59 yang mengikuti kejar paket C tahun 2016 di Lembaga Pemasyarakatan
Wirogunan. c.
RP Beliau adalah seorang Warga Binaan Pemasyarakatan laki-laki yang
mengikuti pembinaan yaitu bimbingan kerja yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan.
d. BN
Beliau adalah seorang Warga Binaan Pemasyarakatan perempuan yang aktif berpartisipasi dalam pembinaan serta pembinaan yang paling
digemarinya adalah pembinaan keterampilan menjahit. e.
Ibu L Beliau adalah seorang Warga Binaan Pemasyrakatan perempuan yang
sebelumnya bertempat tinggal di Yogyakarta. Beliau aktif dalam mengikuti setiap pembinaan yang diberikan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan
dan seorang yang humoris serta memiliki kesenangan dalam pembinaan membatik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah 6 Petugas Pemasyarakatan yang bertugas dalam membimbing pembinaan. Petugas Pemasyarakatan ini
diambil dengan pertimbangan bahwa mereka mengetahui masalah secara mendalam dan dapat berkomunikasi dengan baik serta informasi yang
diperolah dapat dipercaya kemudian dapat dijadikan sebagai sumber data. Selain sumber data dari Petugas Pemasyarakatan, peneliti juga
membutuhkan informasi yang didapat dari 4 orang Warga Binaan Pemasyarakatan laki-laki dan wanita untuk memperoleh informasi tentang
pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta. Sumber data dari Warga Binaan Pemasyarakatan
60 dapat digunakan untuk meng- cross check data yang diperoleh dari sumber
data lain yaitu Petugas Pemasyarakatan.
B. Data dan Hasil Penelitian
Data penelitian ini digali dari proses pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumen. Data yang diolah meliputi:
1. Pembinaan
Warga Binaan
Pemasyarakatan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta berdiri sejak jaman kolonial Belanda pada tahun
antara 1910 – 1915. Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan memiliki tugas untuk membina Warga Binaan Pemasyarakatan baik itu laki – laki maupun
perempuan. Adanya
pembinaan terhadap
Warga Binaan
Pemasyarakatan dilatarbelakangi oleh masalah terjerumusnya sebagian warga binaan ke
dalam tindakan kriminalitas seperti penipuan, penggelapan uang, pencurian bahkan pembunuhan yang sebagian besar dilakukan atas dasar sumber
daya manusia yang masih rendah, kesulitan ekonomi, dan ketidaktahuan tentang pelanggaran hukum.
Pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan merupakan salah satu cara dalam penanggulangan kriminalitas yang terjadi
didalam suatu maysrakat. Hal ini dapat terlihat bahwa kegiatan tersebut sudah menjadi agenda dalam pembinaan yang dilakukan oleh Petugas
Pemasyarakatan berdasarkan sistem pembinaan yang berlaku. Pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan terhadap
Warga Binaan Pemasyarakatan dilaksanakan dengan efektif. Hal ini
61 diungkapkan
oleh ibu
“KT” selaku
Petugas Seksi
Pembinaan Pemasyarakatan, yaitu:
“Pembinaan disini sangat efektif mengingat tidak adanya pelarian yang dilakukan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan, baik Warga Binaan
Pemasyarakatan Laki-laki maupun Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan. Pembinaan disini kan bertujuan untuk memberikan bekal
kepada para WBP supaya nanti pada saat mereka bebas dari sini dapat berbaur dengan masyarakat kembali dan mereka telah memiliki kretifitas
sehingga potensi yang ada pada diri mereka dapat dikembangkan sehingga WBP yang telah keluar dari sini menjadi sumber daya manusia
yang lebih baik dan dapat berperan kembali dalam pembangunan”.
Ungkapan serupa juga diberikan oleh bapak “JS” selaku Petugas Seksi Pembinaan Pemasyarakatan, yaitu sebagai berikut:
“Ya itu sangat berkonstribusi mbak, karena dengan adanya pembinaan yang dilakukan disini akan dapat membangun diri mereka kembali,
dengan pembinaan yang dilakukan mereka yang dulunya tidak mengetahui tentang agama disini dibina keagaamaannya dan dengan
pelatihan – pelatihan keterampilan yang diberikan dapat memberikan bekal kepada mereka sehingga kelak ketika mereka sudah bebas dan
kembali terjun ke masyarakat mereka akan menjadi pribadi yang lebih baik dan harapannya mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang
mereka perbuat”.
Selain dari Petugas Pemasyarakatan, hal serupa juga diungkapkan Warga Binaan Pemasyarakatan tentang efektivitas pembinaan terhadap WBP yang
dikemukakan oleh mas “PAK”, yaitu: “Sangat efektif sekali ya mbak terhadap WBP apalagi seperti kita ini
yang kemungkinan kalau kelak kita keluar kita hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Tapi disini kita mendapatkan motivasi dari para
pembina dan kita saling berbagi cerita dengan WBP lain sehingga kita mendapatkan
semangat kembali.
Pelatihan keterampilan
juga bermanfaat dan menambah keterampilan saya”.
Begitu pula yang disampaikan ibu “L” yaitu: “Ya lumayan efektif mbak, disini kita banyak diajarkan segala hal dari
membangun mental kita sampai diberikan keterampilan dan disini kita juga diberikan motivasi yang diberikan oleh pembina dan wali dari
petugas pemasyarakatan mbak. Jadi disini kita sangat dihargai dan merasa diperhatikan meskipun kita disini juga kan karena kita telah
melakukan kesalahan”.
Diperkuat dengan pendapat yang disampaikan oleh Ibu “BN”, yaitu: