kronis dapat merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain: sistem pernafasan, sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem reproduksi, sistem
saraf, bahkan dapat menyebabkan kerusakan jantung dan kerapuhan tulang Widowati dkk., 2008.
Bagi manusia, kadmium merupakan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, prostat,
hepar
, pankreas dan
ren
. Sifat karsinogenik kadmium menyebabkan logam berat tersebut diurutkan
sebagai peringkat pertama agen mutagenik bagi organisme hidup. Toksisitas kadmium di sebebabkan karena unsur ini tidak diketahui
memiliki fungsi biologis di dalam sel tetapi memiliki sifat reaktif yang sangat tinggi dan dapat menginaktivasi berbagai macam aktivitas enzim
yang diperlukan oleh sel Rumahlatu dkk., 2012.
b. Metode Pengukuran Kadmium Cd dengan
Atomic Adsorption Spectrometer-Flame
FAAS
Untuk pemeriksaan logam kadmium secara kuantitatif dilakukan dengan metode
Atomic Adsorption
Spectrometer
AAS atau Spektrofotometri Serapan Atom SSA. AAS merupakan metode yang
memanfaatkan fenomena penyerapan energi sinar oleh atom netral dalam bentuk gas sebagai dasar pengukuran. Metode ini sangat tepat digunakan
untuk analisis zat pada konsentrasi rendah Apriliani, 2010. Dalam analisis AAS, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan
menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan dasar. ada berbagai alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi atom
bebasnya, yaitu:
1 Nyala
Flame
Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya dan juga berfungsi untuk
atomisasi. Pada cara ini, nyala berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi. Suhu yang dapat
dicapai nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan. Untuk batu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
bara suhunya 1800ºC; gas alam-udara suhunya 1700ºC; asitelin-udara suhunya 2200ºC; dan asitelin-dinitrogen oksida suhunya 3000ºC.
Pemilihan macam bahan bakar dan gas pengoksidasinya serta komposisis perbandinganya sangat mempengaruhi suhu nyala. Untuk
logam kadmium Cd II sumber nyala yang digunakan adalah campuran asitelin sebagai bahan pembakar dan udara sebagai
pengoksidasi Sudjadi, 2012.
2 Tanpa nyala
Flameless
Pada metode ini pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit yang dikembangkan oleh Masmann. Tungku grafit ini selanjutnya
dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis
berubah menjadi atom-atom netral. Menurut Apriliani 2010, metode AAS berprinsip pada adsorbsi
cahaya oleh atom. Atom-atom tersebut akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Kadmium
menyerap cahaya pada panjang gelombang 228,28 nm Stoeppler, 1992. AAS adalah cara analisis yang didasarkan pada proses penyerapan energi
radiasi gelombang elektromagnetik oleh populasi atom yang berbeda pada tingkat energi yang lebih tinggi. Jika pada sejumlah populasi atom
yang berada pada tingkat energi dasar E diberikan seberkas radiasi
gelombang elektromagnetik dengan tingkat energi tertentu sesuai dengan besarnya energi untuk menaikkan tingkat energi atom dari
E →E
1
maka sebagian energi radiasi akan diserap oleh atom dan tingkat energi atom akan naik dari E
→E
1.
Energi radiasi yang tidak terserap akan keluar dari populasi atom dan intensitasnya akan berkurang sesuai
dengan jumah atom yang mengalami perpindahan tingkat energi Apriliani, 2010. Analisa ini didasarkan pada hukum Lambert-Beer,
yaitu a
pabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas maka sebagian cahaya
commit to user
tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang berada pada sel Stoeppler,
1992.
Gambar 5. Skema Komponen Alat
Atomic Adsorption Spectrometer- Flame
FAAS Komponen utama alat
Atomic Adsorption Spectrometer-Flame
FAAS atau Spektofotometer Serapan Atom-Nyala SSA-Nyala adalah sebagai berikut:
1 Sumber Cahaya
Sumber cahaya berfungsi memberikan radiasi sinar pada atom-atom netral hingga terjadi adsorbsi, yang diikuti peristiwa eksitasi
atom. Sumber cahaya yang banyak digunakan adalah lampu katoda berongga.
2 Sistem Atomisasi
Sistem pangatoman terdiri dari pembakar
burner
, pengabut
nebulizer
dan pengatur aliran gas dan kapiler. Sistem pengatoman berfungsi untuk mengubah populasi unsur larutan menjadi populasi
atom. Proses yang terjadi yaitu: gas pembakar dan sampel dialirkan ke dalam
spray chamber
. Selanjutnya terjadi pengubahan cairan kedalam bentu kabut aerosol nebuli. Titik-titik kabut terpisah dengan sebaran
ukuran yang benar, dimana titik air yang besar akan turun kebawah sedangkan yang halus diameter partikel 2 µm masuk kedalam
commit to user
burner
. Setelah itu terjadi pencampuran kabut dengan gas pembakar kemudian dimasukkan ke dalam
burner
.
3 Sistem Monokromator
Sistem monokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi dari lampu katoda yang tidak terserap oleh populasi atom dari radiasi lain-lain
yang tidak diperlukan dan akan mengganggu pengukuran intensitas radiasi yang diperlukan.
4 Detektor
Detektor berfungsi untuk mengubah intensitas radiasi menjadi arus atau sinyal listrik. Hasil keluaran dari detektor akan dimasukkan ke
dalam suatu sistem pencatatan. Alat pencatatan ini digunakan untuk mengubah dan mencatat sinyal-sinyal listrik yang berasal dari detektor
menjadi suatu bentuk yang mudah dibaca oleh operator. Misalnya bentuk angka digital sesuai hasil analisis.
5 Sitem Pengolahan dan Pencatat
Sistem pengolahan berfungsi untuk mengolah kuat arus yang dihasilkan oleh detektor menjadi besaran daya serap atom transmisi
yang selanjutnya diubah menjadi besaran konsentrasi. Pencatat berfungsi untuk mencatat hasil yang dikeluarkan oleh sistem
pengolahan.
3. Asas Lingkungan