Flow Marshall Quotient HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai spesifikasi menurut Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 mimimal 250 kgmm. Nilai Marshall Quotient MQ untuk campuran AC – WC halus pada kadar aspal 5, 5,5, 6, 6,5, 7 berturut-turut adalah 920,99 kgmm, 1019,55 kgmm, 1047,61 kgmm, 894,94 kgmm, 733,07 kgmm seperti Gambar 5.3. Gambar 5.3 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan MQ Rata-Rata Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Gambar 5.3 menunjukkan bahwa pada kadar aspal 6,5 dan 7 nilai Marshall Quotient MQ menurun, ini disebabkan karena bertambah besarnya nilai pelelehan dan berkurangnya stabilitas. Faktor kekakuan sangat penting untuk mendapatkan campuran yang fleksibel. Bila campuran tidak cukup kaku maka akan mudah mengalami deformasi, sebaliknya bila campuran terlalu kaku maka campuran akan menjadi getas sehingga mudah retak.

5.7.4 Rongga Udara Dalam Campuran VIM

VIM merupakan pori yang tersisa setelah campuran dipadatkan. VIM dibutuhkan untuk tempat bergesernya butir-butir agregat akibat pemadatan tambahan yang terjadi oleh repetisi beban lalu lintas, atau tempat jika aspal menjadi lunak akibat meningkatnya temperatur. VIM yang terlalu besar akan mengakibatkan campuran berkurang kekedapan airnya, sehingga berakibat meningkatnya proses oksidasi aspal yang dapat mempercepat penuaan aspal dan menurunkan sifat durabilitas campuran. Nilai VIM marshall standar untuk campuran AC – WC halus pada kadar aspal 5, 5,5, 6, 6,5, 7 berturut-turut . . M ar ss ha ll Q uo tie t Kg Kadar Aspal Total sa pel sa pel sa pel i i u rata-rata adalah 10,772, 8,035, 5,352, 4,557, 3,918 . Syarat spesifikasi VIM Marshall untuk campuran AC – WC halus munurut Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 memiliki standar miminum 3,0 dan maksimum 5,0 , seperti Gambar 5.4. Gambar 5.4 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan VIM Marshall Rata-Rata Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Gambar 5.4 menunjukkan bahwa bertambahnya kadar aspal, nilai VIM semakin menurun, hal ini disebabkan karena rongga – rongga udara dalam campuran terisi oleh aspal secara keseluruhan. Nilai VIM Marshall Standar yang memenuhi spesifikasi dalam Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 adalah nilai VIM dengan kadar aspal 6,5 dan 7 5.7.5 Campuran Dengan Kepadatan Mutlak VIM PRD Derajat Kepadatan Mutlak Percentage Refusal Density, PRD adalah rasio antara kepadatan benda uji lapangan terhadap kepadatan refusal dalam satuan persen. Perencanaan campuran beraspal dengan PRD dilakukan sebagai pendekatan atau simulasi adanya pemadatan lanjutan oleh lalu-lintas. Dalam pembuatan benda uji PRD, kadar aspal yang dipergunakan adalah kadar aspal yang memberikan nilai VIM Marshall 6 dan 0,5 di atas dan di bawah dari kadar aspal tersebut. Untuk masing-masing kadar aspal dibuatkan 3 benda uji. Benda uji ini kemudian dipadatkan dalam cetakan mold dengan pemadatan getar atau dengan pengembangan pemadatan Marshall. . . VI M Kadar Aspal Total sa pel sa pel sa pel i i u aksi u rata-rata

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENUAAN DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE Pengaruh Penuaan Dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 1 22

PENDAHULUAN Pengaruh Penuaan Dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 3 7

PENGARUH PENUAAN DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE Pengaruh Penuaan Dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 1 12

Studei Sifat Campuran Asphalt Concrete Wearing Cours (AC-WC) Dengan Bahan Utama Bongkaran Aspal Beton Lama Dan Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Sebagai Filler.

0 0 1

Kinerja Stiffness, Fatigue dan Creep Campuran Aspal Panas Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 0 1

STUDI SIFAT CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN BAHAN UTAMA BONGKARAN ASPAL BETON LAMA DAN AUTOCLAVED AERATED CONCRETE (AAC) SEBAGAI FILLER.

0 0 11

Pengaruh Komposisi Agregat Kasar Terhadap Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC)

0 0 8

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE–WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN PENGGUNAAN ABU VULKANIK DAN ABU BATU SEBAGAI FILLER

0 0 12

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) TAMBAHAN LATEKS TERHADAP SIFAT MARSHALL

0 1 10

PENGARUH PENGGUNAAN ABU VULKANIK SEBAGAI FILLER TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS ASPHATL CONCRETE – WEARING COURSE (AC-WC) - POLSRI REPOSITORY

0 0 17