Pengaruh Ion Logam Kadmium Terhadap Koloni dan Struktur

Berdasarkan hasil penentuan isoterm adsorbsi, diketahui bahwa proses penyerapan ion Cd II oleh

N. commune

paling kuat terjadi secara kimiosorpsi monolayer, yaitu proses pengikatan ion Cd II secara rapid stage , dimana ion logam berat terikat pada permukaan sel melalui mekanisme pembentukan kompleks, terjadi lebih kuatlebih dominan dibanding dengan proses slow stage, dimana logam berat terdistribusi secara interseluler dan terakumulasi sebagain granula interseluler. Pengikatan ion Cd II secara kimiosopsi pada sisi-sisi aktif permukaan sel

N. commune

secara monolayer menyebabkan sel algae ini menjadi cepat jenuh dalam mengadsorbsi ion logam berat. Hal ini menyebabkan sel

N. commune

lebih sedikit dalam menyerap ion Cd II dibandingkan jika proses fisiosorpsi multilayer yang lebih kuatdominan, akibatnya kapasitas remediasinya menjadi lebih kecil. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Morsy et al., 2011, dimana proses adsorbsi ion Cd II oleh

N. commune

kering mati yang menganut tipe isoterm Freundlich memiliki kapasitas penyerapan lebih besar, yaitu sebesar 126,32 mgg, sementara pada penelitian ini yang menggunakan

N. commune

segar yang menganut tipe isoterm Langmuir hanya memiliki kapasitas penyerapan sebesar 3,927 mgg. Hal ini dikarenakan pada penggunaan

N. commune

kering proses fisiosorpsi multilayer yaitu proses adsorbsi secara fisika yang dapat terjadi secara multilayer terjadi lebih dominan sehingga sel

N. commune

dapat menyerap ion Cd II lebih banyak dibanding pada adsorbsi kimia yang terjadi secara monolayer.

G. Pengaruh Ion Logam Kadmium Terhadap Koloni dan Struktur

Morfologi Sel Nostoc commune Pengamatan struktur morfologi sel

N. commune

dengan perlakuan ion kadmium dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya merk Nikon dengan tipe Eclipse E600 yang dilengkapi dengan kamera merk Nikon tipe Coolix L15. Berikut adalah gambaran struktur morfologi

N. commune

sebagai fungsi dari perubahan berbagai parameter remediasi ion logam kadmium terhadap warna koloni dan struktur morfologi sel

N. commune

: perpustakaan.uns.ac.id commit to user 63 A B C D E F G Gambar 19. Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi pH Larutan Ion Kadmium Cd II Pada Konsentrasi 100 mgL. Perbesaran 400X Keterangan: A: Kontrol, B:Perlakuan pH 4, C: Perlakuan pH 5, D:Perlakuan pH 6, E: Perlakuan pH 7, F: Perlakuan pH 8, G: Perlakuan pH 9 ht: heterokis, v: sel vegetatif, ak: akinet ht ht ht ht ht ht ht ak ht ht ht ak v v v v v v v v v v v v 64 A B C D E F G Gambar 20. Perubahan Warna Koloni

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi pH Larutan Ion Kadmium Cd II Pada Konsentrasi 100 mgL. Keterangan: A: Kontrol, B:Perlakuan pH 4, C: Perlakuan pH 5, D:Perlakuan pH 6, E: Perlakuan pH 7, F: Perlakuan pH 8, G: Perlakuan pH 9 Gambar 19 menunjukkan dampak berbagai variasi pH larutan ion logam konsentrasi 100 mgL terhadap struktur morfologi sel N. commune. Nilai pH suatu larutan memiliki peran penting untuk pertumbuhan N. commune. Hal ini berkaitan dengan proses metabolisme sel N. commune. Spesies ini mampu hidup optimal pada pH 6 – 7 Whitton Potts, 2000. Spesies ini cenderung hidup pada pH netral dan tidak dapat hidup pada pH terlalu asam di bawah pH 4 Wahyudewi, 2009. Dari hasil fotomikroskopi diatas dapat dilihat bahwa tidak terjadi perubahan pada struktur morfologi sel N. commune. Trikoma

N. commune

tersusun dari sel vegetatif berbetuk bulat berwarna hijau yang tersusun rapat antar selnya, dengan heterokis yang berwarna lebih jernih yang berada di antara sel vegetatif atau di ujung trikoma. Keberadaaan sel akinet hanya ditemukan sedikit sekali pada preparat ini. Akinet yang sedikit atau bahkan tidak ditemukan dalam preparat kemungkinan dikarenakan akinet telah berkecambah menjadi filamen-filamen baru selama proses rehidrasi. Tidak ditemukannya akinet selama proses remediasi tidak berdampak secara langsung pada proses remediasi, sebab akinet hanya berperan sebagai spora istirahat pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Gambar 20 menunjukkan dampak logam berat kadmium Cd II terhadap perubahan warna koloni

N. commune

. Dari Gambar 20 dapat dilihat bahwa pada kontrol, pH 7, pH 8, dan pH 9 tampak koloni

N. commune

yang berwarna hijau segar, sedangkan pada pH 4, pH 5 dan pH 6 tampak koloni

N. commune

berwarna kecoklatan. Koloni dari

N. commune

mengalami perubahan warna dari hijau menjadi berwarna agak kecoklatan pada pH 4, 5, dan 6. Hal ini disebabkan bahwa pH asam terjadi reaksi hidrolitik yang mengakibatkan degradasi klorofil dan membentuk warna coklat phaeophytin Ramdhan dan Handjani, 2008. Koloni

N. commune

yang berwarna hijau dan tidak adanya kerusakan sel pada pH 7-9 menandakan bahwa pH 7-9 merupakan rentang pH dimana

N. commune

dapat hidup dengan optimal. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perubahan pH larutan dapat mempengaruhi perubahan warna koloni N. commune. commit to user 66 Tabel 7. Variabel Pengamatan Koloni dan Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Berbagai Variasi pH Parameter kontrol Perlakuan pH 4 5 6 7 8 9 1. Warna Koloni Hijau Coklat Coklat Coklat Hijau Hijau Hijau 2. Trikoma a. Bentuk trikoma b. Susunan sel Filamen tidak bercabang Tersusun rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat 3. Sel vegetatif Berbentuk bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau 4. Akinet ada Tidak ada ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5. Heterokis ada ada Tidak ada Tidak ada ada ada ada 6. Kerusakan sel vegetatif Nekrosis - - - - - - - Keterangan: Tersusun rapat - : tidak ada sel nekrosis Sedikit renggang + : sedikit, 1-5 selbidang nekrosis Renggang ++ : sedang, 5-10 selbidang nekrosis Berlepasan +++ : banyak, 10 selbidang nekrosis Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan berbaga variasi pH pada tidak ditemukan kerusakan sel

N. commune

berupa nekrosis sel vegetatif. Menurut Lu 1997, degenerasi merupakan kerusakan reversibel, yaitu sel dapat kembali normal apabila penyebabnya dapat diatasi. Kerusakan ini disebabkan karena sel tidak mampu mempertahankan homeostasis ionik dan cairan dalam sel. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya akumulasi air di dalam sel sehingga sel tampak membengkak. Nekrosis merupakan kematian sel yang dikarenakan adanya paparan agen toksik dalam jumlah yang tidak dapat ditolerir oleh sel. Hal tersebut mengakibatkan penghancuran sel lisis. Nekrosis merupakan kerusakan sel yang bersifat ireversibel atau tidak dapat balik Kumar Robbins 2007. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa tidak terjadi perubahan atau kerusakan struktur morfologi sel

N. commune

pada variasi pH larutan 4-9. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya peran kerusakan sel yang menurunkan kemampuan remediasi ion logam kadmium. Dengan demikian kemampuan remediasi

N. commune

tergantung seutuhnya pada pengikatan ion logam kadmium dengan sisi aktif dari N. commune. Pada pH asam terjadi kompetisi antara ion logam dengan proton yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan remediasi

N. commune

terhadap ion kadmium. Sementara itu pada pH basa, ion kadmium akan membentuk endapan hidroksida yang menyebabkan berkurangnya kelarutan ion kadmium seingga menurunkan kemampuan

N. commune

dalam mengikat ion kadmium. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 68 A B C D E F G H Gambar 21. Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi Waktu Kontak Pada Larutan Kadmium Konsentrasi 100 mgL dan pH 8. Perbesaran 400x. Keterangan: A: Kontrol, B: Perlakuan lama kontak 5 menit, C: Perlakuan lama kontak 10 menit, D: Perlakuan lama kontak 20 menit, E: Perlakuan lama kontak 30 menit, F: Perlakuan lama kontak 40 menit, G: Perlakuan lama kontak 50 menit, H: Perlakuan lama kontak 60 menit ht: heterokis, v: sel vegetatif, ak: akinet ht ht ht ak v ht ht ht ht v v v v v ht ht ht ht ht ht v v v v v v v 69 A B C D E F G H Gambar 22. Perubahan Warna Koloni

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi Waktu Kontak dengan Larutan Kadmium Pada Konsentrasi 100 mgL dan pH 8 Keterangan: A: Kontrol, B: Perlakuan lama kontak 5 menit, C: Perlakuan lama kontak 10 menit, D: Perlakuan lama kontak 20 menit, E: Perlakuan lama kontak 30 menit, F: Perlakuan lama kontak 40 menit, G: Perlakuan lama kontak 50 menit, H: Perlakuan lama kontak 60 menit Gambar 21 menunjukkan dampak berbagai variasi waktu kontak

N. commune

dengan larutan logam kadmium konsentrasi 100 mgL pada pH 8 terhadap struktur morfologi sel N. commune. Hasil fotomikroskopi menunjukkan tidak terjadinya perubahan struktur morfologi sel pada

N. commune

terhadap berbagai variasi waktu kontak dengan ion logam kadmium konsentrasi 100 mgL. Terlihat pada keseluruhan fotomikroskopi menunjukkan trikoma yang tersusun dari sel vegetatif berbentuk bulat berwarna hijau dengan heterokis di ujung atau di antara sel vegetatif. Pada fotomikroskopi preparat ini tidak ditemukan keberadaan sel akinet. Hal ini dapat disebabkan karena sel akinet telah berkecambah membentuk filamen- filamen baru. Mengingat bahwa sebelum digunakan untuk remediasi logam berat kadmium Cd II

N. commune

disimpan dalam kondisi dorman kering, sehingga ketika terjadi rehidrasi di tahap persiapan menyebabkan akinet yang berperan sebagai spora istirahat mulai berkecambah menjadi filamen-filamen baru. Gambar 22 menunjukkan pengaruh berbagai variasi lama kontak

N. commune

dengan larutan kadmium konsentrasi 100 mgL pada pH 8 terhadap perubahan warna koloni N. commune. Dari Gambar 22 tersebut terlihat bahwa pada perlakuan waktu kontak 10 - 60 menit koloni

N. commune

tampak berwarna hijau. Tidak terjadi perubahan warna koloni

N. commune

setelah terpapar larutan kadmium konsetrasi 100 mgL dengan pH 8 pada berbagai variasi lama kontak. Warna koloni

N. commune

yang terpapar logam kadmium konsentrasi 100 mgL tetap berwarna hijau sama seperti warna

N. commune

yang tidak terpapar logam kadmium Cd II Kontrol. Dengan demikian diketahui bahwa variasi lama waktu kontak dengan larutan kadmium konsentrasi 100 mgL pada pH 8 tidak mempengaruhi perubahan warna koloni N. commune. commit to user 71 Tabel 8. Variabel Pengamatan Koloni dan Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Berbagai Variasi Waktu Kontak Parameter kontrol Perlakuan waktu kontak 5 menit 10 menit 20 menit 30 menit 40 menit 50 menit 60 menit 1. Warna Koloni Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau 2. Trikoma a. Bentuk trikoma b. Susunan sel Filamen tidak bercabang Tersusun rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat Filamen tidak bercabang rapat 3. Sel vegetatif Berbentuk bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau 4. Akinet ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5. Heterokis ada ada ada Tidak ada ada ada ada ada 6. Kerusakan sel vegetatif Nekrosis - - - - - - - - Keterangan: Tersusun rapat - : tidak ada sel nekrosis Sedikit renggang + : sedikit, 1-5 selbidang nekrosis Renggang ++ : sedang, 5-10 selbidang nekrosis Berlepasan +++ : banyak, 10 selbidang nekrosis Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan berbagai variasi waktu kontak tidak ditemukan kerusakan sel

N. commune

berupa nekrosis sel vegetatif. Nekrosis merupakan kematian sel yang dikarenakan adanya paparan agen toksik dalam jumlah yang tidak dapat ditolerir oleh sel. Hal tersebut mengakibatkan penghancuran sel lisis. Nekrosis merupakan kerusakan sel yang bersifat ireversibel atau tidak dapat balik Kumar Robbins, 2007. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penurunan remediasi ion logam kadmium setelah menit ke-10 bukan dikarenakan kerusakan struktur morfologi sel

N. commune

melainkan setelah mencapai waktu kontak optimum 10 menit terjadi proses desorpsi, yaitu kondisi dimana ion logam kadmium yang sudah berikatan dengan permukaan sel

N. commune

ada yang terlepas kembali. waktu kontak optimum adalah titik dimana gugus aktif menjadi jenuh oleh ion logam. Menurut Wijayanti 2009 dalam Nurhasni dkk. 2013 pada permukaan adsorben yang telah jenuh atau mendekati jenuh terhadap adsorbat, maka dapat terjadi 2 hal yaitu: 1 terbentuk lapisan adsorbsi kedua dan seterusnya diatas adsorbat yang telah terikat di permukaan, gejala ini disebut adsorbsi multilayer. 2 Tidak terbentuk lapisan kedua dan seterusnya sehingga adsorbat yang belum teradsorbsi berdifusi keluar pori dan kembali ke arus fluida. Oleh karena itu pada kondisi jenuh setelah mencapai kondisi setimbang, dimana hampir seluruh permukaan

N. commune

berikatan dengan ion logam kadmium yang ada dapat terjadi proses pelepasan kembali ion logam yang teradsorbsi desorpsi. Proses desorpsi dapat terjadi jika ikatan antara ion logam dengan fikoremediator

N. commune

secara fisika menjadi semakin lemah sehingga ion logam kadmium dengan mudah terlepas kembali ke dalam larutan Widihati, dkk., 2012. Terlepasnya ion logam kadmium kedalam larutan menyebabkan menurunnya efisiensi remediasi dan kapasitas remediasi. . commit to user 73 A B C D E F G Gambar 23. Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi Konsentrasi Larutan Kadmium dengan pH 8 dan Lama Kontak 10 menit. Perbesaran 400x. Keterangan: A: Kontrol, B: Perlakuan konsentrasi 100 mgL, C: Perlakuan konsentrasi 200 mgL, D: Perlakuan konsentrasi 300 mgL, E: Perlakuan konsentrasi 400 mgL, F: Perlakuan konsentrasi 500 mgL, G: Perlakuan konsentrasi 600 mgL ht: heterokis, v: sel vegetatif, ak: akinet. ht ht ht ak v ht v v v v v v 74 A B C D E F G Gambar 24. Perubahan Warna Koloni

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi Konsentrasi Larutan Kadmium dengan pH 8 dan Lama Kontak 10 menit. Keterangan: A: Kontrol, B: Perlakuan konsentrasi 100 mgL, C: Perlakuan konsentrasi 200 mgL, D: Perlakuan konsentrasi 300 mgL, E: Perlakuan konsentrasi 400 mgL, F: Perlakuan konsentrasi 500 mgL, G: Perlakuan konsentrasi 600 mgL Gambar 23 menunjukkan pengaruh berbagai variasi konsentrasi larutan logam kadmium terhadap struktur morfologi sel N. commune. Dari fotomikroskopi di Gambar 23 dapat dilihat bahwa struktur morfologi sel

N. commune

mulai mengalami kerusakan dimulai pada konsentrasi 200 mgL. Pada konsentrasi 100 mgL dapat dilihat bahwa trikoma

N. commune

masih tersusun dari sel-sel vegetatif berbentuk bulat dan tersusun rapat dengan sel heterokis yang berada diantaranya. Trikoma berbentuk filamen. Kondisi ini menunjukkan bahwa ion logam konsentrasi 100 mgL masih mampu ditoleransi oleh N. commune. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rai et.al. 1990 yang menyatakan logam berat akan bersifat toksik pada algae jika terdapat dalam konsentrasi yang tinggi. Namun, pada konsentrasi rendah, logam berat akan ditoleransi oleh algae. Sementara itu, pada konsentrasi 200 - 300 mgL tampak trikoma tersusun sedikit renggang dikarenakan terdapat sedikit sel 1 – 5 selbidang yang mengalami nekrosis. Pada konsentrasi 400 - 500 mgL tampak trikoma tersusun renggang yang dikarenakan ada sejumlah sel 5 – 10 selbidang yang mengalami nekrosis. Pada konsentrasi 600 mgL tampak trikoma tersusun berlepasan yang dikarenakan banyak sel 10 selbidangyang mengalami nekrosis. Gambar 24 menunjukkan pengaruh paparan berbagai variasi konsentrasi larutan logam kadmium terhadap perubahan warna koloni N. commune. Dari gambar 24 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan warna koloni

N. commune

dari hijau menjadi cokelat pada paparan logam berat kadmium konsentrasi 300 mgL – 600 mgL. Paparan logam kadmium konsentrasi 100 mgL dan 200 mgL tidak menyebabkan perubahan warna koloni

N. commune

. Perubahan warna koloni

N. commune

disebabkan karena berkurangya pigmen klorofil pada sel. Menurut Rai et al. 1990, Semakin meningkatnya konsentrasi logam berat kadmium akan menyebabkan semakin menurunnya jumlah klorofil pada sel. Toksisitas kadmium menyebabkan lisisnya dinding sel dan kerusakan pada membran tilakoid sehingga berakibat pada degradasi pigmen klorofil. Menurut Ramdhan dan Handjani 2008, degradasi klorofil akan menyebabkan pembentukan warna coklat phaeophytin . Hal ini perpustakaan.uns.ac.id commit to user disebabkan karena terlepasnya Mg dari struktur klorofil sebagai akibat toksisitas dari logam kadmium. Jika mengadung atom Mg maka klorofil akan berwarna hijau, sedangkan yang tidak memiliki ion Mg akan berwarna cokelat seperti minyak zaitun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa paparan konsentrasi logam kadmium memberikan pengaruh perubahan warna koloni

N commune

. Paparan logam kadmium pada konsentrasi tinggi dapat merubah warna koloni dari

N. commune

. Selain perubahan warna, paparan logam kadmium menyebabkan koloni

N. commune

memiliki konsistensi yang lebih lunak sehingga lebih mudah robek dibandingkan dengan

N. commune

yang belum terpapar logam berat kadmium. Secara normal,

N. commune

yang tidak terpapar logam berat kadmium memiliki struktur koloni yang kenyal dan tidak mudah robek. Perubahan warna dan tingkat kekenyalan koloni dapat digunakan untuk membedakan

N. commune

yang telah terpapar logam kadmium dengan konsentrasi tinggi dengan yang belum terpapar. Koloni

N. commune

yang terpapar logam berat kadmium secara umum lebih lunak sehingga mudah sobek dan pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat terjadi perubahan warna koloni menjadi cokelat terang hingga cokelat gelap. Sementara itu, pada

N. commune

yang tidak terpapar logam kadmium memiliki koloni yang berwarna hijau segar, kenyal dan tidak mudah sobek. Deskripsi untuk membedakan koloni

N. commune

yang telah terpapar logam dan yang belum terpapar logam berat kadmium menjadi penting sebab

N. commune

selain dimanfaatkan sebagai fikoremediator juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan. commit to user 77 Tabel 9. Variabel Pengamatan Koloni dan Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Berbagai Variasi Konsentrasi Parameter kontrol Perlakuan konsentrasi 100 mgL 200 mgL 300 mgL 400 mgL 500 mgL 600 mgL 1. Warna Koloni Hijau Hijau Hijau-kecoklatan cokelat cokelat cokelat cokelat 2. Trikoma a. Bentuk trikoma Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen, sedikit trikoma tidak beraturan Sebagian Filamen, sebagian trikoma tidak beraturan Sedikit Filamen, banyak trikoma tidak beraturan Trikoma tidak beraturan b. Susunan sel Tersusun rapat rapat Sedikit renggang Sedikit renggang renggang renggang berlepasan 3. Sel vegetatif Berbentuk bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat cokelat bulat cokelat 4. Akinet ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5. Heterokis ada ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 6. Kerusakan sel vegetatif Nekrosis - - + + ++ ++ +++ Keterangan: Tersusun rapat - : tidak ada sel nekrosis Sedikit renggang + : sedikit, 1-5 selbidang nekrosis Renggang ++ : sedang, 5-10 selbidang nekrosis Berlepasan +++ : banyak, 10 selbidang nekrosis Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 200 mgL – 600 mgL tampak adanya perubahan struktur morfologi sel

N. commune

. Fotomikroskopi

N. commune

pada konsentrasi 200 mgL – 600 mgL menunjukkan adanya susunan trikoma yang mulai tidak beraturan dan juga kematian sel vegetatif nekrosis. Nekrosis menyebabkan sel-sel vegetatif menjadi lisis sehingga tampak rongga diantara dua sel vegetatif yang ditunjukkan oleh tanda panah pada Gambar 23. Kerusakan sel bertambah seiring dengan peningkatan konsentrasi ion logam kadmium. Menurut Rai et al. 1990, logam berat seperti kadmium apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan algae dengan menghambat proses fotosintesis, proses fiksasi nitrogen dan proses pengambilan nutrien. Toksisitas kadmium pada algae terjadi pada membran sel, dimana ion logam kadmium akan teradsorbsi kedalam sel menggantikan ion K + . Hal ini menyebabkan terganggunya proses pompa ion Na + K + yang berakibat pada terganggunya homeostasis ionik dan cairan dalam sel. Terganggunya homeostasis ionik dapat menyebabkan pembengkakan seluler degenerasi sehinga mengakibatkan kerusakan membran sel. Berdasarkan hasil penelitian Rai et al. 1990, kerusakan membran sel akan meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga menyebabkan ion logam akan lebih mudah masuk ke dalam sel. Akibatnya ion logam yang bersifat toksis terakumulasi dalam sel dengan konsentrasi tinggi dan menyebabkan kematian sel. Hal ini didukung oleh pernyataan Kumar et al. 2007 bahwa kerusakan membran sel sebenarnya bersifat reversibel yaitu sel dapat kembali normal apabila penyebab degenerasinya dapat diatasi. Namun apabila penyebab degenerasi ini tidak dapat diatasi, dalam hal ini adalah ion logam kadmium yang dihilangkan, maka akan mengakibatkan kematian sel nekrosis Burkit et al., 1996. Berdasarkan analisis Tabel 9 diatas, kerusakan sel pada trikoma

N. commune

dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut: perpustakaan.uns.ac.id commit to user 79 Tabel 10. Penggolongan Tingkat Kerusakan Trikoma

N. commune

Tingkat Deskripsi Perlakuan Normal 1. Trikoma berupa filamen yang tidak bercabang 2. Trikoma tersusun rapat dari sel vegetatif yang berbentuk bulat dan berwarna hijau dengan akinet dan heterokis yang berada diantara atau diujungnya. 3. Trikoma tersusun rapat Kontrol dan Konsentrasi 100 mgL Tingkat 1 1. Trikoma berupa filamen yang tidak bercabang 2. Trikoma tersusun dari sel-sel vegetatif yang berbentuk bulat berwarna hijau dengan akinet dan heterokis yang berada diantaranya atau diujungnya 3. Terdapat sedikit sel vegetatif yang lisishancur sehingga trikoma tampak tersusun sedikit renggang. Konsentrasi 200 mgL Tingkat 2 1. Trikoma berbentuk filamen yang tidak bercabang, dengan sedikit trikoma yang tersusun tidak beraturan. 2. Trikoma terdiri dari sel-sel vegetatif yang berbentuk bulat berwarna hijau dengan akinet dan heterokis yang berada diantaranya atau diujungnya 3. Terdapat sedikit sel vegetatif yang lisishancur sehingga trikoma tampak tersusun sedikit renggang. Konsentrasi 300 mgL 80 Tingkat 3 1. Trikoma sebagian berbentuk filamen yang tidak bercabang dan sebagian tersusun tidak beraturan. 2. Trikoma terdiri dari sel-sel vegetatif yang berbentuk bulat berwarna hijau dengan akinet dan heterokis yang berada diantaranya atau diujungnya 3. Terdapat sel vegetatif yang lisishancur dalam jumlah sedang, sehingga trikoma tampak tersusun renggang. Konsentrasi 400 mgL Tingkat 4 1. Trikoma tersusun tidak beraturan dengan sedikit trikoma berbentuk filamen 2. Trikoma terdiri dari sel-sel vegetatif yang berbentuk bulat berwarna kecoklatan dengan akinet dan heterokis yang berada diantaranya atau diujungnya 3. Terdapat sel vegetatif yang lisishancur dalam jumlah sedang, sehingga trikoma tampak tersusun renggang. Konsentrasi 500 mgL Tingkat 5 1. Trikoma tersusun tidak beraturan 2. Trikoma terdiri dari sel-sel vegetatif yang berbentuk bulat berwarna coklat dengan akinet dan heterokis yang berada diantaranya atau diujungnya 3. Terdapat sel vegetatif yang lisishancur dalam jumlah banyak, sehingga trikoma tampak seperti berlepasan Konsentrasi 600 mgL Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa, pada

N. commune

yang terpapar logam kadmium pada konsentrasi 100 mgL masih tergolong normal. Hal ini disebabkan deskripsi trikoma pada konsentrasi ini sesuai dengan deskripsi morfologi sel yang normal.

N. commune

yang terpapar logam kadmium pada konsentrasi 200 mgL mengalami kerusakan sel tingkat 1.

N. commune

yang terpapar logam kadmium pada konsentrasi 300 mgL mengalami kerusakan sel tingkat 2.

N. commune

yang terpapar logam kadmium pada konsentrasi 400 mgL mengalami kerusakan sel tingkat 3.

N. commune

yang terpapar logam kadmium pada konsentrasi 500 mgL mengalami kerusakan sel tingkat 4.

N. commune

yang terpapar logam kadmium pada konsentrasi 600 mgL mengalami kerusakan sel tingkat 5. Dengan demikian, diketahui bahwa pada konsentrasi ion logam kadmium yang semakin tinggi, maka kerusakan sel yang terjadi juga semakin tinggi. Hal ini ditunjukkani dengan tingkat kerusakan yang semakin tinggi terhadap paparan logam berat kadmium pada konsentrasi yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan kapasitas remediasinya, yaitu pada konsentrasi ion logam yang semakin tinggi maka kapasitas remediasi mengalami penurunan. Penurunan kapasitas remediasi disebabkan karena berkurangnya sisi aktif dari permukaan

N. commune

karena kerusakan sel yang terjadi. Hal ini menyebabkan semakin banyak ion logam kadmium yang tidak dapat diremediasi, akibatnya jumlah ion kadmium yang ditemukan pada fase ruah sangat tinggi. commit to user 82 A B C D E F G Gambar 25. Struktur Morfologi Sel

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi Massa Fikoremediator dalam Larutan Kadmium dengan pH 8 dan Lama Kontak 10 menit. Perbesaran 400x. Keterangan: A: Kontrol, Perlakuan massa N. commune 0,1 g, B:Perlakuan massa N. commune 0,2 g, C: Perlakuan massa N. commune 0,3 g, D: Perlakuan massa N. commune 0,4 g, E: Perlakuan massa N. commune 0,5 g, F: Perlakuan massa N. commune 0,6 g ht: heterokis, v: sel vegetatif, ak: akinet, ht ht ht ak v v v v v v v v v v v v v ht ht 83 A B C D E F G Gambar 26. Perubahan Warna Koloni

N. commune

Pada Perlakuan Berbagai Variasi Massa Fikoremediator dalam Larutan Kadmium dengan pH 8 dan Lama Kontak 10 menit. Keterangan: A: Kontrol, Perlakuan massa N. commune 0,1 g, B:Perlakuan massa N. commune 0,2 g, C: Perlakuan massa N. commune 0,3 g, D: Perlakuan massa N. commune 0,4 g, E: Perlakuan massa N. commune 0,5 g, F: Perlakuan massa N. commune 0,6 g Gambar 25 menunjukkan dampak berbagai variasi massa

N. commune

pada remediasi ion logam konsentrasi 100 mgL terhadap struktur morfologi N. commune. Hasil fotomikroskopi menunjukkan tidak terjadinya perubahan struktur morfologi

N. commune

terhadap berbagai variasi massa. Hal ini dikarenakan pada percobaan ini digunakan konsentrasi 100 mgL yang merupakan konsentrasi ion logam kadmium yang masih mampu ditoleransi oleh

N. commune

tanpa menimbulkan dampak toksisitas. Dari Gambar 25 terlihat bahwa trikoma

N. commune

tersusun dari sel vegetatif berbentuk bulat hijau yang terusun rapat membentuk struktur filamen dengan heterokis yang berada diantara sel atau di ujung filamen. Pada preparat ini tidak ditemukan adanya akinet. Hal ini dikarenakan akinet yang berperan sebagai spora istirahat telah berkecambah menjadi filamen-filamen baru pada proses rehidrasi. Gambar 26 menunjukkan pengaruh berbagai variasi massa fikoremediator pada larutan kadmium konsentrasi 100 mgL pada pH 8 dengan lama kontak 10 menit terhadap perubahan warna koloni

N. commune

. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa tidak terjadi perubahan warna koloni

N. commune

setelah terpapar larutan kadmium konsetrasi 100 mgL pH 8 dengan lama kontak 10 menit pada berbagai variasi massa

N. commune

. Warna koloni

N. commune

yang terpapar logam kadmium konsentrasi tetap berwarna hijau sama seperti warna

N. commune

yang tidak terpapar logam kadmium Cd II. Hal tersebut dikarenakan pada percobaan ini digunakan konsentrasi 100 mgL yang merupakan konsentrasi ion logam kadmium yang masih mampu ditoleransi oleh

N. commune

tanpa menimbulkan dampak toksisitas. Dengan demikian diketahui bahwa massa fikoremediator tidak mempengaruhi perubahan struktur morfologi koloni N. commune. commit to user 85 Tabel 11. Variabel Pengamatan Koloni dan Morfologi Sel

N. commune

Pada Berbagai Variasi Massa Parameter kontrol Perlakuan massa 0,1 g 0,2 g 0,3 g 0,4 g 0,5 g 0,6 g 1. Warna Koloni Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau 2. Trikoma a. Bentuk trikoma Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang Filamen tidak bercabang b. Susunan sel Tersusun rapat rapat rapat rapat rapat rapat rapat 3. Sel vegetatif Berbentuk bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau bulat hijau 4. Akinet ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5. Heterokis ada ada ada Tidak ada ada ada ada 6. Kerusakan sel vegetatif Nekrosis - - - - - - - Keterangan: Tersusun rapat - : tidak ada sel nekrosis Sedikit renggang + : sedikit, 1-5 selbidang nekrosis Renggang ++ : sedang, 5-10 selbidang nekrosis Berlepasan +++ : banyak, 10 selbidang nekrosis Dari tabel 11 dapat diihat bahwa perlakuan berbaga variasi massa fikoremediator tidak ditemukan kerusakan sel

N. commune

berupa nekrosis sel vegetatif. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penurunan kapasitas remediasi ion logam kadmium seiring bertambahnya massa

N. commune

bukan dikarenakan kerusakan struktur morfologi sel

N. commune

melainkan karena terjadinya kenaikan sisi aktif, sehingga akan meningkatkan penyebaran ion logam kadmium. Penyebaran adsorbsi ion logam kadmium menyebabkan kapasitas adsorbsi per gram

N. commune

mengalami penurunan. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 87

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN