Perumusan dan Pembatasan Masalah Sistematika Penulisan

terhadap koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia SDM. Seperti kutipan peneliti ambil dari buku ensiklopedi umum, dimana persepsi itu dapat diartikan sebagai proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu obyek dengan jalan asosiasi indra penglihatan, indra peraba, dan sebagainya. Sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari. 5 Jalaluddin Rakhmat mengatakan dalam bukunya Psikologi Komunikasi, bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 6 Dengan mengacu latar belakang diatas dan untuk mengetahui apakah perpustakaan sekolah SMA PB. Soedirman telah memberikan yang terbaik pada pengunjungnya, maka skripsi ini diberi judul Persepsi Guru dan Siswa SMA Terhadap Perpustakaan SMA PB. Soedirman Jakarta Timur.

G. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak melebar pembahasannya, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan dan rumusan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu persepsi guru dan siswa terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman yang dilihat dari beberapa aspek yaitu koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia yang sudah ada pada perpustakaan SMA PB.Soedirman. 5 Ensikolpedi Umum, Jakarta: yayasan kanisius 1973, h.1033. 6 Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Rosda Karya, 2005, h.51 2. Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : a. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap koleksi perpustakaan SMA PB. Soedirman? b. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap sarana yang ada pada perpustakaan SMA PB. Soedirman? c. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap sumber daya manusia SDM yang sudah ada pada perpustakaan SMA. PB. Soedirman?

H. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap koleksi perpustakaan yang sudah ada. 2. Mengetahui bagaimana persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap fasilitas fisik perpustakaan yang sudah ada. 3. Mengetahui persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap sumber daya manusia SDM perpustakaan yang sudah ada. Sedangkan manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Diharapkan Penelitian ini menjadi masukan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas fungsi perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar di SMA PB. Soedirman dimasa yang akan datang. 2. Diharapkan penelitian ini menjadi masukan kepada pengelola perpustakaan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan SMA PB. Soedirman.

I. Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menggunakan metode peneltian sebagai berikut : 1. Tipe Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada atau kejadian apa saja yang terjadi saat penelitian di lakukan 2. Pendekatan Pendekatan penelitian yang digunakan adalah survei untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap penelitian ini. 3. Jenis dan sumber Data a. Data Sekunder : Data sekunder ini berasal dari kepustakaan, yakni terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel, dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Fungsi data sekunder ini adalah sebagai rujukan dari teori-teori yang penulis kutif dalam penelitian ini. b. Data Primer : Data Primer ini bersumber dari responden langsung yang ditemui di lapangan Lokasi Penelitian. 4. Teknik Penarikan Sampel : Penarikan sample pada penelitian ini dilakukan dengan cara random sederhana yaitu metode pemilihan sampel dimana semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Sampel ini diambil dari populasi yang sudah ada yaitu 738 siswa dan 46 guru, yang masing-masing diambil sebagai sampel 10 dari siswa, kemudian 50 dari guru. 5. Metode Pengukuran Persepsi Untuk pengukuran persepsi yaitu dibuat dalam bentuk data kuantatif, sehingga dapat terukur. Pengukuran penilaian atau persepsi dapat menggunakan penggabungan, yaitu skala penilaian verbal dan angka. Skala penilaian verbal adalah proses mengungkapkan yang baik dan yang buruk, yang wajib dan yang tidak wajib terhadap suatu gagasan, benda perilaku pada kontinum baik, tidak baik atau setuju atau tidak setuju sehingga terimplikasi pada pilihan diantara berbagai jenis tindakan dan perilaku. 7 Penggabungan skala penilaian verbal dan angka dapat membantu menginterpretasikan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan skala sampai 4 yang berjangkauan dari sangat baik sampai sangat tidak baik agar memudahkan pemakai untuk melihat perbedaan pilihan dan akan memberi respon yang baik. 7 Kerelinger, Fred N. Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta : Gajah Mada University pers, 1990, h. 702. Penggabungan skala verbal dan angka akan menjadi sebagai berikut : a. Sangat baik 4 b. Baik 3 c. Kurang baik 2 d. Sangat tidak baik 1 Dalam skala diatas tidak ada pilihan netral untuk mendorong responden memutuskan sendiri apakah positif atau negatif. Untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka skor-skor dijumlahkan dan dicari skor rata-rata. Penghitungan skor rata-rata menggunakan rumus : X = N F S ... F S F S 4 4 2 2 1 1 × × + × Keterangan : X = skor rata-rata S 1.... S 4 = skor pada skala 4 sampai 1 F = frekuensi jawaban pada satu skala N = jumlah sampel yang diolah Skala yang digunakan diatas adalah ordinal yang mempunyai keterbatasan analisa yaitu hanya menyatakan bahwa objek itu sangat baik atau sangat tidak baik. Agar analisa menjadi lebih luas, maka ordinal dapat diubah menjadi skala interval yaitu menentukan skala-skala yang mempunyai jarak yang sama antara titik-titik yang berdekatan yang diperlukan untuk menggambarkan keadaan atau gejala kontinum dengan lebih teliti, memberikan prediksi dan pengontrolan yang lebih akurat. Untuk menentukan skala interval skor persepsi adalah dengan membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala. Cara tersebut dirumuskan dengan rumus sebagai berikut : Skala interval = { am-n }: b Keterangan : a = jumlah atribut m = skor tertinggi n = skor terendah b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk Jika skala penilain yang ingin dibentuk berjumlah 4, dimana skor terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah empat, maka skala interval skor persepsi dapat dihitung seperti {14-1 : 4}, jadi jarak antara setiap titik adalah 0,75, sehingga diperoleh penilaian sebagai berikut : a. Sangat positif 4,04 – 4,79 b. Positif 3,28 – 4,03 c. Negatif 2,52 – 3,27 d. Sangat negatif 1,76 – 2,51 Pengunaan skor interval skor persepsi diatas adalah sebagai berikut, misalnya hasil perhitungan skor rata-rata terhadap pelayanan adalah 2,65. Maka 2,65 diartikan persepsi terhadap pelayanan adalah negatif karena berada pada skala interval skor persepsi berada pada titik 2,52 – 3,27. Contoh penghitungan skor rata-rata persepsi dan penggunaan skala interval skor persepsi diatas adalah sebagai berikut : Tabel 1 Contoh pengukuran persepsi Pernyataan Bobot F S Sangat baik 4 5 5 20 Baik 3 58 60 174 kurang baik 2 29 30 58 Sangat tidak baik 1 5 5 5 Jumlah 97 100 257 X= 257100 = 2,65 Keterangan : S = Skor f x bobot F =Frekuensi X = Skor rata-rata S F

J. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab dan tiap bab terdiri dari beberapa sub sebagai berikut : Bab I adalah pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II adalah kerangka teori, berisi uraian mengenai pengertian perpustakaan sekolah, koleksi, fasilitas, sumber daya manusia, dan persepsi, tujuan perpustakaan sekolah, fungsi dan peran perpustakaan sekolah. Bab III adalah gambaran umum lokasi penelitian, berisi tentang sejarah berdirinya, visi dan misi,struktur organisasi, jenis dan jumlah koleksi perpustakaan, sistem layanan perpustakaan. Bab IV adalah pengisian data dalam analisis penelitian, berisi penyajian data penelitian, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V adalah berisi tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai permasalahan yang diangkat dan telah diteliti yang mungkin bermanfaat bagi perpustakaan, siswa, dan civitas akademika SMA PB. Soedirman Jakarta. BAB II TINJAUAN TEORITIS Dalam penelitian ini persepsi guru dan siswa terhadap perpustakaan dilihat dari beberapa aspek yaitu koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia. Persepsi terhadap koleksi perpustakaan mencakup persepsi terhadap kemuktahiran, memenuhi, keragaman, kecukupan, dan kualitas. Pelayanan sebuah perpustakaan dianggap stabil bila suatu perpustakaan memiliki kelengkapan koleksi. Koleksi ini tidak hanya satu macam, melainkan bermacam-macam jenisnya antara lain koleksi umum dan koleksi khusus. Dalam pengertian koleksi perpustakaan terdapat bahan cetak dan bahan non cetak. 8 Pada persepsi fasilitas hanya dilihat dua hal yaitu persepsi terhadap ruangan dan persepsi terhadap penerangan. Sedangkan persepsi pada sumber daya manusia mencakup jumlah petugas, pendidikan petugas, pelayanan petugas, ketepatan, dan sikap petugas. Tiga aspek diatas termasuk dalam syarat-syarat atau standar-standar yang harus dipenuhi oleh perpustakaan-perpustakaan sekolah di Indonesia. 9 Namun dalam pedoman perpustakaan masjid dijelaskan bahwa koleksi, fasilitas, dan sumber daya 8 Soetminah, Perpustakaan, Kepustakawan, dan Pustakawan, Yogyakarta: Kanisius, 1999, h.19. 9 A.S Nasution, Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Depdikbud, 1987. h. 175. manusia termasuk kedalam komponen perpustakaan yang layak untuk dimanfaatkan. 10

8. Definisi Perpustakaan Sekolah

Pada dasarnya pengertian perpustakaan sekolah merupakan penjabaran dari pengertian perpustakaan pada umumnya. Secara sederhana perpustakaan sekolah dapat didefinisikan sebagai perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. 11. Tidak jauh berbeda dengan definisi sebelumnya, menurut Soetminah, perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 12 . Perpustakaan sekolah adalah sebagai satu unit kerja di lingkungan sekolah yang harus dapat mendukung dan harus sejalan dengan tugas-tugas sekolah. 13 Sedangkan Stella mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan. Sebagai sumber informasi untuk 10 Badan pembinaan perpustakaan masjid Indonesia, Pedoman penyelengaraan perpustakaan masjid, Jakarta: Badan Perpustakaan Masjid Indonesia, 1999, h. 2. 11 Sulistyo-Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, h. 56. 12 Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan pustakawan, Yogyakarta: kanisius. Cet.7, h. 37. 13 Pawit, M. Yusuf, Pedoman Dalam Mencari Informasi, Bandung: Remadja Karya, 1988, h. 11. memperkembangkan dan memperdalam baik oleh pendidik maupun yang didik di sekolah tersebut. 14 Ada juga yang berpendapat perpustakaan sekolah merupakan tempat kumpulan buku dan bahan pendidikan, yang terorganisir dengan baik sehingga dapat membantu para pendidik dan anak didik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. 15 Uraian definisi-definisi perpustakaan sekolah tersebut, menyimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja atau organisasi yang diselenggarakan oleh sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar dan pencarian informasi yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat sekolah yang menyelenggarakan. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang sangat berguna apabila informasi di dalamnya digunakan secara maksimal. Para siswa SMA dapat menggunakan perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan lainnya sebagai pencarian informasi untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah PR, dan persiapan menjelang ujian sekolah. Selain itu para siswa juga dapat mencari informasi hal-hal yang bersifat pribadi, maupun mengisi waktu luang ketika jam istirahat atau sehabis pulang sekolah.

9. Tujuan Perpustakaan Sekolah

14 Stella Duce Tarakanita, Membina Perpustakaan sekolah, Yogyakarta: 1986, h.54. 15 Wahyuti, Perpustakaan Sekolah Buku 1, Bandung: Penataran Guru Tertulis di Alam Pembangunan, h. 10. Tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan sekolah tersebut bernaung. 16 Adapun tujuan umum dari perpustakaan sekolah adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar-mengajar melalui pengembangan sistem intruksional. 17 Sedangkan menurut Darmono tentang tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar kearah studi mandiri. 18 Di bawah ini ada beberapa tujuan lain dari perpustakaan sekolah, yaitu: a. Memupuk minat dan semangat para siswa sebagai generasi muda dan generasi penerus untuk gemar menbaca. b. Menumbuhkan keyakinan para siswa bahwa perpustakaan adalah sumber pengetahuan yang autentik. c. Meyakinkan para siswa bahwa perpustakaan dapat menolong dan menujang materi pelajaran yang mereka dapatkan dari guru-guru. 16 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, op. cit., h. 51. 17 Mudhoffir, Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remadja Karya, 1998, h. 11. 18 Darmono, Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT. Grasindo, 2001, h. 5. d. Menyediakan tempat dan wadah para siswa sebagai teman akrab yang selalu memberi informasi apa saja yang mereka perlukan, dan terampil mencarinya. e. Melatih para siswa untuk berdisiplin melakukan kegiatan teratur dan bermanfaat. f. Mengembang aktivitas dan kreativitas yang menggairahkan para siswa untuk berbuat hal-hal positif. g. Memupuk pemakaian bahasa yang baik. h. Membina kegemaran membaca sampai mereka dewasa dan usia tua. 19

10. Fungsi dan Peran Perpustakaan Sekolah

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai fungsi dan peran perpustakaan sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah tidak berbeda dengan perpustakaan secara umum yang telah disebutkan diatas. Aenudin, menerangkan bahwa pentingnya perpustakaan sekolah dapat dilihat dari fungsinya, yaitu: Pertama, perpustakaan sekolah berfungsi edukatif, artinya perpustakaan dapat dijadikan sebagai sumber belajar mengajar bagi siswa dan guru. Kedua, perpustakaan sekolah berfungsi sumber informasi, yaitu para pemakai dapat memperoleh informasi yang aktual dan faktual melalui perpustakaan. Ketiga, perpustakaan sekolah berfungsi wahana rekreasi bagi para siswa dan guru. Keempat, perpustakaan sekolah berfungsi sebagai tempat penelitian. 20 19 Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Kebijakan Sistem Pembinaan perpustakaan SMU, Jakarta: Depdiknas, Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 1992, h. 3. 20 Nur Aenudin, Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah, Media Pustaka, Vol.2, No.4, 2003, h. 33. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103O1981, tanggal 11 Maret 1981, perpustakaan sekolah mempunyai Fungsi: 21 a. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah. b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang buku-buku hiburan. Hingga saat ini, masih banyak perpustakaan sekolah yang belum menjalankan secara maksimal fungsi-fungsi perpustakaan sekolah sebagaimana telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, perpustakaan telah berubah fungsi sebagai gudang buku atau tempat penyimpanan buku saja. 22 Kondisi ini mungkin disebabkan antara lain oleh kurangnya dana untuk mengembangkan perpustakaan serta belum terbiasanya para siswa untuk melakukan proses belajar mandiri. Padahal perpustakaan sekolah dapat meningkatkan mutu serta kualitas keilmuan para siswa jika fungsi-fungsinya dimanfaatkan secara maksimal. Sedangkan peran perpustakaan sekolah sebagai berikut: a. Sumber pendidikan dan pengajaran b. Sumber dokumentasi dan informasi c. Sumber penerangan dan penjelasan yang diperlukan 21 Rohanda, Fungsi dan Peran perpustakaan sekolah, diakses pada 15 Januari 2008 2000, www.media.diknas.go.idmediadokumen4848.pdf. 22 Ibid, h. 34. d. Sumber kesenian dan kebudayaan e. sumber inspirasi, kreasi dan aktivitas f. Sumber rekreasi dan pelaras kejenuhan. 23 Menurut Noerhayati S, peran perpustakaan sekolah ada tujuh yaitu: a. Peran perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan. Dalam hal ini perpustakaan jelas berperan sebgai pencatat, pengelestarian pengetahuan dan kebudayaan manusia. di pihak lain, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemindahan dan pewarisan kebudayaan dan pengetahuan. b. Perpustakaan merupakan sumber pembina kurikulum. Perpustakaan sekolah yang baik merupakan sumber utama yang memberikan bahan lengkap dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum. c. Perpustakaan sekolah sebagai sarana proses belajar-mengajar. d. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pengembangan minat baca. e. Perpustakaan dan peranan disiplin. f. Perpustakaan dan rekreasi. g. Perpustakaan dan penelitian Dari teori atau definisi di atas, kita tidak perlu ragu bahwa perpustakaan, sebagai gudang dan perbendaharaan ilmu pengetahuan di dunia ini, mempunyai peranan dalam dunia pendidikan. 24 23 Direktorat Pendidikan Menengah Umum, op. cit., h. 5. 24 Noerhayati S, Pengelolaan perpustakaan, Bandung: Alumni, 1987, h. 86-87. Menurut Murgono perpustakaan sebagai sarana penunjang pelaksaan kurikulum, Peranan perpustakaan sangat tergantung dari kemampuan dan kualitas pelayanan perpustakaan serta keakraban peserta didik terhadap perpustakaan. Kemampuan pelayanan perpustakaan ditunjukkan antara lain oleh ketersedian dan kesesuaian koleksi, tempat belajar membaca, dan waktu pelayanan. Kualitas pelayanan perpustakaan dapat ditandai dengan kemudahan memperoleh sumber informasi yang dibutuhkan. Sedangkan keakraban peserta didik terhadap perpustakaan dapat ditandai adanya kecintaan mereka untuk berkunjung atau memanfaatkan perpustakaan. 25 Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa fungsi dan peran perpustakaan sekolah menjadi tiga bagian yaitu : a. Bagi siswa : untuk kepentingan proses belajar, sehingga dapat berprestasi didalam belajarnya. Sedangkan koleksinya sebagai sumber bahan-bahan perbandingan dengan apa yang sudah diketahui. b. Bagi : guru dalam hal penambahan ilmu pengetahuan, untuk mengadakan penyelidikan ilmiah demi kemajuan pengetahuan dan prestasi dirinya. Sedangkan koleksinya bisa sebagai bahan untuk mengetahui dan mengikuti laju perkembangan ilmu kebudayaan, dan juga dapat dijadikan bahan referensi. c. Bagi masarakat : untuk mencari bahan yang diinginkannya yang tidak ada di perpustakaan umum. Sedangkan bahan koleksinya dapat sebagai bahan latihan 25 Murgono, Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran, Media Pustakawan, 10, 2 2003. kreasi dan aspresiasi, serta sebagai sarana untuk membangkitkan dan membina minat baca.

11. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Pelayanan sebuah perpustakaan dianggap stabil bila suatu perpustakaan memiliki kelengkapan koleksi. Koleksi merupakan unsur terpenting pada suatu perpustakaan, karena koleksi yang dimiliki perpustakaan hanya untuk dimanfaatkan oleh pengguna jasa perpustakaan. Soetminah mengatakan bahwa koleksi berarti kumpulan, sehingga koleksi pustaka berarti kumpulan buku dan non buku. Karena itu sebuah perpustakaan harus memiliki apa yang dinamakan koleksi, sehingga tidak bisa dikatakan perpustakaan tanpa adanya suatu koleksi. 26 Sudarsono mengungkapkan koleksi adalah sumber daya yang disediakan dan dilayani untuk pemakai tersebut. 27 Koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumupulkan, diolah, dan disimpan untuk disebar luaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan 26 Soetminah, Op.Cit. h. 21 27 Sudarsono Abdul Hakim, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006, h. 241. pemakai. 28 Koleksi merupakan kumpulan bahan pustaka baik cetak maupun terekam yang di simpan dan dikelola perpustakaan. 29 Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa koleksi perpustakaan merupakan salah satu ciri yang membedakan antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya, sehingga penekanan bobot koleksi sangat penting. 30 Namun Mastini mengungkapkan koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan. 31 Yayu Yulia menjelaskan bahwa koleksi terbagi dua macam yaitu koleksi bahan tercetak dan non cetak, koleksi bahan tercetak berasal dari hasil karya cipta atau hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak seperti buku, majalah, koran, dan lain sebagainya, termasuk terbitan berseri, sedangkan koleksi non cetak hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk yang bukan cetak seperti rekaman suara, rekaman video, audio film, dan lain sebagainya. 32 Kemutakhiran koleksi yaitu dapat memanfaatkan semua fasilitas komputer dan multimedia, seperti buku elektronik yang artinya pembaca buku tidak sungguh- 28 Rahmat Nata Djumarna Sukarman, Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000,h. 5. 29 Keputusan Presiden RI. No. II. Tentang peraturan Pemerintah RI Mengenai Pelaksanaan Undang-undang No.4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Jakarta: Perpustakaan nasional RI, 1996, h. 35. 30 Sutarno. NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Samitra Media Utama, 2004, h. 13. 31 Mastini Hardjo Prakoso, Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1996, h. 10. 32 Yayu Yulia, et.al, Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, h. 4. sungguh “memegang” buku itu secara fisik, melainkan mengaksesnya dalam kurun waktu tertentu. 33 Kualitas koleksi dapat dilihat dari otoritas penulis, reputasi penulis, penerbit, kedalaman, keunikan, dan sebagainya. 34 Namun dalam mengukur kecukupan koleksi Mastini menjelaskan bahwa koleksi tersebut sudah dimiliki 60 koleksi penunjang kurikulum, dan 40 untuk koleksi umum baik fiksi maupun buku tentang pengetahuan lainnya. 35 Sedangkan dalam memenuhi pengguna, perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi 10 judul buku untuk setiap murid, dan koleksi dapat disusun dalam waktu lima tahun. 36 Namun dalam keragaman koleksi dapat dilihat dari subyek koleksi yang ada di perpustakaan sekolah tersebut. 37 Dari uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa koleksi merupakan salah satu fasilitas atau sarana yang tersusun secara sistematis pada perpustakaan sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh civitas akademika sekolah tersebut.

12. Fasilitas Atau Sarana Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid-murid. Dalam 33 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan digital dari A-Z, Jakarta; Cita Kami, 2008, h. 38 34 C. Larasati Milburga. Et.al, membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1087, h. 75 35 Mastini Harjo Prakoso, Op. Cit. h. 25 36 Mastini Hardjo Prakoso, Op. Cit, h. 24. 37 Desmita, Karakteristik Individual dan Persepsi Peneliti Terhadap Sumber Daya Perpustakaan dan Hubungannya dengan pemanfaatan Koleksi, Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2005; Vol.14, No.1: h. 5 penyelengaraannya perpustakaan sekolah memerlukan ruangan khusus beserta peralatan dan perlengkapannya. Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan sarana yang berfungsi sebagai fasilitas layanan, maka gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan. 38 Agar dapat memenuhi peran dan fungsinya perpustakaan sekolah sebaiknya di tempatkan dalam sebuah ruangan khusus. Besar ruangan tergantung kepada besar jumlah pelajar suatu sekolah, tetapi minimal sebaiknya dapat menampung satu kelas murid-murid bila hendak belajar klasikal dalam perpustakaan. 39 Menurut Darmono ruangan perpustakaan sekolah yang ideal adalah 400 meter persegi untuk sekolah yang memiliki siswa 850-1150, 300 meter persegi untuk sekolah yang memiliki siswa 400-850, sedang untuk sekolah yang memiliki siswa 250-400, ruangan yang dibutuhkan 200 meter persegi. 40 Selain memerlukan gedung atau ruangan, penyelenggaraan perpustakaan sekolah memerlukan sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan kepada pengunjung maupun untuk Processing bahan-bahan pustaka dan ketata usahaan. 41 Peralatan perpustakaan sekolah ada yang bersifat habis pakai dan ada pula yang bersifat tahan lama. Peralatan habis pakai adalah peralatan yang relatif cepat habis, sedangkan peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang dapat 38 Darmono, Op. Cit. h. 190. 39 Noerhayati, Op. Cit. h. 1. 40 Darmono, Op. Cit, h 195. 41 Ibrahim Bafadal, Op.Cit, h. 154. digunakan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain kedua peralatan tersebut perpustakaan sangat mungkin dalam oprasional memerlukan alat-alat elektronik sebagai penunjang layanan perpustakaan. 42 Mastini juga menjelaskan penerangan dalam perpustakaan juga harus diperhatikan, jika perpustakaan menggunakan cahaya matahari sebaiknya cahaya tersebut tidak langsung mengenai buku, dan jika perpustakaan menggunakan cahaya lampu listrik sebaiknya menggunakan lampu yang sinarnya tidak menyilaukan. 43 Dari Teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau sarana perpustakaan sekolah merupakan peralatan dan perlengkapan yang dimilik perpustakan sekolah dan dapat dimanfaatkan baik oleh pengguna perpustakaan sekolah maupun oleh pengelola perpustakaan sekolah tersebut.

13. Sumber Daya Manusia SDM

Agar memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas yang harus dimilikinya. Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuknya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. 42 Darmono. Op. Cit. h.216-217. 43 Mastini Hardjo Prakoso, Op.Cit, h. 25 Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terus menerus dan terencana yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan tingkat kecerdasan karyawan dan performa organisasi dalam bentuk pelatihan dan pengembangan. 44 Pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas SDM. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan kualitas manajemen pendidikan. Pada lingkup perpustakaan sekolah tenaga yang diperlukan bisa dari diploma II bidang perpustakaan, atau lulusan SLTA dengan pendidikan tambahan ilmu perpustakaan. 45 Fatah menyebutkan dalam bukunya, ekonomi dan pembiayaan pandidikan, sumber daya manusia terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi kuliatatif dan dimensi kuantitatif. Dimensi kualitatif adalah terdiri atas prestasi tenaga kerja yang memasuki dunia kerja dalam jumlah waktu belajar, sedangkan dimensi kuantitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung pada setiap manusia antara lain pikiran ide, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memberi pengaruh terhadap kapasitas kemampuan manusia untuk melaksanakan pekerjaan yang produktif. 46 Pengertian sumber daya manusia itu sendiri sering diartikan hanya terbatas kepada tenaga kerja yang berpotensi saja, dengan kata lain tidak semua 44 Mondy dan Noe, Human Resources Manajemen, New York: Open University Pres, 2001, h. 23. 45 Darmono, Op. Cit, h. 220. 46 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: Remadja Rosdakarya, 2000, h. 6. tenaga kerja dalam setiap organisasi atau lembaga termasuk dalam katagori sumber daya manusia. 47 Sumber daya manusia adalah tenaga yang berpotensi dan tidak dapat dipisahkan dari organisasi atau unit kerja. 48 Wardiman mengungkapkan bahwa sumber daya manusia lebih bernilai jika memiliki sikap, prilaku, wawasan, keahlian serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sektor. 49 Sedangkan Peter F. Druker Mengatakan bahwa penggunaan sumber daya manusia secara efektif sebagai kunci untuk menciptakan dan menopang organisasi yang berhasil. 50 Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan sumber daya manusia adalah tenaga profesional yang berada di perpustakaan sekolah sesuai dengan bidang keilmuanya yang kedudukannya tidak terlepas dari suatu lembaga sekolah tersebut.

14. Pengertian Persepsi

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengolaan informasi dalam diri seseorang adalah persepsi. Persepsi berasal dari bahasa latin, percipere, yang artinya menerima; perception, yang artinya pengumpulan, penerimaaan, 47 Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawan Indonesia, Jakarta: ikatan pustakawan Indonesia, 2006, h. 60. 48 Ibid. h.67. 49 Wardiman Djonegoro, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Untuk Pembangunan, Jakarta: Depdikbud, 1995, h. 5. 50 Peter F. Druker, The practice Of Managemen, New York: Harvad and Row,1999, h.35. pandangan, pengertian 51 Definisi lain mengatakan bahwa persepsi adalah ” proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. 52 Alisuf Sabri berpendapat: ”Persepsi adalah proses dimana individu dapat mengenali objek-objek dan fakta objektif dengan menggunakan alat-alat individu”. 53 Sedangkan Suharnan berpendapat: Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki, yang disimpan didalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasikan stimulus rangsangan yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung. 54 Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh Sarlito, Menurutnya ”persepsi adalah kemampuan untuk mengorganisasikan, membeda-bedakan, pengelompokan, memfokuskan perhatian atau pengamatan pada suatu objek”. 55 Masih menurut Sarlito, persepsi adalah ”proses pencarian informasi untuk difahami. Alat untuk memperoleh informasi itu adalah penginderaan penglihatan, pendengaran, peraba, dan sebagainya. Sebaliknya, alat untuk memahami adalah kesadaran dan kognisi”. 56 Sedangkan menurut Toha Nursalam ” persepsi adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami tetang 51 Komarudin dan Yoake Tjuparmah, Kamus Istilah Karya Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 191. 52 Dali Gulo, Kamus Psikologi, Bandung: Tonis, 1982, h. 207. 53 Alisuf Sabri, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu, 1993, h. 45. 54 Suharnan, MS, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi, 2005, h. 3. 55 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, h. 39. 56 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, h. 94. lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran penghayatan, perasaan, dan penciuman”. 57 Definisi lain menyebutkan, ”persepsi adalah kecakapan untuk melihat dan memahami perasaan-perasaan, sikap-sikap, dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok”. 58 Sedangkan menurut Isbandi ”persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari pengolahan ingatan memory kita diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki”. 59 Adapun pendapat lain mengatakan bahwa ” persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, pengiterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu”. 60 Dan ada yang mengungkapkan kalau persepsi merupakan proses yang antara satu orang dengan orang lain sifatnya berbeda individualistik daripada diperkirakan orang”. 61 Definisi-definisi yang telah diuraikan diatas, menjelaskan bahwa dalam persepsi terdapat 3 hal utama, Yaitu: objek, Panca indera, dan pandangan. Dapat disimpulkan bahwa persepsi pengguna terhadap perpustakaan sekolah adalah suatu proses kemampuan pengguna dalam menyeleksi, memberikan pandangan, gambaran dan penilaian terhadap suatu perpustakaan yang ditangkap 57 Toha Nursalam, Psikologi Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996, h. 49. 58 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: Repika Ditaman, 2004, h. 146. 59 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1997, h. 105. 60 Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar,, Yogyakarta: Andi, 2007, h. 54. 61 Linda L. Davidoff, Psikologi suatu pengantar, Jakarta: Erlangga, 1998, h. 231. oleh panca indera. Proses ini dapat menghasilkan suatu penilaian, pandangan dan gambaran yang positif ataupun negatif terhadap perpustakaan yang bersangkutan. BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA PB. SOEDIRMAN Gambaran Umum Tentang Perpustakaan SMA PB. Soedirman 6. Sejarah Sekolah Menengah Atas SMA PB. Soedirman pada tahun 1971 yang berada dibawah naungan Yayasan Masjid Panglima Besar Soedirman. SMA PB. Soedirman yang merupakan bagian terpadu dari sekolah PB. Soedirman yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak TK sampai Sekolah Menengah Atas SMA. Sekolah ini berlokasi di jalan Raya Bogor Jakarta Timur. Dari awal berdirinya telah mempunyai kosep dasar program pendidikan yang memprioritaskan pada upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan berbagai upaya untuk peningkatan mutu pembelajaran kearah yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan sistem kebijakan pendidikan nasional, SMA PB. Soedirman sebagai sebuah institusi pendidikan tidak mau ketinggalan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran dengan cara penerapan kurikulum yang baik, untuk mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang diadakan pada sekolah ini yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejak awal berdirinya sekolah ini melakukan antisipasi dengan penyedian saran-prasarana pendidikan yang memadai untuk membantu proses belajar mengajar sehingga mempermudah tercapainya maksud dan tujuan pendidikan. Salah satunya yaitu diadakannya perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi sekaligus sumber belajar - mengajar bagi para siswa dan guru di lingkungan SMA PB. Soedirman Jakarta. Perpustakaan SMA PB. Soedirman didirikan pada bulan Agustus tahun 2005 dengan luasnya 108 meter persegi. Sampai sekarang koleksi yang dimiliki hanya koleksi tercetak dan beberapa koleksi non cetak yang berjumlah 851 judul buku. Untuk kemajuan dan kemudahan dalam pengolahan dan pelayanan, Perpustakaan SMA PB. Soedirman telah merencanakan melakukan perkembangan, baik dalam hal pengadaan maupun pelayanan kepada pengguna.

7. Visi dan Misi

Visi perpustakaan SMA PB. Soedirman adalah menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pusat informasi dengan koleksi lengkap dan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, berprestasi, berwawasan kebangsaan dan berakhlakul karimah Sedangkan Misi perpustakaan SMA PB. Soedirman adalah: b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka dan informasi yang aktual c. Memberikan layanan prima para peserta didik dan guru d. Memaksimalkan pemberdayaan perpustakaan sekolah 28 e. Meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah f. Menjadikan perpustakaan merupakan kebutuhan primer bagi peserta didik, guru, dan karyawan.

8. Struktur Organisasi

Pepustakaan Sekolah Mengah Atas SMA PB. Soedirman merupakan unit kerja dari Sekolah Menengah Atas PB. Soedirman. Seperti perpustakaan sekolah lainnya, perpustakaan PB. Soedirman dipimpin oleh kepala perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Semua kegiatan teknik perpustakaan seperti pengolahan bahan pustaka, pelayanan, peraturan perpustakaan, prosedur peminjaman dan sangsi terhadap pengguna perpustakaan dikerjakan oleh dua orang karyawan pelaksana dan bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan. KEPALA SEKOLAH DRS. H. SYAMSUDDIN HASIBUAN KEPALA PERPUSTAKAAN ELIANA NASUTION, S. Pd PELAKSANA 2 WAHYU HIDAYAT, S. Pd PELAKSANA 1 DRA. HJ. TJUT ZAHARA SISWA GURU KARYAWAN Adapun Susunan Organisasi Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Panglima Besar Soedirman adalah Sebagi Berikut:

9. Bahan Pustaka

Bahan Pustaka yang dimiliki perpustakaan SMA PB. Soedirman hanya bahan pustaka tercetak, yang terdiri dari buku, koleksi referens, dan terbitan berkala. a. Buku teks buku wajib, yang telah digariskan pemerintah Contoh: Berbagai buku wajib yang telah dikeluarkan oleh pemerintah seperti digunakan di SD, SLTP, SMU, maupun untuk penunjang kuliah. b. Buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-sekolah. c. Buku jenis fiksi yang dapat merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembngkan imajinasi pada siswa. Contoh: Ayat-ayat Cinta d. Buku populer umum merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan secara umum dan populer Contoh: Cara Merawat Komputer e. Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Contoh: Kamus, Ensiklopedi, Direktori, Atlas f. Terbitan berkala berupa majalah dan koran. Majalah dan koran diperlukan sabagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. Contoh Majalah: Hidayah, Sabili, Animonster, paras Contoh koran: Republika

10. Sistem Layanan Perpustakaan

Sistem layanan perpustakaan SMA PB. Soedirman, yaitu sistem layanan yang memungkinkan para siswa dan guru dapat secara langsung memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan yang ada. Pada sistem ini siswa ataupun guru dapat melakukan penelusuran bahan pustaka dari koleksi yang ada. Jika siswa dan guru tidak menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya, maka ia mendapatkan alternatif lain yang mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak didapatkan, sistem ini biasanya disebut sistem layanan terbuka. Pada sistem layanan terbuka siswa dan guru harus terlebih dahulu datang ke almari katalog untuk melihat apakah perpustakaan memiliki koleksi yang ia butuhkan. Setelah itu barulah pemakai datang ke jajaran koleksi untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya. Dalam sistem layanan terbuka, jika siswa dan guru tidak menemukan bahan pustaka di jajaran koleksi, maka secara langsung yang bersangkutan dapat melakuakan alternatif pilihan bahan pustaka yang tersedia di jajaran koleksi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pengelolaan data mengenai persepsi guru dan siswa SMA PB. Soedirman terhadap perpustakaan SMA PB. Soedirman Jakarta diuraikan ke dalam beberapa sub-bab, yaitu keadaan umum responden, persepsi responden terhadap koleksi, fasilitas, dan sumber daya manusia di pepustakaan SMA PB. Soedirman. penyajian hasil penelitian dipaparkan kedalam bentuk tabulasi, yang dilengkapi dengan pembahasannya.

A. Keadaan Umum Responden

Dokumen yang terkait

Studi Komperatif Bagan Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) Edisi 21 Dan Edisi 22 : studi kasus notasi pada kelas 400 dan kelas 800.

0 41 105

Komparasi Bagan Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) Dengan Universal Decimal Classification (UDC)

55 468 106

Analisis Perbandingan Pengadaan Buku Pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) Dengan Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Medan (IAIN SU)

0 33 83

Rancang bangun sistem informasi perpustakaan pusat pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi (pusbin Kpk) Depertemen Pekerjaan Umum (DPU)

0 14 161

Perbandingan sistem klasifikasi Islam adaptasi dan perluasan Dewey Decimal Classification (DDC): antara Depertemen Agama dan Perpustakaan Nasional RI

0 4 79

Konsep partai oposisi dalam sistem pemerintahan : studi komperatif antara hukum Islam dan hukum positif

0 3 84

Perancangan sistem pelaporan nilai Ujian Sekolah Bersantandar Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) berbasis web : studi kasus Direktorat Pendidikan Agama Islam pada sekolah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

4 60 185

Pengembangan sistem Informasi manajemen pondok pesantren menggunakan metode pemodelan berorientasi objek :studi kasus di bagian perencanaan dan data sekretariat direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

3 20 224

View of Konstruksi Kurikulum dan Pembelajaran Terpadu antara Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar

0 0 12

Atlanta Classification (Tabel 3), klasifikasi

0 1 5