Pengandaian Pengandaian merupakan ha-

D esain Gr afis K omunikasi 30 Proses komunikasi media grafis komunikasi tidak dapat dilepaskan dari etika Komu- nikator Sumber, Komunikasi Pesan melalui media, Kon- teks siapa sasaran komuni- kasi dengan akibat apa selalu berkaitan dengan etika. Komu- nikatorsumber misalnya, di- tuntut untuk memiliki motivasi komunikasi yang jujur. Hal ini menjadi jelas bila kita gabung- kan diagram landasan kepu- tusan etis dengan diagram proses komunikasi media grafis komunikasi. Proses ko- munikasi media grafis komu- nikasi dapat dilihat sebagai suatu kegiatan manusia yang melibatkan keputusan etis di dalamnya. Menurut Marshall Mc Luhan, cara menyampaikan informasi sama pentingnya dengan isi informasi yang disampaikan. Namun, tidak berhenti di situ, media penyampai pesan terse- but juga harus kita perhatikan. Apakah cara yang dipakai benar, artinya tidak melanggar tata krama atau etika? a. Produsenbiro iklan media grafis komunikasi sebagai komunikator dituntut untuk me- miliki motivasi dan tujuan yang benar dalam bermedia grafis komunikasi. b. Pesan dan media grafis komunikasi berhubungan erat. Bukan hanya niat yang jujur, tetapi juga cara mengolah pesan dan penggunaan media komunikasi penting untuk di- perhatikan. c. Sasaran media grafis ko- munikasi berkaitan dengan landasan keputusan etis situ- asi dan akibat. Untuk menjalin komunikasi yang baik kita harus memperhitungkan akibat negatif yang akan terjadi dari oesan media grafis komunikasi yang kita lontarkan. Pesan yang sama akan berbeda akibatnya bila diterima olah anak atau orang dewasa. Ketiga faktor tersebut di atas harus ada dalam proses komunikasi media grafis dan selalu menjadi bahan pertim- bangan. Ketiganya tidak dapat dipisahkan, karena suatu pro- ses grafis komunikasi selalu mempertimbangkan maksud atau niat komunikator, cara komunikator disampaikan de- ngan alat apa, dan siapa sasarannya. Jadi ketika seorang desainer media grafis komunikasi me- rancang pesan yang berupa membujuk calon konsumen barang atau jasa, ia selalu akan berhadapan dengan ma- salah etis etika. Motivasi dan tujuan, ia menyampaikan me- dia grafis komunikasi untuk diuji. Apakah ia jujur? Ketika ia mengolah suatu pesan, ketika

IV. ETIKA RANCANGAN DESAIN GRAFIS KOMUNIKASI

D esain Gr afis K omunikasi 31 ia memanfaatkan suatu jenis media media grafis komuni- kasi ia harus bertanya: Etiskah cara yang ia pakai? Selan- jutnya sasaran komunikasi ju- ga menimbulkan masalah etis. Bagaimana cara membujuk anak tanpa merusak jiwanya? Apakah akibatnya bagi konsu- men dengan perkataan lain, kontek dan akibat komunikasi perlu dipertimbangkan ma- tang-matang. Selama ini kepu- tusan etis suatu rancangan media grafis komunikasi me- ngacu pada kode Etik Peri- klanan Indonesia, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia yang Disempurna- kan, maupun peraturan yang lain. Tatakrama Periklanan Indone- sia atau Tata Cara Periklanan Indonesia yang Disempurna- kan yang menulis mukadimah antara lain menyatakan bahwa isi Kode Etik berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Kode Etik Periklanan Indonesia terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian asas-asas umum, pe- nerapan umum, dan pene- rapan khusus. Dalam asas-asas umum dise- butkan, antara lain: x Iklan media grafis komu- nikasi harus jujur dan tanggung jawab. x Iklan media grafis komu- nikasi tidak boleh me- nyinggung perasaan atau merendahkan martabat agama, tata susila, adat, budaya, suku, dan go- longan SARA x Iklan media grafis komu- nikasi harus dijiwai oleh rasa persaingan sehat. Dalam penerapan umum dise- butkan antara: x Apa yang dimaksud de- ngan istilah jujur, ber- tanggung jawab dan tidak berlawanan dengan hukum. x Isi iklan media grafis ko- munikasi berupa pernya- taan dan janji mengenai produk harus dapat diper- tanggung jawabkan kebe- narannya. x Iklan media grafis komuni- kasi tidak boleh membe- narkan tindakan kekerasan. x Iklan media grafis komuni- kasi untuk anak-anak tidak boleh ditampilkan dalam bentuk yang dianggap da- pat mengganggu atau me- rusak jasmani dan rohani mereka, serta mengambil manfaat atas kemudahan kepercayaan, kekurangan pengalaman, atau kepolos- an hati mereka. Pada bagian penerapan khu- sus disebutkan: x Iklan media grafis komuni- kasi tidak boleh mempe- ngaruhi atau merangsang orang untuk memulai mi- num minuman keras.