang ada di perpustakaan apakah sudah memenuhi dengan kebutuhan responden. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan koleksi yang sudah sangat memenuhi tiga orang (4%), memenuhi 28 orang (38%), kurang memenuhi 40 orang (54%), dan sangat tidak memenuhi tiga orang (4%).

Tabel 7

“ Apakah Koleksi Sudah Memenuhi Kebutuhan Responden “

Pernyataan Bobot F % S

Sangat memenuhi 4 3 4 12

Memenuhi 3 28 38 84

kurang memenuhi 2 40 54 80

Sangat tidak memenuhi 1 3 4 3

Jumlah 74 100 179

x = 179/74 = 2,41

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 7 adalah 2.41. Skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51, yang menujukan bahwa persepsi responden


(50)

terhadap koleksi kurang memenuhi kebutuhan mereka adalah kurang baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi kurang memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Sedangkan yang menyatakan koleksi yang ada sudah memenuhi hanya setengah dari jumlah responden. Dan hanya sedikit sekali yang menyatakan koleksi yang ada sangat memenuhi.

Tabel berikut adalah tabel 8 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor tiga, mengenai persepsi responden terhadap jenis koleksi yang beragam. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan jenis koleksi yang ada sangat beragam lima orang (7%), beragam 30 orang (40%), kurang beragam 39 orang (53%), dan sangat tidak beragam tidak ada.

Tabel 8

“ Keragaman Koleksi “

Pernyataan Bobot F % S

Sangat beragam 4 5 7 20

Beragam 3 30 40 90

kurang beragam 2 39 53 78

Sangat tidak beragam 1 0 0 0

Jumlah 74 100 188

x = 188/74 = 2,54

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 8 adalah 2,54. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap keragaman jenis koleksi sudah baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa jenis koleksi sudah beragam jenisnya. Sedangkan yang


(51)

menyatakan jenis koleksi kurang beragam hanya setengah dari jumlah responden. Dan tidak ada yang menyatakan jenis koleksi yang ada sangat tidak beragam.

Tabel berikut adalah tabel 9 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor empat, mengenai persepsi responden terhadap jenis koleksi sudah mencukupi kegitan belajar mengajar. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan jenis koleksi yang ada sangat mencukupi dua orang (3%), mencukupi 42 orang (57%), kurang beragam 29 orang (39%), dan sangat tidak mencukupi 1 orang (1%)

Tabel 9

"Kecukupan Koleksi"

Pernyataan Bobot F % S

Sangat mencukupi 4 2 3 8

Mencukupi 3 42 57 126

kurang mencukupi 2 29 39 58

Sangat tidak mencukupi 1 1 1 1

Jumlah 74 100 193

x = 193/74 = 2,6

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 9 adalah 2,6. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap jumlah koleksi yang mencukupi sudah positif. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa jumlah koleksi sudah mencukupi kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan yang menyatakan jumlah koleksi kurang mencukupi hanya setengah


(52)

dari jumlah responden. Dan hanya sedikit sekali yang menyatakan jumlah koleksi yang ada sangat tidak mencukupi.

Tabel berikut adalah tabel 10 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor lima, mengenai persepsi responden terhadap kualitas koleksi yang sudah ada. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan kualitas koleksi yang ada sangat berkualitas empat orang (5,4%), berkulitas 35 orang (47,3%), kurang berkulitas 35 orang (47,3%), dan tidak ada yang menyatakan koleksi sangat tidak berkualitas.

Tabel 10 " Kualitas koleksi "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat berkualitas 4 4 5,4 16

Berkualitas 3 35 47,3 105

kurang berkualitas 2 35 47,3 58

Sangat tidak berkualitas 1 0 0 0

Jumlah 74 100 191

x =191/74 = 2,58

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 10 adalah 2,58. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap kualitas koleksi sudah baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi sudah berkualitas. Sedangkan yang menyatakan koleksi kurang berkualitas hanya setengah dari jumlah responden. Dan tidak ada yang menyatakan kualitas koleksi yang ada sangat tidak berkualitas.


(53)

ii. Persepsi Siswa Terhadap Fasilitas

Tabel berikut adalah tabel 11 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor enam, mengenai persepsi responden terhadap ruang baca di perpustakaan. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan ruang baca sangat memadai 11 orang (14,9%), memadai 41 orang (55,4%), kurang memadai 21 orang (28,4%), dan sangat tidak memadai satu orang (1,3%).

Tabel 11 " Ruangan baca "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat memadai 4 11 14,9 44

Memadai 3 41 55,4 123

kurang memadai 2 21 28,4 42

Sangat tidak memadai 1 1 1,3 1

Jumlah 74 100 210

x =210/74 = 2,84

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 11 adalah 2,84. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap ruang baca sudah positif. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa ruang baca di perpustakaan sudah memadai. Sedangkan yang menyatakan ruang baca di perpustakaan kurang memadai hanya setengah dari jumlah responden. Dan hanya sedikit sekali yang menyatakan ruang baca di perpustakaan sangat tidak memadai.


(54)

Tabel berikut adalah tabel 12 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor 8, mengenai kondisi cahaya lampu atau penerangan di perpustakaan SMA PB. Soedirman. Tabel ini menunjukan sebanyak 24 orang (32%) menyatakan sangat baik/merata, 41 orang (55%) menyatakan baik/merata, sedangkan tujuh orang (10%)yang menyatakan kurang baik/merata, dan hanya dua orang (3%) yang menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan sangat tidak baik.

Tabel 12

" Penerangan di Perpustakaan "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat baik/merata 4 24 32 96

Baik 3 41 55 123

kurang baik 2 7 10 14

Sangat tidak baik 1 2 3 2

Jumlah 74 100 235

x = 235/74 = 3,17

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 12 adalah 3,17. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap penerangan di perpustakaan adalah baik. Hal ini ditujukan dari hasil penelitian dimana hampir seluruh responden menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan sudah baik/merata. yang lainnya menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan sangat baik/merata, dan sebagian kecil yang menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan kurang baik dan sangat tidak baik/merata.


(55)

iii. Persepsi Siswa Terhadap Sumber Daya Manusia

Tabel berikut adalah tabel 13 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor sepuluh, mengenai persepsi responden terhadap jumlah petugas dalam memberikan pelayanan di perpustakaan. Tabel ini menunjukan bahwa dengan petugas yang ada, sebanyak 41 orang (55,4%) menyatakan jumlah petugas perpustakaan sudah mencukupi, enam orang (8,1%) menyatakan jumlah petugas perpustakaan sangat mencukupi. Sedangkan sebanyak 24 orang (32,4%) menyatakan jumlah petugas perpustakaan kurang mencukupi, dan tiga orang (4,1%) yang menyatakan bahwa jumlah petugas perpustakaan sangat tidak mencukupi.

Tabel 13

" Jumlah Petugas di Perpustakaan "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat mencukupi 4 6 8,1 24

Mencukupi 3 41 55,4 123

kurang mencukupi 2 24 32,4 48

Sangat tidak mencukupi 1 3 4,1 3

Jumlah 74 100 198

x = 198/74 = 2,67

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 13 adalah 2,67. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap jumlah petugas di perpustakaan sudah mencukupi. Hal ini ditunjukan sebagian besar responden yang menyatakan bahwa dengan petugas yang ada sudah merasa cukup


(56)

dalam memberikan pelayanan di perpustakaan. Hanya sebagian kecil responden yang merasa jumlah petugas kurang mencukupi dalam memberikan pelayanan di perpustakaan. Sedangkan tiga orang responden yang menyatakan bahwa jumlah petugas perpustakaan sangat tidak mencukupi.

Tabel berikut adalah tabel 14 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor sebelas, mengenai persepsi responden terhadap pendidikan petugas perpustakaan. Tabel ini menunjukan bahwa dengan pendidikan petugas perpustakaan dapat menentukan sebanyak 36 orang (49%), yang menyatakan pendidikan petugas perpustakaan sangat menentukan sebannyak 20 orang (27%), 17 orang (23%) menyatakan pendidikan petugas perpustakaan kurang menentukan. Dan satu orang (1%) menyatakan pendidikan petugas perpustakaan sangat tidak menentukan.

Tabel 14

" Pendidikan Petugas Perpustakaan "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat menentukan 4 20 27 80

Menentukan 3 36 49 108

Kurang menentukan 2 17 23 34

Sangat tidak menentukan 1 1 1 1

Jumlah 74 100 223

x = 223/74 = 3,01

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 14 adalah 3,01. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap pendidikan petugas perpustakaan cukup menentukan. Hal ini ditunjukan dari hampir seluruh


(57)

responden yang menyatakan bahwa pendidikan petugas perpustakaan menentukan kinerja petugas perpustakaan. Hanya sebagian kecil responden yang merasa bahwa pendidikan petugas perpustakaan kurang menentukan. Sedangkan hanya satu orang responden yang menyatakan bahwa pendidikan petugas perpustakaan sangat tidak menentukan.

Tabel berikut adalah tabel 15 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor 12, mengenai persepsi responden terhadap pelayanan yang diberikan petugas perpustakaan. Tabel ini menunjukan sebanyak tiga orang (4%) menyatakan pelayanan petugas perpustakaan sangat baik, 40 orang (54%) menyatakan petugas perpustakaan baik. Sedangkan sebanyak 26 orang (35%) menyatakan pelayanan petugas perpustakaan kurang baik, dan hanya lima orang responden (7%) yang menyatakan bahwa pelayanan diberikan petugas perpustakaan sangat tidak baik.

Tabel 15

" Pelayanan Petugas Perpustakaan "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat baik 4 3 4 12

Baik 3 40 54 120

kurang baik 2 26 35 52

Sangat tidak baik 1 5 7 5

Jumlah 74 100 189

x = 275/100 = 2,55

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 15 adalah 2,55. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap pelayanan


(58)

petugas di perpustakaan sudah positif. Hal ini ditunjukan dari hampir seluruh responden yang menyatakan pelayanan yang diberikan petugas perpustakaan baik. Hanya sebagian kecil responden yang merasa pelayanan yang diberikan kurang baik. Sedangkan lima orang responden yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan petugas perpustakaan sangat tidak baik.

Tabel berikut adalah tabel 16 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor 13, mengenai persepsi responden terhadap ketepatan informasi yang diberikan petugas perpustakaan. Tabel ini menunjukan bahwa dengan informasi yang diberikan, sebanyak 32 orang (43%) menyatakan petugas perpustakaan sudah tepat, dua orang (3%) menyatakan petugas perpustakaan sangat tepat. Sedangkan sebanyak 36 orang (49%) menyatakan petugas perpustakaan kurang tepat, dan empat orang (5%) responden yang menyatakan bahwa informasi yang diberikan sangat tidak tepat.

Tabel 16

" Ketepatan informasi "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat tepat 4 2 3 8

Tepat 3 32 43 96

Kurang tepat 2 36 49 72

Sangat tidak tepat 1 45 5 4

Jumlah 74 100 180

x = 180/74 = 2,43

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 16 adalah 2,43. Skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51, yang menunjukan bahwa persepsi guru dan siswa terhadap


(59)

ketepatan informasi yang diberikan petugas perpustakaan kurang baik. Hal ini ditunjukan dari hampir seluruh responden yang menyatakan bahwa informasi yang diberikan petugas perpustakaan kurang tepat dan sangat tidak tepat dengan informasi yang dibutuhkan. Hanya sebagian kecil responden yang merasa tepat informasi yang diberikan petugas perpustakaan. Sedangkan dua orang responden yang menyatakan bahwa informasi yang diberikan petugas perpustakaan sangat tidak tepat.

Tabel berikut adalah tabel 17 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor 14, mengenai persepsi responden terhadap sikap petugas perpustakaan. Tabel ini menunjukan, sebanyak 46 orang (62%) menyatakan sikap petugas perpustakaan baik, tiga orang (4%) menyatakan sikap petugas perpustakaan sangat baik. Sedangkan sebanyak 22 orang (30%) menyatakan sikap petugas perpustakaan kurang baik, dan hanya tiga orang responden yang menyatakan bahwa sikap petugas perpustakaan sangat tidak baik.

Tabel 17

" Sikap Petugas perpustakaan "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat baik 4 3 4 12

Baik 3 46 62 138

kurang baik 2 22 30 44

Sangat tidak baik 1 3 4 3

Jumlah 74 100 197

x = 197/74 = 2,66

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 19 adalah 2,66. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap


(60)

sikap petugas perpustakaan sudah baik. Hal ini ditunjukan sebagian besar responden yang menyatakan bahwa sikap petugas perpustakaan yang ada sudah baik serta tiga orang responden menyatakan petugas perpustakaan sangat baik. Hanya sebagian kecil responden menyatakan bahwa sikap petugas perpustakaan kurang baik. Sedangkan tiga orang responden yang menyatakan bahwa sikap petugas perpustakaan sangat tidak baik.

C. Persepsi Guru Terhadap Perpustakaan SMA PB. Soedirman i. Persepsi Guru Terhadap Koleksi

Tabel berikut adalah tabel 18 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor satu, mengenai persepsi guru terhadap kemutakhiran koleksi. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan koleksi yang ada sudah mutakhir 9 orang (39%), kurang mutakhir 14 orang (61%), sedangkan tidak ada responden yang menyatakan koleksi yang ada sangat muktahir dan sangat tidak mutakhir.

Tabel 18

" Kemutakhiran koleksi "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat mutakhir 4 0 0 0

Mutakhir 3 9 39 27

kurang mutakhir 2 14 61 28

Sangat tidak mutakhir 1 0 0 0

Jumlah 23 100 55


(61)

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 18 adalah 2,39 skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51, yang menunjukan bahwa persepsi guru terhadap kemutakhiran kurang baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi kurang mutakhir. Sedangkan yang menyatakan koleksi yang mutakhir hanya sedikit dari jumlah responden seluruhnya. Sedangkan tidak ada yang menyatakan koleksi yang ada sangat mutakhir dan sangat tidak mutakhir.

Tabel berikut adalah tabel 19 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor dua, mengenai persepsi responden terhadap koleksi yang ada di perpustakaan sudah memenuhi dengan kebutuhan responden. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan koleksi yang sudah sangat memenuhi satu orang (4,4%), memenuhi 7 orang (30,4%), kurang memenuhi 15 orang (65,2%), dan tidak ada menyatakan koleksi yang ada sangat tidak memenuhi .

Tabel 19

" Koleksi Sudah memenuhi Kebutuhan Responden "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat memenuhi 4 1 4,4 4

Memenuhi 3 7 30,4 21

kurang memenuhi 2 15 65,2 30

Sangat tidak memenuhi 1 0 0 0

Jumlah 23 100 55

x = 55/23 = 2,39

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 19 adalah 2.39. Skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51, yang menujukan bahwa persepsi responden terhadap koleksi


(62)

kurang memenuhi kebutuhan mereka adalah kurang baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi kurang memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Sedangkan yang menyatakan koleksi yang ada sudah memenuhi hanya sebagian kecil responden. Hanya satu orang yang menyatakan koleksi yang ada sangat memenuhi.

Tabel berikut adalah tabel 20 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor tiga, mengenai persepsi responden terhadap jenis koleksi yang beragam. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan jenis koleksi yang ada sangat beragam satu orang (4%), beragam 10 orang (44%), kurang beragam 12 orang (52%), dan sangat tidak beragam tidak ada.

Tabel 20

" Keragaman koleksi "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat beragam 4 1 4.4 4

Beragam 3 10 43,5 30

kurang beragam 2 12 52,1 24

Sangat tidak beragam 1 0 0 0

Jumlah 23 100 58

x = 58/23= 2,52

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 20 adalah 2,52. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi guru terhadap keragaman jenis koleksi sudah baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa jenis koleksi sudah beragam jenisnya. Sedangkan yang menyatakan jenis koleksi kurang


(63)

beragam hanya setengah dari jumlah responden. Dan tidak ada yang menyatakan jenis koleksi yang ada sangat tidak beragam.

Tabel berikut adalah tabel 21 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor empat, mengenai persepsi responden terhadap jenis koleksi sudah mencukupi kegitan belajar mengajar. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan jenis koleksi yang ada mencukupi 9 orang (39%), kurang mencukupi 14 orang (61%), sedangkan tidak ada yang menyatakan bahwa koleksi sangat mencukupi dan sangat tidak mencukupi.

Tabel 21 " Kecukupan koleksi "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat mencukupi 4 0 0 0

Mencukupi 3 9 39 27

kurang mencukupi 2 14 61 28

Sangat tidak mencukupi 1 0 0 0

Jumlah 23 100 55

x = 55/23 = 2,39

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 21 adalah 2,39. Skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51, yang menunjukan bahwa persepsi guru terhadap jumlah koleksi yang mencukupi kurang baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa jumlah koleksi kurang mencukupi kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan yang menyatakan jumlah koleksi mencukupi hanya sebagian kecil dari jumlah responden.


(64)

Sedangkan tidak ada yang menyatakan jumlah koleksi yang ada sangat tidak mencukupi dan sangat mencukupi.

Tabel berikut adalah tabel 22 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor lima, mengenai persepsi responden terhadap kualitas koleksi yang sudah ada. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan kualitas koleksi yang ada berkualitas 15 orang (65%), kurang berkulitas 8 orang (35%), sedangkan tidak ada responden yang menyatakan koleksi sangat tidak berkualitas dan sangat berkualitas.

Tabel 22 " Kualitas Koleksi "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat berkualitas 4 0 0 0

Berkualitas 3 15 65 45

kurang berkualitas 2 8 35 16

Sangat tidak berkualitas 1 0 0 0

Jumlah 23 100 61

x =61/23 = 2,65

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 22 adalah 2,65. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi guru terhadap kualitas koleksi sudah baik. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa koleksi sudah berkualitas. Sedangkan yang menyatakan koleksi kurang berkualitas hanya sedikit dari jumlah responden. Sedangkan tidak ada responden menyatakan kualitas koleksi yang ada sangat tidak berkualitas dan sangat berkualitas.


(65)

ii. Persepsi Guru Terhadap Fasilitas

Tabel berikut adalah tabel 23 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor enam, mengenai persepsi responden terhadap ruang baca di perpustakaan apakah sudah memadai. Tabel ini menunjukan bahwa responden yang menyatakan ruang baca sangat memadai 6 orang (26,1%), memadai 13 orang (57%), kurang memadai 4 orang (17%), dan tidak ada yang menyatakan ruang baca sangat tidak memadai.

Tabel 23 " Ruang Baca "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat memadai 4 6 26 24

memadai 3 13 57 39

kurang memadai 2 4 17, 8

Sangat tidak memadai 1 0 0 0

Jumlah 23 100 70

x =70/23 = 3,08

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 23 adalah 3,08. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27, yang menunjukan bahwa persepsi guru terhadap ruang baca sudah positif. Karena sebagian besar responden menyatakan bahwa ruang baca di perpustakaan sudah memadai serta sangat memadai. Sedangkan yang menyatakan ruang baca di perpustakaan kurang memadai hanya sedikit dari jumlah responden. Dan tidak ada yang menyatakan ruang baca di perpustakaan sangat tidak memadai.


(66)

Tabel berikut adalah tabel 24 yang merupakan hasil olahan data dari pertanyaan nomor 8, mengenai kondisi cahaya lampu atau penerangan di perpustakaan. Tabel ini menunjukan sebanyak 9 orang (39%) menyatakan sangat baik/merata, 13 orang (57%) menyatakan baik/merata, sedangkan satu orang (4%) yang menyatakan sangat tidak baik/merata, dan tidak ada yang menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan kurang baik.

Tabel 24

" Penerangan di Perpustakaan "

Pernyataan Bobot F % S

Sangat baik/merata 4 9 39 36

Baik 3 13 57 39

kurang baik 2 0 0 0

Sangat tidak baik 1 1 4 1

Jumlah 23 100 76

x =76/23 = 3,30

Hasil skor rata-rata persepsi pada tabel 24 adalah 3,30. Skor ini berada pada skala interval 3,28-4,03, yang menunjukan bahwa persepsi guru terhadap penerangan di perpustakaan adalah sangat baik. Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian dimana hampir seluruh responden menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan sudah baik/merata. Hanya satu orang menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan sangat tidak baik/merata, dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa penerangan di perpustakaan kurang baik.


(1)

2. Persepsi Guru Terhadap Fasilitas Tabel 35 “ Fasilitas “

Atribut Skor Rata-rata Keterangan

Ruangan 3,08 Baik Penerangan 3,30 Baik

Skro Akhir Rata-rata 3,19 Baik

3. Perepsi Guru Terhadap SDM

Tabel 36

“ Sumber Daya Manusia “

Atribut Skor Rata-rata Keterangan

Jumlah Petugas 3,00 Baik

Pendidikan Petugas 3,56 Baik

Pelayanan Petugas 2,82 Baik

Ketepatan Petugas 2,74 Baik

Sikap Petugas 3,31 Baik

Skor akhir rata-rata 3,1 Baik

4. Skor Akhir Rata-rata Persepsi Guru Terhadap Perpustakaan Tabel 37

“ Skor Keseluruhan “

Atribut Skor Rata-rata Keterangan

Koleksi 2,45 Kurang Baik

Fasilitas 3,19 Baik

Sumber Daya Manusia 3,1 Baik

Jumlah 8,74 Baik

Skor Akhir Persepsi Guru 2,91 Baik


(2)

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan penulis tentang persepsi Guru dan Siswa terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman memberikan hasil sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian dari persepsi guru dan siswa terhadap koleksi yang dimiliki SMA PB. Soedirman adalah kurang baik, hasil ini ditunjukan dari skor rata-rata yang diberikan dari guru dan siswa yaitu 2,47. Skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang berarti kurang baik.

2. Persepsi guru dan siswa terhadap fasilitas yang ada di perpustakaan SMA PB. Soedirman adalah baik. Hasil ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang diberikan oleh guru dan siswa adalah 3,19 serta 3,00. Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang berarti baik.

3. Persepsi guru dan siswa terhadap sumber daya manusia (SDM) yang sudah ada di perpustakaan SMA PB. Soedirman adalah baik. Hasil ini dapat ditunjukkan dari skor rata-rata yang diberikan oleh guru dan siswa adalah 3,05 serta 2,66. Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang berarti baik. 4. Jika dilihat dari keseluruhan persepsi guru dan siswa terhadap perpustakaan

SMA PB. Soedirman adalah baik. Hasil ini dapat dilihat dari jumlah skor yang diberikan oleh guru dan siswa yaitu 2,91 serta 2,79. Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang berarti baik.


(3)

D. Saran

1. Berdasarkan survei yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa dalam bidang penelitian terdapat rutinitas pengadaan koleksi pada perpustakaan SMA PB. Soedirman, maka bisa dikatakan dalam pengadaan koleksi perpustakaam tersebut sudah berjalan cukup baik. Namun perlu adanya penambahan koleksi-koleksi yang lebih beragam yang tentunya sesuai dengan kebutuhan informasi baik guru maupun siswa, sehingga nantinya diharapkan para siswa serta guru dapat terbantu dalam berbagai hal terutama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMA PB. Soedirman.

2. Karena adanya perbedaan kepentingan manajemen perpustakaan dengan manajemen sekolah, yang antara lain dalam penggunaan perpustakaan sebagai ruang kelas belajar mengajar oleh manajemen sekolah. Maka perlu adanya peningkatan dalam hal manajemen perpustakaan yang sejalan dengan manajemen sekolah sehingga usaha-usaha yang telah direncanakan dapat tepat sasaran.

3. Melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan layanan, program dan kegiatan agar tujuan, fungsi, dan peran perpustakaan yang sesuai dengan progam belajar mengajar pada SMA PB. Soedirman dapat tercapai.

4. Sebaiknya sumber daya manusia yang telah ada lebih sering mengikuti kegiatan bimbingan atau pelatihan tetang pengelolaan perpustakaan sekolah yang sering diberikan oleh perpustakaan nasioanal atau instansi-instansi yang berhubungan dengan perpustakaan sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Rajawali Pers, 1995.

Aenudin, Nur "Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah", Media Pustaka, Vol.2, No.4, 2003.

Arikunto , Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1998.

Badan pembinaan perpustkaan masjid Indonesia, Pedoman penyelengaraan masjid, Jakarta: Badan Perpustakaan Masjid Indonesia, 1999.

Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 20001. Darmono, Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT. Grasindo,

2001.

Davidoff, Linda L, Psikologi suatu pengantar, Jakarta: Erlangga, 1998. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.

Desmita, Karakteristik Individual dan Persepsi Peneliti Terhadap Sumber Daya Perpustakaan dan Hubungannya dengan pemanfaatan Koleksi, Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2005; Vol.14, No.1.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Kebijakan Sistem Pembinaa perpustakaan SMU, Jakarta: Depdiknas, Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 1992.

Djonegoro, Wardiman, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Untuk Pembangunan, Jakarta: Depdikbud, 1995.

Druker, Peter F, The practice Of Managemen, New York: Harvad and Row,1999. Ensikolpedia Umum, Jakarta: Yayasan Kanisius 1973.

Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan pendidikan, Bandung: Remadja Rosdakarya, 2000.

Gerungan. W.A. Psikologi Sosial, Bandung : Refika Aditama,2004. Gulo, Dali. Kamus Psychology, Bandung : Tonis 1982.


(5)

Hakim, Sudarsono Abdul, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006.

Irawan, Prasetiya. Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA-LAN Press, 2000. Keputusan Presiden RI. No. II. Tentang peraturan Pemerintah RI Mengenai

Pelaksanaan Undang-undang No.4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Jakarta: Perpustakaan nasional RI, 1996. Kerelinger, Fred N. Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta : Gajah Mada

University pers, 1990.

Komarudin dan Yoeke Tjuparmah. Kamus Istilah Karya Ilmiah, Jakarta : Bumi Aksara 2000.

Milburga. C. Larasati, et.al, membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1987.

Mondy dan Noe, Human Resources Manajemen, New York: Open University Pres, 2001.

Mudoffir. Prinsif-prinsif Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung : Remadja Rosdakarya, 1998.

Murgono. Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran, Media Pustakawan, Vol.10, 2003.

Nasuhi, Hamid. Dkk . Pedoman penulisan karya ilmiah : Skripsi, Tesis, Disertasi. Ciputat ’ 2007.

Nasution, A.S, Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Depdikbud, 1987.

Nursalam, Toha. Psikologi Perpustakaan, Jakarta : Universitas Terbuka, 1996. Prakoso, Mastini Hardjo, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1996.

Pendit, Putu Laxman, Perpustakaan digital dari A-Z, Jakarta; Cita Kami, 2008

Rahmat, Jalaluddin. Psikologi komunikasi, Bandung : Rosda Karya, 2005.Rohanda, Fungsi dan Peran perpustakaan sekolah, diakses pada 15 Januari 2008 (2000),


(6)

Sabri, Alisuf. Psikologi umum dan perkembangan, Jakarta : Pedoman ilmu,1993. Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar umum psikologi, Jakarta : Bulan bintang,

1996.

---, Psikologi sosial individu dan teori-teori psikologi sosial, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.

Saleh, A.R. Ibnu Ahmad, Penyelenggara perpustakaan sekolah, Jakarta : Hidakarya Agung, 1987.

Soedibyo, Noerhayati. Pengelolaan perpustakaan, Bandung : Alumni, 1987.

Soetimah, Perpustakaan Kepustakawan dan pustakawan, Yogyakarta : Kanisius, 1972.

Soekarman, et.al, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2001.

Sudarsono, Blasius, Antologi Kepustakawan Indonesia, Jakarta: ikatan pustakawan Indonesia, 2006.

Sukarman, Rahmat Nata Djumarna, Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.

Suharnan. Psikologi kognitif, Surabaya : Srikandi , 2005.

Sulistiyo- Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan , Jakarta : Gramedia 1997.

---, Periodisasi perpustakaan indonesia, Bandung : Remadja Rosdakarya, 1994.

Sutarno. NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Samitra Media Utama, 2004.

Tarakanita, Stella Duce, Membina Perpustakaan sekolah, Yogyakarta: Kanisius,1986.

Thomson, Della. The pocket oxford dictionary of current english, New york : oxford university press, 1997.

Wahyuti, Perpustakaan Sekolah Buku 1, Bandung: Penataran Guru Tertulis di Alam Pembangunan.

Yayu Yulia, et.al, Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. Yusuf, Pawit. M, Pedoman Dalam Mencari Informasi, Bandung: Remadja Karya, 1988


Dokumen yang terkait

Studi Komperatif Bagan Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) Edisi 21 Dan Edisi 22 : studi kasus notasi pada kelas 400 dan kelas 800.

0 41 105

Komparasi Bagan Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) Dengan Universal Decimal Classification (UDC)

55 468 106

Analisis Perbandingan Pengadaan Buku Pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) Dengan Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Medan (IAIN SU)

0 33 83

Rancang bangun sistem informasi perpustakaan pusat pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi (pusbin Kpk) Depertemen Pekerjaan Umum (DPU)

0 14 161

Perbandingan sistem klasifikasi Islam adaptasi dan perluasan Dewey Decimal Classification (DDC): antara Depertemen Agama dan Perpustakaan Nasional RI

0 4 79

Konsep partai oposisi dalam sistem pemerintahan : studi komperatif antara hukum Islam dan hukum positif

0 3 84

Perancangan sistem pelaporan nilai Ujian Sekolah Bersantandar Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) berbasis web : studi kasus Direktorat Pendidikan Agama Islam pada sekolah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

4 60 185

Pengembangan sistem Informasi manajemen pondok pesantren menggunakan metode pemodelan berorientasi objek :studi kasus di bagian perencanaan dan data sekretariat direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

3 20 224

View of Konstruksi Kurikulum dan Pembelajaran Terpadu antara Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar

0 0 12

Atlanta Classification (Tabel 3), klasifikasi

0 1 5