Pengaruh pH Larutan Terhadap Remediasi Logam Berat Kadmium Cd

41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh pH Larutan Terhadap Remediasi Logam Berat Kadmium Cd

II oleh Nostoc commune pH merupakan salah satu parameter terpenting dalam remediasi logam kadmium Cd II oleh N. commune. Hal ini dikarenakan pH memliki peran penting dalam kelarutan ion logam dalam larutan, kemampuan hidup fikoremediator, dan dalam reaksi adsorbsi ion logam oleh fikoremediator. Pada penelitian ini, larutan logam berat kadmium dibuat pada beberapa variasi pH yaitu 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Pemilihan rentang pH ini didasarkan pada kemampuan hidup

N. commune

, yaitu spesies ini tidak mampu hidup di bawah pH 4 Wahyudewi, 2009. Proses remediasi dalam penelitian ini menggunakan cara pengikatan aktif, yaitu adsorbsi yang menggunakan algae yang hidup segar, dimana melibatkan proses metabolisme dari sel hidup Apriliani, 2010. Oleh karena itu faktor lingkungan pertumbuhan

N. commune

, khususnya pH, sangat diperhatikan selama proses penelitian. Hasil pengujian pengaruh variasi pH terhadap efisiensi dan kapasitas remediasi ion logam berat kadmium Cd II oleh

N. commune

disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10. Gambar 9. Efisiensi Remediasi Cd II oleh

N. Commune

Sebagai Fungsi dari Perubahan pH Larutan Volume 20 mL, Konsentrasi 100 mgL, Massa

N. commune

0,2 gram 10 20 30 40 50 60 70 80 4 5 6 7 8 9 E fi si e n si r e m e d ia si pH Larutan Cd II commit to user Gambar 10. Kapasitas Remediasi Cd II oleh

N. commune

Sebagai Fungsi dari Perubahan pH Larutan Volume 20 mL, Konsentrasi 100 mgL, Massa

N. commune

0,2 gram Dari Gambar 9 dan 10 dapat dilihat bahwa kurva efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi logam berat kadmium Cd II oleh

N. commune

memiliki pola yang sama yaitu, efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi terus mengalami peningkatan hingga pH 8. Selanjutnya terjadi penurunan efisiensi dan kapasitas remediasi pada pH 9. Hal ini menunjukkan bahwa proses remediasi mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pH, tetapi mengalami penurunan setelah melewati titik optimum yang dicapai. Remediasi optimum untuk ion logam kadmium dengan massa adsorben 0,2 g terjadi pada pH 8, dengan efisiensi penyerapan 70,98 dan kapasitas remediasi 3,007 mgg Tabel 2. Tabel 2. Efisiensi Remediasi dan Kapasitas Remediasi Logam Berat Kadmium Cd II Pada Variasi pH Larutan 4 – 9 pH Efisiensi remediasi Kapasitas remediasi mgg 4 10,81 1,081 5 12,55 1,255 6 12,15 1,215 7 30,07 3,007 8 70,98 7,098 9 12,19 1,219 1 2 3 4 5 6 7 8 4 5 6 7 8 9 K a p a si ta s re m e d ia si m g g pH Larutan Cd II commit to user Molekul adsorbsi secara kimia dianggap mempunyai sisi aktif atau gugus fungsional yang mempu berinteraksi dengan logam. Jika proses remediasi melalui pertukaran ion, maka adsorbsi dipengaruhi oleh banyak proton dalam larutan yang berkompetisi dengan ion logam pada permukaan adsorben Apriliani, 2010. Pada pH 4 – 6 efisiensi dan kapasitas penyerapan ion kadmium cenderung rendah. Hal ini dikarenakan pada pH rendah jumlah proton H + melimpah, sehingga ion kadmium Cd 2+ akan berkompetisi dengan proton pada proses pertukaran ion di permukaan absorben. Sisi aktif akan berikatan dengan ion hydronium H3O + dan menghambat sisi aktif berikatan dengan ion logam kadmium Cd 2+ Morsy et al., 2011. Hal ini menyebabkan berkurangnya area permukaan yang tersedia untuk berikatan dengan ion logam kadmium sehingga mengakibatkan rendahnya kapasitas remediasi. Selain itu, kompetisi antara ion kadmium dan proton mengakibatkan peluang pengikatan ion kadmium oleh

N. commune

cenderung rendah sehingga efisiensinya juga menurun. Dalam kondisi pH rendah permukaan fikoremediator juga menjadi bermuatan positif, sehingga menyebabkan tolakan antara permukaan

N. commune

dengan ion kadmium Cd 2+ sehingga efisiensi remediasi dan kapasitas remediasinya pun menjadi rendah Nurhasni dkk., 2013. Selain itu pada pH rendah juga terjadi reaksi hidrolitik yang mengakibatkan berubahnya komponen sel dan terganggunya proses metabolisme sel Ramdhan Handjani, 2008. pH lingkungan yang asam dapat menyebabkan denaturasi enzim dan protein penyusun dinding sel, mengganggu proses pompa ion pada membran sel Black, 2008.

N. commune

merupakan salah satu spesies yang rentan terhadap pH rendah. Hal tersebut dimungkinkan juga mempengaruhi proses remediasi, sehingga penyerapannya menjadi tidak optimum. Penyerapan optimum terjadi pada pH 8 dengan efisiensi penyerapan tertinggi, yaitu 70,98 dan kapasitas penyerapan tertinggi 7,098 mgg Tabel 2. Hal ini dikarenakan pH 8 adalah rentang pH pertumbuhan optimum untuk pertumbuhan

N. commune

. Pada pH 8, kondisi lingkungan adalah normal sedikit basa. Dalam pH sedikit basa ini, ikatan pada permukaan commit to user fikoremediator akan terdeprotonisasi muatan negatif yang akan menimbulkan sisi-sisi aktif baru yang dapat berikatan dengan ion logam Komari dkk., 2007. Semakin bertambah luasnya area permukaan

N. commune

yang tersedia untuk berikatan dengan ion logam menyebabkan peluang remediasi ion kadmium pun menjadi lebih maksimal. Namun demikian, pada pH 9 efisiensi dan kapasitas remediasi mengalami penurunan menjadi 12,19 dengan kapasitas penyerapan 1,219 mgg. Hal ini dikarenakan pada pH tinggi, ion logam akan terpresipitasi dan membentuk endapan hidroksida sehingga kelarutannya pada larutan akan berkurang. Berkurangnya kelarutan ion kadmium tentunya akan mengurangi jumlah ion kadmium yang dapat diremediasi oleh N. commune. Akibatnya efisiensi penyerapannya menjadi menurun. Secara umum, anggota Cyanobacteria merupakan spesies yang rentan terhadap perubahan pH lingkungan hidupnya. Spesies ini tidak mampu hidup pada pH di atas maupun dibawah pH rentang hidupnya. Seperti halnya pada pH terlalu asam, pada pH terlalu basa juga menyebabkan denaturasi pada enzim dan protein pada penyusun dinding sel Black, 2010. Hal ini menyebabkan berkurangnya sisi aktif permukaan

N. commune

untuk berikatan dengan ion logam kadmium sehingga mengakibatkan berkurangnya kapasitas remediasi N. commune.

B. Pengaruh Lama Waktu Kontak Larutan Terhadap Remediasi Logam