Berdasarkan pengujian titik lembek aspal, diperoleh hasil rata-rata titik lembek aspal sebesar 51°C, sehingga hasil pengujian memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan
Umum DPU 2010 rev.2 yaitu minimum ≥ 48°C.
5.3.4 Pengujian Titik Nyala Aspal
Pengujian titik nyala aspal dilakukan sebanyak dua kali. Hasil rata-ratanya pada Tabel 5.6.
Berdasarkan hasil pengujian titik nyala aspal, diperoleh hasil rata-rata titik nyala aspal sebesar 319,5°C, sehingga hasil pengujian memenuhi persyaratan Departemen
Pekerjaan Umum DPU 2010 dengan spesifikasi yaitu titik nyala ≥232°C.
5.3.5 Pengujian Kehilangan Berat Aspal
Pengujian kehilangan berat aspal dilakukan sebanyak dua kali. Hasil rata-ratanya pada Tabel 5.6. Berdasarkan pengujian kehilangan berat aspal, diperoleh hasil rata-rata
kehilangan berat aspal sebesar 0,445, sehingga hasil pengujian memenuhi spesifikasi, yaitu maksimum 0,8.
5.3.6 Pengujian Daktilitas Aspal
Pengujian daktilitas dilakukan sebanyak dua kali. Hasil rata-ratanya pada Tabel 5.6. Berdasarkan pengujian daktilitas aspal, diperoleh nilai rata-rata daktilitas sebesar 250
cm, sehingga hasil pengujian memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 dengan spesifikasi yaitu minimum 100 cm.
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Aspal Esso Penetrasi 6070 No
Jenis Pengujian Hasil
Satuan Spesifikasi
1 Penetrasi
66,45 mm
60-70 2
Titik Nyala 319,5
°C min 232 °C
3 Titik Lembek
51 °C
min 48 °C 4
Berat Jenis 1,11
grcm
3
min 1 5
Daktilitas 250
cm min 100
6 Kehilangan Berat Aspal
0,445 max 0,8
Sumber : Hasil Penelitian 2014
5.4 Hasil Penyesuaian Gradasi Bongkaran Aspal Lama RAP Reclaimed Asphalt Pavement dan Proporsi Material Sesuai Spesifikasi AC – WC Halus
Berdasarkan hasil analisa saringan dari sampel ekstraksi bongkaran aspal lama, diperoleh grafik yang kemudian dikoreksi dengan menambahkan sejumlah agregat halus
serta filler. Sehingga diperoleh bahwa gradasi bongkararn aspal lama mendekati spesifikasi gradasi dari campuran AC – WC halus dengan penambahan sejumlah agregat
kasar, agregat halus dan filleragar sesuai dengan syarat spesifikasi campuran AC – WC halus. Hasil Penyesuaian gradasi campuran Bongkaran Aspal Lama dapat dilihat pada
Gambar 5.4 yang menunjukan gradasi dari campuran bongkaran aspal lama yang telah disesuaikan dan dikoreksi sesuai dengan spesifikasi campuran AC - WC halus.
5.5 Rancangan Campuran Benda Uji Marshall
Untuk masing-masing kadar aspal dibuat tiga buah benda uji. Untuk perhitungan rancangan campuran dengan target variasi kadar aspal yaitu 5, 5,5, 6, 6,5 dan 7
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
5.6 Karakteristik Campuran AC – WC Halus
Dari hasil pengujian marshall, didapatkan data berupa nilai stabilitas dan flow. Nilai VIM, VMA, Marshall Quotient serta karakteristik campuran lainnya didapat dari hasil
perhitungan. Ringkasan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Nilai Karakteristik Campuran AC – WC Halus Pada Variasi Kadar Aspal
Karakteristik Campuran
Kadar Aspal Spec
5 5,5
6 6,5
7 Stabilitas
Kg 2543,57 3332,58 3753,86 3637,41
3313,03 Min. 800
Flow mm
2,78 3,27
3,59 4,08
4,61 Min.3
Marshall quotient
kgm m
920,99 1019,55 1047,61 894,94
733,07 Min. 250
VIM Marshall
10,772 8,035
5,352 4,557
3,918 3,0-5,0
VMA 18,825
17,281 15,829
16,081 16,472
Min. 15
VFB 43,409
53,917 66,466
71,679 76,243
Min. 65
Sumber : Hasil Penelitian 2014
Dari tabel terlihat secara umum nilai karakteristik campuran AC – WC halus cukup memenuhi standar Bina Marga.