Pengaruh Lama Waktu Kontak Larutan Terhadap Remediasi Logam

fikoremediator akan terdeprotonisasi muatan negatif yang akan menimbulkan sisi-sisi aktif baru yang dapat berikatan dengan ion logam Komari dkk., 2007. Semakin bertambah luasnya area permukaan

N. commune

yang tersedia untuk berikatan dengan ion logam menyebabkan peluang remediasi ion kadmium pun menjadi lebih maksimal. Namun demikian, pada pH 9 efisiensi dan kapasitas remediasi mengalami penurunan menjadi 12,19 dengan kapasitas penyerapan 1,219 mgg. Hal ini dikarenakan pada pH tinggi, ion logam akan terpresipitasi dan membentuk endapan hidroksida sehingga kelarutannya pada larutan akan berkurang. Berkurangnya kelarutan ion kadmium tentunya akan mengurangi jumlah ion kadmium yang dapat diremediasi oleh N. commune. Akibatnya efisiensi penyerapannya menjadi menurun. Secara umum, anggota Cyanobacteria merupakan spesies yang rentan terhadap perubahan pH lingkungan hidupnya. Spesies ini tidak mampu hidup pada pH di atas maupun dibawah pH rentang hidupnya. Seperti halnya pada pH terlalu asam, pada pH terlalu basa juga menyebabkan denaturasi pada enzim dan protein pada penyusun dinding sel Black, 2010. Hal ini menyebabkan berkurangnya sisi aktif permukaan

N. commune

untuk berikatan dengan ion logam kadmium sehingga mengakibatkan berkurangnya kapasitas remediasi N. commune.

B. Pengaruh Lama Waktu Kontak Larutan Terhadap Remediasi Logam

Berat Kadmium Cd II oleh Nostoc commune Penentuan pengaruh waktu kontak bertujuan untuk mengetahui waktu paling optimal

N. commune

dalam meremediasi logam kadmium. Waktu optimal adalah waktu dimana semua gugus aktif telah jenuh oleh ion kadmium. Penentuan waktu optimal penting karena berkaitan dengan kapasitas pengolahan dan biaya ketika diaplikasikan ke lapangan. Pada penelitian ini digunakan beberapa variasi waktu yaitu: 5 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit dan 60 menit. Hasil pengujian pengaruh waktu kontak terhadap efesiensi remediasi dan kapasitas remediasi ion logam berat kadmium Cd II oleh

N. commune

di sajikan pada Gambar 11 dan 12. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Gambar 11. Efisiensi Remediasi Cd II oleh

N. commune

Sebagai Fungsi dari Perubahan Waktu Kontak Volume 20 mL, Konsentrasi 100 mgL, Massa

N. commune

0,2 gram. Gambar 12. Kapasitas Remediasi Cd II oleh

N. Commune

Sebagai Fungsi dari Perubahan Waktu Kontak Volume 20 mL, Konsentrasi 100 mgL, Massa

N. commune

0,2 gram. Gambar 11 dan 12 menunjukkan bahwa kurva efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi memiliki pola yang sama, yaitu remediasi ion logam kadmium meningkat pada 10 menit pertama yang selanjutnya mengalami penurunan secara berturut-turut hingga mendekati konstan di menit ke-60. Kenaikan efesiensi dari menit ke-5 sebesar 44,41 dengan kapasitas 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 5 10 20 30 40 50 60 E fi si e n si r e m e d ia si Waktu Kontak menit Cd II 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 5 5,1 5 10 20 30 40 50 60 K a p a si ta s re m e d ia si m g g Waktu kontak menit Cd II commit to user remediasi 4,441 mgg menjadi 49,85 dengan kapasitas remediasi 4,985 mgg di menit ke-10 menandakan bahwa remediasi ion kadmium terus bertambah dengan semakin bertambahnya waktu hingga suatu titik dimana seluruh gugus aktif menjadi jenuh oleh ion kadmium. Titik dimana gugus aktif menjadi jenuh oleh ion logam disebut waktu kontak optimum. Waktu kontak optimum terjadi pada 10 menit pertama, yaitu ketika remediasi ion kadmium mencapai titik maksimalnya dengan efesiensi remediasi paling besar yaitu 49,85 dan kapasitas remediasi terbesar yaitu 4,985 mgg Tabel 3. Tabel 3. Efisiensi Remediasi Dan Kapasitas Remediasi Logam Berat Kadmium Cd II Pada Variasi Waktu Kontak 5 – 60 menit. Waktu menit Efisiensi remediasi Kapasitas remediasi mgg 5 44,41 4,441 10 49,85 4,985 20 49,23 4,923 30 45,21 4,521 40 44,55 4,455 50 44,03 4,403 60 43,94 4,394 Pada 10 menit pertama kerja remediasi berjalan dengan optimal. Menurut Afrianita dkk. 2013, suatu remediasi dikatakan optimal apabila memiliki efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi yang tinggi. Waktu yang dibutuhkan oleh

N. commune

untuk meremediasi ion logam kadmium tergolong cukup singkat. Hal ini dikarenakan penyerapan ion kadmium oleh

N. commune

terjadi secara pasif. Menurut Prasetyawati 2009 dan Chen Pan 2005 Tahap ini disebut R apid stage . Pada tahap ini ion kadmium diserap langsung oleh permukaan sel dan EPS Extracellular Polymere Substance melalui mekanisme passive uptake yang terjadi secara cepat. Ion logam kadmium mengikat dinding sel dengan dua cara yaitu: 1 Pertukaran ion monovalent dan divalent seperti Na, Mg, dan Ca pada dinding sel yang digantikan oleh ion kadmium dan 2 terbentuknya formasi kompleks antara ion-ion logam kadmium dengan gugus fungsional seperti karbonil, karboksil, perpustakaan.uns.ac.id commit to user amino, sulfihidril, phospat, hidroksil dan fosfat yang berada pada dinding sel. Oleh karena seluruh gugus aktif menjadi jenuh oleh ion kadmium, maka efisiensinya remediasinya menjadi tinggi. Pada tahap ini, ion kadmium terakumulasi pada permukaan sel

N. commune

. Ikatan yang terbentuk antara permukaan sel

N. commune

dengan ion logam kadmium haruslah kuat untuk menjaga perpindahan ion logam kadmium di permukaan sel menuju sitoplasma memalui mekanisme active uptake yang melibatkan metabolisme sel. Namun demikian, setelah dicapai waktu optimumnya, secara berturut- turut terjadi penurunan efesiensi remediasi hingga mendekati konstan di menit ke-60. Hal ini menunjukkan bahwa ion logam kadmium yang sudah berikatan dengan permukaan sel

N. commune

ada yang terlepas kembali. Terlepasnya ion kadmium ini menunjukkan bahwa selain adsorbsi secara kimia pertukaran ion dan pembentukan kompleks terjadi juga adsorbsi secara fisika yang bersifat reversibel mudah terlepas kembali. Adsorbsi secara fisika terjadi saat ion logam berat terperangkap dalam pori-pori atau rongga sel

N. commune

. Pada adsorbsi fisika gaya yang mengikat ion logam dengan permukaan sel

N. commune

adalah gaya Van der Walls. Ion logam akan diadsorpsi oleh permukaan medium ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan. Ion logam yang terikat lemah pada permukaan sel fikoremediator dapat bergerak dari satu bagian permukaan ke bagian permukaan lain. Adsorbsi ini terjadi secara cepat dan reversibel Apriliani, 2010; Lestari dkk., 2002. Menurut Lestari dkk. 2002, pada adsorbsi fisika, waktu kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan terlepasnya kembali ion logam ke dalam larutan. Proses terlepasnya ion logam berat ke dalam larutan disebut sebagai peristiwa desorbsi. Menurut Winarni 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi laju desorbsi adalah pH, suhu reaksi, kecepatan pengadukan, dan waktu kontak antara adsorben dan adsorbat. Peningkatan waktu kontak yang melebihi keadaan setimbangnya dapat menyebabkan desorbsi. Hal ini dikarenakan setelah mencapai kondisi setimbang 10 menit, commit to user ikatan antara ion logam dengan adsorben secara fisika menjadi semakin lemah sehingga ion logam Cd II cenderung mempertahankan diri berada di dalam larutan Widihati dkk., 2012. Ikatan pada adsorbsi fisika dapat diputuskan dengan mudah dengan cara pemanasan. Terlepasnya ion logam kadmium ke dalam larutan menyebabkan menurunnya efisiensi remediasi. Setelah kondisi optimum, kapasitas remediasi juga mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kondisi jenuh yang telah dicapai sebelumnya dimana hampir seluruh permukaan

N. commune

berikatan dengan ion logam kadmium yang ada.

C. Pengaruh Konsentrasi Ion Kadmium Terhadap Remediasi Logam Berat