Pengaruh Konsentrasi Ion Kadmium Terhadap Remediasi Logam Berat

ikatan antara ion logam dengan adsorben secara fisika menjadi semakin lemah sehingga ion logam Cd II cenderung mempertahankan diri berada di dalam larutan Widihati dkk., 2012. Ikatan pada adsorbsi fisika dapat diputuskan dengan mudah dengan cara pemanasan. Terlepasnya ion logam kadmium ke dalam larutan menyebabkan menurunnya efisiensi remediasi. Setelah kondisi optimum, kapasitas remediasi juga mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kondisi jenuh yang telah dicapai sebelumnya dimana hampir seluruh permukaan

N. commune

berikatan dengan ion logam kadmium yang ada.

C. Pengaruh Konsentrasi Ion Kadmium Terhadap Remediasi Logam Berat

Kadmium Cd II oleh Nostoc commune Salah satu faktor yang mempengaruhi fikoremediasi selain pH dan waktu kontak adalah konsentrasi larutan ion logam. Konsentrasi larutan ion logam berkaitan dengan ion logam yang dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka semakin banyak pula ion logam yang terdapat dalam larutan. Jumlah ion logam yang ada di larutan tentunya akan mempengaruhi kemampuan penyerapan suatu fikoremediator terhadap ion logam itu sendiri. Menurut Nurhasni dkk. 2013, semakin banyak tinggi konsentrasi suatu larutan logam maka akan semakin banyak logam yang tidak terserap karena permukaan sel sudah mulai jenuh, selain itu juga dapat mengakibatkan proses desorpsi ion logam kembali ke dalam larutan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan penyerapan dari suatu adsorban. Pada penelitian ini digunakan berbagai variasi konsentrasi logam berat kadmium Cd II yaitu: 100 mgL, 200 mgL, 300 mgL, 400 mgL, 500 mgL dan 600 mgL. Pemilihan kisaran konsentrasi yang tinggi didasarkan pada Asumsi Refilda dkk. 2001 dalam Nurhasni dkk. 2013 yaitu jika digunakan jumlah konsentrasi yang lebih banyak akan menyebabkan permukaan adsorben menjadi lebih cepat jenuh sehingga dapat mempersingkat proses remediasi. Hasil pengujian pengaruh konsentrasi commit to user terhadap efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi ion logam berat kadmium oleh

N. commune

di sajikan pada Gambar 13 dan 14. Gambar 13. Efisiensi Remediasi Cd II oleh

N. commune

Sebagai Fungsi dari Perubahan Konsentrasi Larutan Volume 20 mL, Massa

N. commune

0,2 gram. Gambar 14. Kapasitas Remediasi Cd II oleh

N. commune

Sebagai Fungsi dari Perubahan Konsentrasi Larutan Volume 20 mL, Massa

N. commune

0,2 gram. Dari Gambar 13 dan 14 dapat dilihat bahwa efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi Cd II oleh

N. commune

sebagai fungsi perubahan konsentrasi larutan memiliki pola yang berbeda. Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa efisiensi remediasi semakin menurun seiring meningkatnya 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 200 300 400 500 600 E fi si e n si r e m e d ia si Konsentrasi ion logam kadmium mgL Cd II 2 4 6 8 10 12 100 200 300 400 500 600 K a p a si ta s re m e d ia si m g g Konsentrasi ion kadmium mgL Cd II commit to user konsentrasi larutan kadmium. Pada gambar 14 dapat dilihat bahwa kapasitas remediasi mengalami kenaikan pada konsentrasi 200 mgL kemudian berturut-turut mengalami penurunan seiring bertambahnya konsentrasi larutan logam kadmium. Secara umum pada penelitian pengaruh konsentrasi ion logam terhadap kapasitas remediasi dan efisiensi remediasi menunjukkan kurva yang terus menurun pada konsentrasi yang semakin tinggi. Namun demikian pada penelitian ini justru menunjukkan nilai kapasitas remediasi cukup rendah yaitu sebesar 7,772 mgg pada konsentrasi paling rendah yaitu 100 mgL yang seharusnya memiliki kapasitas remediasi paling tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena human error selama penelitian ataupun disaat penghitungan sehingga hasil kapasitas remediasi yang diperoleh berbeda dengan teori. Namun demikian, Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi ion logam kadmium maka efisiensi penyerapan semakin menurun dikarenakan kemampuan penyerapan

N. commune

terhadap ion kadmium sudah maksimum. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kapasitas serap maksimum

N. commune

telah tercapai pada konsentrasi 100 mgL. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kondisi optimum remediasi dicapai pada konsentrasi paling rendah yaitu 100 mgL dengan efisiensi remediasi terbesar sebesar 77,72 dan kapasitas remediasi sebesar 7,772 mgg Tabel 4. Tabel 4. Efisiensi Remediasi dan Kapasitas Remediasi Logam Berat Kadmium Cd II Pada Variasi Konsentrasi Larutan Kadmium 100 – 600 mgL. Konsentrasi mgL Efisiensi remediasi Kapasitas remediasi mgg 100 77,72 7,772 200 56,04 11,208 300 34,29 10,287 400 13,96 5,584 500 5,86 2,93 600 1,54 0,924 commit to user Menurut Ramadhan Handjani 2010, proses remediasi berjalan baik pada konsentrasi pencemar yang tidak terlalu tinggi. Pada konsentrasi rendah, perbandingan jumlah ion logam yang lebih kecil menyebabkan permukaan sel situs aktif menjadi lebih luas Yu et al. , 2003. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi, efisiensi remediasinya menjadi berkurang. Hal ini dikarenanakan jumlah ion logam kadmium tidak sebanding dengan jumlah sisi aktif yang tersedia pada

N. commune

sehingga remediasi oleh

N. commune

mencapai titik jenuh. Pada saat mencapai titik jenuh jumlah ion kadmium yang teremediasi oleh

N. commune

akan tetapi sesuai kapasitas remediasinya per gram sel. Oleh karena itu semakin tinggi konsentrasi ion logam kadmium, maka efisiensi remediasinya juga semakin rendah karena kondisi sel yang jenuh. Pada 20 mL larutan kadmium konsentrasi 100 ppm,

N. commune

sebanyak 0,2 g secara optimal mampu meremediasi ion logam kadmium sebesar 7,772 mgg, dengan efisiensi remediasi sebesar 77,24. Kapasitas remediasi tertinggi dihasilkan pada variasi konsentrasi 200 mgL yaitu sebesar 11,208 mgg. Hal ini menunjukkan bahwa per gram

N. commune

mampu meremediasi logam kadmium hingga 11,208 mg. Kenaikan kapasitas pada konsentrasi 200 mgL mungkin kemungkinan dikarenakan masih ada sisi aktif dari

N. commune

yang belum berikatan dengan ion logam. Namun demikian kapasitas remediasi tersebut hanyalah sebesar 56,04 ion kadmium terserap dari total ion kadmium dalam larutan. Efisiensi remediasi konsentrasi 200 mgL tidak lebih tinggi dibanding dengan efisiensi remediasi konsentrasi 100 mgL. Oleh karena itu, kondisi optimal dicapai pada konsentrasi 100 mgL dengan efisiensi tertinggi yaitu 77,72 dan kapasitas remediasi sebesar 7,772 mgg. Menurut Nurhasni dkk. 2013 pada permukaan adsorben yang telah jenuh oleh ion logam, maka penambahan konsentrasi tidak lagi dapat meningkatkan kemampuan adsorbsi dari adsorben tersebut. Oleh karena itu pada konsentrasi lebih dari 100 mgL remediasi logam kadmium mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan pada konsentrasi 200 mgL ke atas efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi terus mengalami penurunan. Menurut Wijayanti 2009 dalam Nurhasni dkk. 2013 pada permukaan adsorben yang perpustakaan.uns.ac.id commit to user telah jenuh atau mendekati jenuh terhadap adsorbat, maka dapat terjadi 2 hal yaitu: 1. Terbentuk lapisan adsorbsi kedua dan seterusnya diatas adsorbat yang telah terikat di permukaan, gejala ini disebut adsorbsi multilayer. 2. Tidak terbentuk lapisan kedua dan seterusnya sehingga adsorbat yang belum teradsorbsi berdifusi keluar pori dan kembali ke arus fluida. Oleh karena itu pada kondisi jenuh, dimana hampir seluruh permukaan

N. commune

berikatan dengan ion logam kadmium yang ada terjadi penurunan ion logam berat yang terserap. Hal ini yang kemungkinan terjadi karena adanya proses pelepasan kembali ion logam yang teradsorbsi desorpsi. Proses desorpsi dapat terjadi pada saat setelah mencapai kondisi setimbang 100 mgL, dimana ikatan antara ion logam dengan fikoremediator

N. commune

secara fisika menjadi semakin lemah sehingga ion logam kadmium dengan mudah terlepas kembali ke dalam larutan Widihati, dkk., 2012.

D. Pengaruh Massa Fikoremediator Terhadap Remediasi Logam Berat