Emosional Emosional sangat berhubung-

D esain Gr afis K omunikasi 31 ia memanfaatkan suatu jenis media media grafis komuni- kasi ia harus bertanya: Etiskah cara yang ia pakai? Selan- jutnya sasaran komunikasi ju- ga menimbulkan masalah etis. Bagaimana cara membujuk anak tanpa merusak jiwanya? Apakah akibatnya bagi konsu- men dengan perkataan lain, kontek dan akibat komunikasi perlu dipertimbangkan ma- tang-matang. Selama ini kepu- tusan etis suatu rancangan media grafis komunikasi me- ngacu pada kode Etik Peri- klanan Indonesia, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia yang Disempurna- kan, maupun peraturan yang lain. Tatakrama Periklanan Indone- sia atau Tata Cara Periklanan Indonesia yang Disempurna- kan yang menulis mukadimah antara lain menyatakan bahwa isi Kode Etik berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Kode Etik Periklanan Indonesia terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian asas-asas umum, pe- nerapan umum, dan pene- rapan khusus. Dalam asas-asas umum dise- butkan, antara lain: x Iklan media grafis komu- nikasi harus jujur dan tanggung jawab. x Iklan media grafis komu- nikasi tidak boleh me- nyinggung perasaan atau merendahkan martabat agama, tata susila, adat, budaya, suku, dan go- longan SARA x Iklan media grafis komu- nikasi harus dijiwai oleh rasa persaingan sehat. Dalam penerapan umum dise- butkan antara: x Apa yang dimaksud de- ngan istilah jujur, ber- tanggung jawab dan tidak berlawanan dengan hukum. x Isi iklan media grafis ko- munikasi berupa pernya- taan dan janji mengenai produk harus dapat diper- tanggung jawabkan kebe- narannya. x Iklan media grafis komuni- kasi tidak boleh membe- narkan tindakan kekerasan. x Iklan media grafis komuni- kasi untuk anak-anak tidak boleh ditampilkan dalam bentuk yang dianggap da- pat mengganggu atau me- rusak jasmani dan rohani mereka, serta mengambil manfaat atas kemudahan kepercayaan, kekurangan pengalaman, atau kepolos- an hati mereka. Pada bagian penerapan khu- sus disebutkan: x Iklan media grafis komuni- kasi tidak boleh mempe- ngaruhi atau merangsang orang untuk memulai mi- num minuman keras. D esain Gr afis K omunikasi 32 x Iklan media grafis komuni- kasi tidak boleh mempe- ngaruhi atau merangsang orang mulai merokok. x Iklan media grafis komuni- kasi obat harus sesuai dengan indikasi jenis pro- duk yang disetujui Depar- temen Kesehatan Republik Indonesia. Ada kalanya iklan media grafis komunikasi lupa atau tidak menghiraukan peraturan yang telah ditentukan, se- hingga tanpa disadari iklan media grafis komunikasi yang ditampilkan akan men- dapat reaksi keras atau kritik juga perasaan kurang enak pada konsumen yang merasa dirugikan. Memanipulasi dan mempermainkan Kode Etik yang telah ditentukan secara tidak langsung meninggalan peraturan yang telah ada, sehingga menjadikan kurang wibawanya Kode Etik ter- sebut. Keputusan Menteri Kese- hatan Republik Indonesia Nomor: 368Men.KesSKIV1994 Tentang Pedoman Peri- klanan: Obat Bebas, Obat Tradisonal, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Ke- sehatan Rumah Tangga, dan Makanan-Minuman

A. Pedoman Periklanan Obat Bebas

Latar Belakang 1. Obat mempunyai kedu- dukan yang khusus dalam masyarakat karena merupakan produk yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Na- mun demikian, penggunaan yang salah, tidak tepat dan tidak rasional dapat mem- bahayakan masyarakat. 2. Untuk melindungi masya- rakat dari kemungkinan peng- gunaan obat yang salah, tidak tepat dan tidak rasional akibat pengaruh promosi melalui iklan, pemerintah melaksana- kan pengendalian dan penga- wasan terhadap penyebaran obat, termasuk periklanan obat. Dalam periklanan obat, masalah yang dihadapi relatif kompleks karena aspek yang dipertimbangkan tidak hanya menyangkut kriteria etis pe- riklanan, tetapi juga menyang- kut manfaatresikonya terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat luas. Oleh karena itu isi, struktur maupun format pesan iklan obat perlu diran- cang dengan tepat agar tidak menimbulkan persepsi dan interprestasi yang salah oleh masyarakat luas.