Obat Flu Pedoman Periklanan Obat Bebas

D esain Gr afis K omunikasi 41 2. Iklan obat tradisional dapat dimuat pada media periklanan setelah rancangan iklan terse- but mendapat persetujuan dari Depertemen Kesehatan RI. 3. Iklan obat tradisional tidak boleh mendorong penggunaan obat tradisional tersebut seca- ra berlebihan. 4. Iklan obat tradisional tidak boleh diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau sese- orang yang berperan sebagai profesi kesehatan dan atau menggunakan setting yang beratribut profesi kesehatan dan laboratorium 5. Informasi mengenai pro- duk obat tradisional dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat 2 Undang- undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut: Obyektif : harus membe- rikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat tradisonal yang telah disetujui. Lengkap : harus mencan- tumkan tidak hanya informasi tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperha- tikan, misalnya adanya kontra indikasi, efek samping, pan- tangan dan lainnya. Tidak menyesatkan: informa- si obat tradisional harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak boleh meman- faatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehat- an. Di samping itu, cara pe- nyajian informasi harus ber- selera baik dan pantas serta tidak boleh menimbulkan per- sepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggu- naan obat tradisional yang berlebihan atau tidak benar. 6. Iklan obat tradisional tidak boleh menggunakan kata-kata: super, ultra, istimewa, top, tokcer, cespleng, manjur dan kata-kata lain yang semakna yang menyatakan khasiat dan kegunaan berlebihan atau memberi janji bahwa obat tra- disional tersebut pasti me- nyembuhkan. 7. Iklan obat tradisional tidak boleh memuat pernyataan ke- sembuhan dari seseorang, anjuran atau rekomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan dan lain sebagainya. 8. Iklan obat tradisional tidak boleh menawarkan hadiah atau memberikan pernyataan garansi tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional. 9. Iklan obat tradisional tidak boleh menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan dan atau suara dan lainnya yang dianggap kurang sopan. D esain Gr afis K omunikasi 42 10. Iklan obat tradisional tidak boleh mencantumkan gambar simplisia yang tidak terdapat dalam komposisi obat tradi- sional yang disetujui. 11. Iklan yang berwujud artikel yang menguraikan hasil pe- nelitian harus benar-benar berkaitan secara langsung de- ngan bahan baku simplisia atau produknya, dan iinformasi tersebut harus mengacu pada hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. 12. Pada setiap awal iklan obat tradisional dicantum-kan identitas kata “JAMU” dalam lingkaran. 13. Pada setiap akhir iklan obat trdisional haru mencan- tumkan spot peringatan seba- gai berikut: “BACA CARA PEMA-KAIAN” 14. Ketentuan minimal yang harus dipenuhi untuk peri- ngatan pada butir 13 sebagai berikut: 14.1. Untuk media televisi, spot iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas terbaca pada suatu gambar terakhir dengan ukuran mini- mal 30 dari screen dan ditanyangkan minimal selam 3 detik. 14.2. Untuk media radio, spot iklan harus dibacakan dengan jelas dan dengan nada suara tegas, pada akhir iklan. 14.3. Untuk media cetak, spot dicantumkan dengan ketentu- an sebagai berikut: a. Tulisan harus jelas terbaca dan terlihat menyolok. b. Huruf yang digunakan ha- rus merupakan huruf kapi- tal, hitam dan tebal bold letter. c. Ukuran huruf minimal ha- rus sama dengan huruf body copy. d. Diberi kotak tepi hitam. 15. Iklan obat trdisional khu- sus untuk media cetak harus mencantumkan nomor pendaf- taran. 16. Dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyata- kan berkhasiat untuk mengo- bati atau mencegah penyakit kanker, tuberkolosis, poliome- litis, penyakit kelamin, impo- tensi, tiphus, kolera, tekanan darah tinggi, lever, dan pe- nyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Khusus 1. Golongan Sehat Pria x Obat tradisional yang terma- suk golongan sehat pria seperti Sehat Perkasa, Pria Perkasa, Pria Jantan, dan lain sebagainya, hanya boleh mencantumkan kegunaan sesuai dengan tujuan peng- gunaan yang disetujui pada pendaftaran.