Kondisi Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan
89 aturan – aturan yang mengikat tidak seperti kehidupan di luar Lembaga
Pemasyarakatan yang bebas. Komunikasi yang terjalin antara Warga Binaan Pemasyarakatan dengan
Petugas Masyarakat terjalin dengan baik, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu “L” dan ibu “BN” selaku Warga Binaan Pemasyarakatan
Perempuan, yaitu : “Alhamdulilah ya mbak disini petugasnya baik – baik sih mbak tapi ya
tetap ada juga mbak yang kadang – kadang galak, ya wajar aja sih mbak kan disini mereka kan mengatur kita dan kadang kita ngeyel juga
e mbak, tapi ya meskipun gitu kita disini hidupnya harmonis kok mbak”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh “PAK”, yaitu: “Kita disini akrab kok mbak sama petugas sini. Ibu sama Bapaknya
ramah – ramah mbak, paling ya ada yang galak tapi ya kalau kita ada salah aja mbak. Sama warga binaan juga akrab mbak, malah udah kaya
keluarga sendiri mbak, kita seneng berbagi mbak. Tapi disini hanya saya e mbak yang ikut kejar paket, jadi kemaren ya ujian kejar paket C
saya sendirian”.
Ungkapan serupa juga disampaikan oleh “PR”, yaitu: “kami disini akrab kok mbak sama petugas-petugasnya, petugasnya
baik-baik asal kami nggak melakukan kesalahan mbak. Disini sesama warga binaan udah kaya keluarga sendiri lo mbak”.
Diperkuat dengan pernyataan Ibu “SNF” dan bapak “BP” selaku Petugas Pemasyarakatan, yaitu:
“Sejauh ini terjalin baik ya mbak hubungan petugas dengan Warga Binaan. Mereka juga sering berbagi cerita dengan kita karena kita disini
juga menjadi beberapa wali bagi Warga Binaan”.
Dari wawancara di atas dapat terlihat bahwa komunikasi yang terjalin antara Warga Binaan Pemasyarakatan dengan Petugas Pemasyarakatan
terjalin dengan baik dan para Warga Binaan Pemasyarakatan tidak segan untuk berbagi cerita kepada Petugas Pemasyarakatan sehingga mereka
dapat mengurangi masalah yang mereka hadapi dengan solusi yang
90 diberikan oleh Petugas Pemasyarakatan yang juga bertindak sebagai wali
dari Warga Binaan Pemasyarakatan baik perempuan maupun laki - laki. Selain hubungan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan Petugas
Pemasyarakatan, hubungan yang harmonis harusnya juga terbentuk oleh hubungan antar sesama Warga Binaan Pemasyarakatan. Kehidupan yang
dilakukan bersama – sama di dalam Blok dan melakukan kegiatan bersama – sama setiap harinya tentunya harmonis namun terkadang terjadi ketidak
harmonisan sebagaimana yang diungkapkan Ibu “L” dan ibu “BN” yaitu: “baik sih mbak, kita akur kok disini paling ya cuma salah paham sedikit
tapi ya gak lama mbak biasa lah kalau perempuan”. Hal serupa juga diungkapkan oleh “PAK” dan “PR”, yaitu:
“baik – baik aja kok mbak, kita disini malah akrab malah udah seperti keluarga sendiri. Kalaupun ada keributan dikit ya paling cuma sebentar
mbak”.
Dari wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjalin antar Warga Binaan Pemasyarakatan cukup baik dan harmonis,
namun tidak dipungkiri bahwa perselisihan juga terkadang terjadi namun hal tersebut hanya bersifat sementara dan tidak dibesar – besarkan. Kehidupan
yang harmonis inilah yang mampu memberikan rasa nyaman dan rasa saling memiliki sehingga antara satu dan yang lainnya tercipta rasa saling
menyayangi karena notabennya sebagai mana kita ketahui bahwa mereka hidup di Lembaga Pemasyarakatan tanpa memiliki saudara atau keluarga.
Warga Binaan Pemasyarakatan lain dan Petugas Pemasyarakatanlah sebagai pengganti keluarga bagi mereka. Hal ini menjadikan keharmonisan
yang tercipta membuat mereka memiliki semangat dan motivasi untuk bangkit kembali dan dapat mengintropeksi diri.
91