Dana yang terdapat pada Bank merupakan dana yang bersumber dari berbagai pihak. Pihak Bank memperoleh dana tersebut dengan melakukan perjanjian tertentu dengan
pihak-pihak yang memiliki dana tersebut. Sehingga ketika Bank menjalankan fungsinya Bank dapat berkedudukan sebagai kreditor dalam hubungannya dengan
pihak yang menerima dana dari pihak Bank, dan disisi lain Bank berkedudukan sebagai debitor ketika berhubungan dengan pihak yang memberikan dana.
2.2.2 TujuanBank Indonesia
Di dalam pasal 7 UUBank Indonesiasecara tegas dinyatakan bahwa “tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”. Kestabilan
nilai rupiah yang diinginkan oleh Bank Indonesia yaitu kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa, dan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain.
Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa diukur dengan atau tercermin dari perkembangan laju inflasi. Sedangkan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang
negara lain diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah kurs terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah tersebut sangat penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
16
16
Djoni S.Gazali dan Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta h.106.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-
undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan
intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efesien.
2.2.3 Tugas Bank Indonesia
Bank Indonesia mempunyai tugas sebagaimana tercantum dalam pasal 8 UUBank Indonesia, tugas tersebut terbagi menjadi 3 pilar yang merupakan 3 tiga
bidang utama tugas Bank Indonesia, yaitu : 1. tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2. tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; 3. tugas mengatur dan mengawasi Bank.
Dalam pasal 10 UUBank Indonesiaditegaskan bahwa dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan
sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang
ditetapkannya, serta melakukan pengendalian moneter dengan mempergunakan
berbagai cara, antara lain operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit pembiayaan.
Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang
melaksanakan dan
memberikan persetujuan
atau izin
atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, mewajibkan penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya, serta menetapkan penggunaan alat pembayaran.
a. Pengaturan dan penyelenggaraan kliring serta penyelesaian akhir transaksi terdapat dalam pasal 16 UUBank Indonesia.
Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah danatau valuta asing yang meliputi sistem kliring
domestik dan lintas negara. b. Mengeluarkan dan mengedarkan uang
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang
berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran. Bank
Indonesia juga berwenang menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan penentuan tanggal mulai
berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah terdapat pada pasal 19 UUBank Indonesia. Sebagai konsekuensinya, Bank Indonesia harus
menjamin ketersediaan uang di masyarakat dalam jumlah cukup dan dengan kualitas memadai.
Pasal 8 UUBank Indonesia menyatakan bahwa salah satu tugas Bank Indonesia adalah pengaturan dan pengawasan Bank. Dalam rangka
melaksanakan tugas ini, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu Bank,
melaksanakan pengawasan Bank, serta mengenakan sanksi terhadap Bank terdapat dalam pasal 24 UUBank Indonesia.
Berkaitan dengan kewenangannya, Bank Indonesia dapat. 1. Memberikan dan mencabut izin usaha Bank;
2. Memberikan izin pembukaan, penutupan, pemindahan kantor Bank; 3. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank;
4. Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu terdapat dalam pasal 26 UUBank Indonesia.
17
Guna mendukung tercapainya tujuan Bank Indonesia secara efektif dan efisien, maka ketiga tugas tersebut harus saling mendukung. Untuk mencapai
kebijakan moneter yang efektif dan efisien yang dilakukan dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar, diperlukan suatu sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman dan andal. Sementara itu, sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal tersebut juga tidak terlepas dari kondisi sistem perbankannya yaitu sistem
17
H. Malayu S.P.Hasibuan, 2011, Dasar-DasarPerbankan, Bumi Aksara, Jakarta, h.32.
perbankan yang sehat.Dalam hal ini, sistem perbankan yang sehat, selain mendukung kinerja sistem pembayaran, juga akan mendukung pengendalian moneter mengingat
mekanisme transmisi kebijakan moneter ke kegiatan ekonomi riil terutama berlangsung melalui sistem perbankan. Dengan keterkaitan yang saling mendukung
tersebut, maka pencapaian tujuan Bank Indonesia akan berhasil dengan baik.
18
Salah satu tugas Bank Indonesia adalah pengaturan dan pengawasan Bank, pengawasan
terhadap Bank oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dapat bersifat langsung atau pengawasan tidak langsung. Yang dimaksud pengawasan langsung adalah bentuk
pemeriksaan yang disertai dengan pengawasan tindakan tindakan perbaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengawasan tidak langsung dalam bentuk
penelitian, analisis, evaluasi laporan Bank.
2.3 Kepailitan